Minggu, 29 Januari 2023 | By: namakuameliya

contoh proposal tesis tentang “Aplikasi Teori Lingusitik Modern Dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Untuk Siswa Sekolah Dasar “

 

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Tugas pendidikan yang terutama adalah memberikan bimbingan agar pertumbuhan anak dapat berlangsung secara wajar dan optimal. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan tentang hukum hukum dasar perkembangan kejiwaan manusia agar tindak pendidikan yang dilaksanakan berhasil guna dan berdaya guna. Beberapa hukum dasar yang diperhatikan dalam membimbing anak dalam proses pendidikan.

Pendidikan bahasa  yang diberikan di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting untuk menempuh pendidikan yang lebih lanjut. Pembelajaran bahasa arab yang diberikan sejak anak-anak berusia dini tentu mempunyai karakter dan tuntutan yang berbeda dengan pembelajaran bahasa arab untuk murid remaja dan dewasa, seiring dengan  perbedaan orientasi pembelajaran dan perbedaan karakteristik  siswa. Perbedaan tersebut akan berdampak pada pemilihan materi, metode, teknik, media, alat evaluasi dan tempat pembelajaran. Pembelajaran bahasa arab yang efektif dan efisien sejak dini akan mendapatkan sambutan hangat dari berbagai pihak, walau alasannya memang sangat ideologis yakni bahwa  penduduk indonesia mayoritas beragama islam. Keinginan masyarakat saat ini sudah mulai berkembang dan bersemangat dalam mempelajari agama khususnya al-Quran dan Hadist sebagai pedoam Umat Islam. [1]

Pembelajaran bahasa arab yang akan peneliti bahas disini adalah bahasa arab sebagai bahasa asing bukan bahasa arab sebagai bahasa ibu. Dalam pembelajaran bahasa arab dikalangan anak- anak sekolah dasar yaitu dikisaran usia 10-12 tahun. Diantara berbagai faktor mempengaruhi kesiapan siswa mempelajari bahasa asing adalah faktor usia. Ada berbagai pendapat yang mengatakan pembelajaran bahasa asing sejak dini semakin mudah jika dibandingkan saat dewasa. Adapula yang berpendapat pembelajaran bahasa sejak dini bukan merupakan jaminan keberhasilan. Alasan yang melatarbelakangi penolakan terhadap pembelajaran bahasa arab sejak dini antara lain : pertama orang dewasa lebih mampu mempelajari bahasa asing, kedua perlajaran bahasa asing menyulitkan anak-anak, ketiga  mempelajari bahasa asing dapat menghalangi anak-anak menguasai bahasa ibunya denga baik, keempat dualisme bahasa dapat menghalangi pertumbuhan kognisi dan efeksi dan anak - anak. Beberapa Alasan Para Pendukung Pembelajaran bahasa asing untuk anak - anak antara lain :

(a)   Semakin hari kebutuhan akan penguasaan bahasa asing semakin meningkat, karenanya harus dipersiapkan sejak dini.

(b)   Secara sosial banyak masyarakat yang menggunakan dua atau lebih bahasa untuk komunikasi sehari-hari. Ada pula beberapa negara yang mempunyai dua bahasa resmi.

(c)   Dari sudut pandang pendidikan, mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak sejak dini berarti membekali dengan wawasan hidup yang mengglobal.

(d)   Anak - anak mempunyai  kemampuan yang luar biasa untuk belajar banyak bahasa, diantaranya kemampuan anak untuk meniru bunyi-bunyi bahasa yang tidak dimiliki orang dewasa.

(e)   Berdasarkan penelitian terhadap perkembangan saraf - saraf otak manusia menunjukkan bahwa pada masa kanak – kanak kondisinya lebih  fleksibel sehingga mudah untuk diperkenalkan   dengan beberapa bahasa.

(f)    Perkembangan bahasa manusia bukan lahir begitu saja  tetapi harus dibiasakan.

(g)   Karena bahasa adalah kebiasaan maka membiasakan anak-anak untuk berbahasa dengan beberapa bahasa sekaligus sejak dini lebih mudah dibandingkan saat dewasa dimana kebiasaan berbahasanya sudah mapan dengan satu bahasa tertentu dan susah diubah atau diperbaiki.

(h)   Pengalaman beberapa negara ( seperti amerika, prancis dan jerman) dalam mengajarkan bahasa asing untuk anak-anak menunjukkan hasil yang menggembirakan. [2]

Dalam hal ini seorang pengajar / guru dituntut untuk dapat memilih secara selektif metode mana yang dapat digunakan dan sesuai tujuan, bahan (materi), alat bantu dan evaluasi yang telah ditetapkan. Ketika seorang guru bahasa mengajarkan tentang bahasa itu sendiri, baik bahasa yang biasa digunakan (bahasa sehari-hari) ataupun bahasa asing maka diperlukan sebuah ilmu bantu guna menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Kemudian salah satu ilmu yang paling terkait dengan pengajaran bahasa adalah linguistik.

Kata linguistik (linguistics-Inggris) berasal dari bahasa Latin “lingua” yang berarti bahasa. Dalam bahasa Perancis “langage-langue”; Italia “lingua”; Spanyol “lengua” dan Inggris “language”. Akhiran “ics” bahasa linguistics berfungsi untuk menunjukkan nama sebuah ilmu, yang berarti ilmu tentang bahasa, sebagaimana istilah economics, physics dan lain-lain. Menurut Pringgodigdo dan Hasan Shadili,  sebagaimana dikutip oleh Mansoer Pateda, “linguistik adalah penelaahan bahasa secara ilmu pengetahuan”. Sedangkan AS Hornby membagi kata lingustik ke dalam dua kategori, sebagai kata sifat dan kata benda. Linguistics sebagai kata sifat berarti “the study of language and languages”.

Dalam Bahasa Arab, linguistik disebut ilmu lughah. Pada mulanya kata ilmu lughah tidak digunakan dengan makna linguistic atau kajian bahasa. Kata ilmu lughah pertama kali digunakan oleh Ibnu Khaldun dalam karyanya “Al-Muqoddimah” dan dimaksudkan sebagai ilmu ma’ajim atau lecikology. Berikutnya kata ilmu lughah digunakan oleh Assuyuti dalam judul bukunya “Al-Mazhar Fi ulumi-l Lughah wa Anwa’uha”. Assuyuti pun menggunakan dengan makna lexicology. (dalam Hasanin,1984).[3] Sedangkan linguistics sebagai kata benda, berarti “the science of language; methods of learning and studying languages”. Dengan demikian, linguistik menurut AS Hornby berarti ilmu bahasa atau metode mempelajari bahasa.[4]

Linguistik dalam definisi yang paling sederhana adalah kajian bahasa secara ilmiah. Ini berarti bahwa kajian bahasa itu objektif, tidak subjektif. Objektivitas yang dituntut ini membawa ke stabilnya banyak fakta dan terbentuknya banyak metode serta penciptaan iklim ilmiah yang memberikan derajat tinggi tentang kerja sama dan saling tukar pengalaman kepada para linguis yang spesialis dalam berbagai bahasa.[5]

Objek kajian linguistic adalah bahasa. Bahasa, dalam bahasa arab disebut لغة  merupakan bentuk derivasi dari لَغَا  yang bersinonim dengan kata نطق  dan  تكلم  berarti “berbicara” yang dijelaskan oleh ‘Adil [6] sebagai berikut:

اللغة : اسم ثلاثي على وزن فُعَةٌ، أصله لُغْوَةٌ على وزن فُعْلَةٌ، فحذفت لامُه، وهو من الفعل الثلاثي المتعدِّي: لغا بكذا، أي تكلم؛ فاللغة هى التكلم، أي النطق الإنساني.

Secara terminology, ada beberapa pendapat tentang bahasa yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

1.       Dalam mu’zam ma’ani al-jaami’[7] bahasa didefinisikan sebagai bunyi tuturan manusia untuk mengungkapkan tujuannya (مَا يَتَكَلَّمُهُ الإِنْسَانُ مِنْ أَصْوَاتٍ يُعَبِّرُ بِهَا عَنْ أَغْرَاضِهِ) 

2.       Menurut ibnu Jinni[8] bahasa adalah bunyi yang digunakan oleh setiap bangsa untuk mengungkapkan tujuan-tujuannya (أصوات يعبر بها كل قوم عن أغراضهم)

3.       Menurut Kridalaksana, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.[9]

Bahasa adalah suatu sistem  simbol vokal yang arbiter , memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu  atau orang lain yang telah mempelajari sietem kebudayaan komunikasi atau berinteraksi. Dalam perkembangannya bahasa mempunyai berbagai definisi diantaranya : Menurut pei dan gaynor bahasa adalah suatu sistem komunikasi dengan bunyi, yaitu lewat alat ujaran dan pendengaran, antara orang-orang dari kelompok atau masyarakat tertentu dengan mempergunakan simbol-simbol vokal yang mempunyai arti arbiter dan konvensional.   Menurut  de vito Bahasa adalah sistem dari  simbol- simbol yang secara potensial mengacu kepada dirinya dan terstruktur yang mendatar benda - benda, kejadian-kejadian dan hubungan – hubungan dialam dunia. wardhaugh menjelaskan bahasa merupakan satu simbol vokal yang arbiter yang dipakai dalam komunikasi manusia. Green mengungkapkan bahwasanya bahasa diefinisikan sebagai perangkat kalimat yang mungkin, dan tata bahasa suatu bahasa sebagai aturan- aturan  yang membedakan antara kalimat yang bukan kalimat.  Dalam kamus webster’s  news collegiate distionary bahasa berarti satu alat yang seistematik untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, isyarat-isyarat atau ciri-ciri yang konvensioanal dan yang memiliki arti yang dimengerti.[10]

Suatu bahasa terbentuk dari satuan- satuan bunyi tertentu, dengan menyusun satuan-satuan bunyi tersebut terbentuklah berjuta – juta kata  dalam situasi yang beraneka ragam.  Setiap bahasa mempunyai khazanah ( inventory)  bunyi yang dipilih  dari semua kemungkinan  bunyi yang bisa diucapkan manusia yang berbeda ( atau mungkin berbeda )  dengan khazanah bunyi bahasa – bahasa lain. Misalnya bunyi bahasa arab berupa “dhaa” tidak bisa ditemukan dalam bahasa lain.

Pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak , berbicara, membaca dan menulis.  Salah satu  penentu kwalitas  ketrampilan berbahasa siswa , bahkan yang paling mementukan adalah kualitas dan kuantitas kosa kata yang dimiliki dan dikuasainya.  Semakin kaya seorang siswa dengan kosa kata, semakin besar pula kemungkinan dalam ketrampilan berbahasa.[11]

Ferdinand De Saussure mengartikan bahasa kedalam tiga bentuk, yaitu tuturan, aturan, dan semestaan. Namun secara garis besar pengertian dari bahasa adalah suatu perantara yang digunakan oleh sekelompok anggota sosial untuk saling berkomunikasi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa linguistik adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji tentang sistem lambang bunyi arbitrer, yang digunakan oleh sekelompok anggota sosial untuk berkomunikasi. Linguistik sering disebut sebagai linguistik umum. linguistik bersifat menyeluruh. Linguistik tidak hanya menyelidiki salah satu bahasa saja, akan tetapi menyelidiki seluruh bahasa yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya. Bahasa dipakai oleh kelompok manusia untuk bekerja sama dan berkomunikasi, dan karena kelompok itu banyak ragamnya sehingga mereka berinteraksi dengan berbagai lapangan kehidupan yang beraneka ragam pula keperluannya. Dengan demikian tidak heran bila bahasa memiliki berbagai variasi. Tiap manusia mempunyai kepribadian tersendiri,  setiap orang sadar atau tidak menggunakan ciri khas pribadinya dalam bahasanya, sehingga bahasa setiap orang pun mempunyai ciri khas yang sama sekali tidak sama dengan bahasa orang lain. Kita katakan tiap orang mempunyai idiolek. Ferdinand de Sausure (1857-1913), bapak Linguistik Modern, membedakan sistem bahasa yang ada dalam akal budi pemakai bahasa dalam kelompok sosial, yang disebut langue, dan manisfetasi serta realisasi fonis dan psikologis yang nyata dalam tiap pemakai bahasa yang disebut parole.[12]  Mengerti bahasa berarti pula seorang individu bisa menggabungkan  kata-kata untuk membentuk frase, dan kemudian frase disusun dan terbentuklah klausa atau kalimat.[13]

Dalam tesis  ini penulis berusaha mengaplikasikan pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan pendekatan teori linguistik modern yang menitik beratkan pada pemikiran ferdinan de saussure. Hal ini dikarenakan linguistik modern mempunyai beragam keunggulan dalam pengajaran bahasa. Dibanding dengan  linguistik tradisional yang selalu menerapkan pola-pola tata bahasa yunani dan latin dalam mendeskripsikan suatu bahasa. 

Linguistik modern berasal dari  sarjana swis ferdinan de saussure, yang bukunya Coursde linguistique generale ( mata pelajaran linguistik umum) terbit pada tahun 1916. De saussure membedakan ( kata prancis) langue dan langage. Ia membedakan juga parole ( tuturan). Bagi de saussure Langue adalah slaah satu bahasa ( misalnya bahasa arab, bahasa indonesia, bahasa inggris dll)  sebagai suatu “ sistem”  sebaliknya langage berarti bahasa sebagai sifat khas makhluk manusia, seperti dalam ungkapan “ manusia memiliki bahasa, binatang tidak memiliki bahasa ) . Parole “ tuturan”  adalah bahasa sebagaimana  dipakai secara konkret seperti logat, ucapan, perkataan, dalam ilmu linguistik, para sarjana sering menggunakan istilah-istilah tersebut ( langue, langage dan parole) sebagai istilah profesional.  ( istilah prancis langage dieja tanpa huruf u, sedangkan dalam bahasa inggris menggunakan huruf u yaitu language). Dengan memakai istilah ferdinan de saussure, dapat  rumuskan bahwa ilmu linguistik tidak hanya meneliti salah satu langue saja, tetapi juga langage itu, yaitu bahasa pada umumnya.[14]

Teori linguistik  utamanya berkenaan dengan pasangan ideal pembicara – pendengar  dalam suatu masyarakat bahasa yang homogen, yang mengetahui bahasanya secara sempurna  Perkembangan ilmu linguistik yang begitu cepat membawa perubahan-perubahan mendasar yang berkenaan dengan pengajaran bahasa.Ini berarti linguistik sangat berperan dalam memberikan arahan tentang berbagai metode pengajaran bahasa. Mengenai kaitan linguistik dan pengajaran bahasa, Soenardji menjelaskan sebagai berikut: Analisis ilmiah atas berbagai gejala yang terumuskan menjadi kaidah fonologik, morfologik dan sintaktis diproses menjadi bahan ajar dalam pengajaran bahasa.[15]

Semua bahasa dimuka bumi mempunyai tujuan sama memungkinkan umat manusia mengekspresikan dirinya supaya dirinya dimengerti oleh orang lain. Artinya bahwa semua bahasa itu  memiliki dasar-dasar yang sama . Awal studi ilmiah dengan pendekatan bahasa dimulai sejak terbitnya Course de Linguitique Generale ( 1916) karya sarjana Swiss, Ferdinan de Saussure yang dianggap sebagai pelopor linguistic modern. Dalam membatasi cakupan studi  linguistik , Saussure mengungkapkan bahwasanya linguistik hanya mempunyai satu-satunya bahasan pokok system bahasa ditinjau dari sudut bahasa dan untuk bahasa itu sendiri.[16] 

Linguistic modern / strukturalis  berusaha mendeskripsikan bahasa  berdasarkan ciri  ciri atau sifat khas  yang dimiliki bahasa itu. Pandangan ini adalah sebagai akibat dari konsep– konsep atau pandangan – pandangan baru  terhadap bahasa  dan studi bahasa yang dikemukakan oleh bapak linguistik  modern yaitu ferdinan de saussure. [17]Dasar-dasar kajian linguistik modern yang diletakan Saussure, yaitu  synchronic-diachronic, langue parole, signifier-signified, arbitrary-motivated, dan syntagmatic-paradigmatic, telah memodernkan tidak hanya kajian linguistik tetapi juga kajian disiplin ilmu lain.

Dalam buku  beberapa madzhab dan dikotomi linguitik karya A Chaedar Alwashilah mengungkapkan bahwa saussure menurunkan tiga istilah yaitu Langage ( bahasa manusia secara umum) yang terdiri atas Langue ( sistem bahasa) dan Parole ( tingkah berujar). Langage adalah kemampuan untuk berbahasa yangt ada pada setiap manusia normal karena pembawaan, tetapi harus didukung oleh stimulus dari lingkungan untuk pengembangan yang sempurna. Ini Dimungkinkan denga adanya dua macam fasilitas yang dimiliki manusia yaitu pertama fasilitas fisik berupa organ-organ ujaran ( lidah, mulut, bibir, gigi, hidung, tenggorokan dan lain sebagainya) dan yang kedua   fasilitas non fisik (ruh,akal, pikiran dan rasa yang universal)  Langage dengan demikian merupakan tiongkah laku bahasa yang universal, lebih banyak diminati para ahli antropologi dan biologi. [18]

Saussure sendiri bekonsentrasi pada dikotomi langue - parole. Langue mengacu pada sistem bahasa yang abstrak. Sistem ini dimaklumi oleh semua anggota  masyarakat. Sistem ini mendasari semua ujaran dari setiap individu. Langue bukanlah suatu ujaran nyata. Langue ini stabil dan sistematik, karena stabil dan sistematiklah maka langue ini bersifat umum dan merupakan kebersamaan bahasa dari satu masyarakat ujaran.[19]

Aplikasi secara bahasa menurut kbbi penggunaan atau penerapan. Ibnu khaldun berkata, “Sesungguhnya pengajaran itu merupakan profesi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan kecermatan karena sama halnya dengan pelatihan kecakapan yang memerlukan kiat, strategi dan ketelatenan, sehingga menjadi professional. Metode pengajaran bahasa Arab modern adalah metode pengajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat. Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan mampu memahami ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab. Metode yang lazim digunakan dalam pengajarannya adalah metode langsung (tariiqah al – mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar bahasa.

Aspek pembelajaran bahasa meliputi berbagai aspek ketrampilan diantaranya ketrampilan mendengarkan, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca dan terakhir ketrampilan penulis. Dari keempat ketrampilan ini penulis mencoba untuk menganalisis pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan teori linguitik modern. Teori ini mengajarkan bahasa dengan berbagai sistem yang menurut hemat peneliti sangat cocok jika diaplikasikan kepada siswa-siswa sekolah dasar yang notabennya masih menggunakan bahasa ibu sebagai bahasa utamanya.

Dalam tesis ini penelliti memilih siswa sekolah dasar sukawarna 5 kelas 4 dan 5 sebagai objek penelitian. Hal ini disebabkan sekolah ini mempunyai murid-murid yang tertarik dalam pembelajaran bahasa arab selain itu sekolah tersebut mempunyai berbagai prestasi yang cukup membanggakan dalam dunia pendidikan. Pentingnya penulis memilih lingustik modern sebagai sebuah metode pembelajaran bahasa arab adalah karena pembelajaran bahasa arab menggunakan metode ini lebih mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar dibandingkan metode pembelajaran menggunakan teori linguistik lainnya.  Yang pada akhirnya teori dari teori linguistik modern ini lahirlah beberapa metode pembelajaran diantaranya metode langsung dan metode bahasa dengar ( Audio-Lingual Method). Adapun hasil dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pemahaman siswa khususnya kemahiran dlam mendengar dan membaca teks-teks arab maupun kosa kata bahasa arab. Maka dari itu peneliti membuat penelitian ini dengan judul  Aplikasi Teori Lingusitik Modern Dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Untuk Siswa Sekolah Dasar 

B.    RUMUSAN MASALAH

Penelitian ini dititik beratkan Kepada metode pembelajaran Bahasa arab dengan menggunakan teori linguistik modern. Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah,  maka akan dirumuskan masalah pokok penelitian yang berkisar pada hal-hal sebagai berikut: 

a.      Bagaimana Aplikasi Lingustik Modern terhadap  pembelajaran Bahasa Arab untuk siswa sekolah dasar   ?

b.     Bagaimana Efektifitas Pembelajaran Bahasa Arab Menggunakan Metode     Lingustik modern  untuk siswa sekolah dasar ?

c.      Bagaimana  Pemahaman Siswa sekolah dasar  Terhadap Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Menggunakan Metode Linguistik Modern ?

 

C.    TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

a.      Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.   Untuk menggambarkan dan menguraikan tentang Aplikasi Lingustik Modern terhadap  pembelajaran Bahasa Arab

2.   Untuk menggambarkan dan menguraikan Keefektifan Teori Lingustik Modern terhadap  pembelajaran Bahasa Arab

3.   Untuk menggambarkan dan menguraikan Pemahaman Siswa Terhadap Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Menggunakan Metode Linguistik Modern

4.   Memberikan gambaran tentang penelitian tesis dengan menggunakan pendekatan Linguistik.

 

D.    KAJIAN PUSTAKA

Dalam pencarian diberbagai perpustakan peneliti belum menemukan penelitian dengan menggunakan judul dan teori linguistik modern ferdinan de saussure. Akan tetapi peneliti menemukan beberapa  hasil karya berupa tesis yang membahas mengenai linguistic dan beberapa metode pembelajaran yang serupa diantaranya  diantaranya

Yang pertama karya Luthfi Muhyiddin yang Berjudul  Konsep Al-Qiyas (Analogy) Pemikiran Ibn Jinni Dalam Linguistik Arab. Metode penelitian yang digunakan adalah library research ( studi pustaka) . Tesis ini merupakan sebuah penelitian yang bersifat telaah literatur untuk mengkaji dan meneliti pemikiran seorang tokoh linguis bahasa Arab yang terkenal dari Aliran Bagdad mengenai konsep analogi dalam bahasa Arab (al-qiyas). Kajian ini menitikberatkan pada hasil pemikiran inovatif dari seorang Ibn Jinni atas konsep al-qiyas sehingga mampu mengubah paradigma para ahli bahasa Arab terhadap konsep ini, baik dari segi definisinya maupun aplikasi dan implementasinya pada kajian linguistik Arab. Dikarenakan kajian ini merupakan bagian dari kajian yang bersifat deskriptif kualitatif, maka sebagai upaya untuk mendapatkan data yang akurat peneliti menggunakan metode simak dengan teknik pustaka dan teknik catat. Sedangkan untuk analisis datanya digunakan metode analisis data deskriptif dengan teknik telaah referensi dan teknik telaah isi, sedangkan untuk penyajian data hasil akhir dari penelitian menggunakan metode informal agar bersifat praktis dengan pemakaian bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti. Dari penelitian ini, dihasilkan beberapa poin utama: pertama, Ibn Jinni berhasil mengubah konsep al-qiyas secara teoritis dan praktis. Kedua, al-qiyas menjadi dasar pengambilan hukum atau kaidah dalam kajian gramatika Arab baik pada tataran sintaksis maupun morfologi.  Ketiga, konsep al-qiyas Ibn Jinni juga dapat dimanfaatkan dalam kajian dialektologi Arab, Ibn Jinni menentukan dialek-dialek bahasa Arab kedalam kategori yang bisa dimanfaatkan sebagai landasan al-qiyas dan yang tidak bisa dijadikan landasan al-qiyas.[20]

Penelitian yang kedua adalah tesis karya singgih kuswardono yang berjudul “pembentukan istilah linguistik dalam bahasa arab (analisis morfologis dan sintaksis)” Penelitian ini selain mengkaji cara pembentukan istilah linguistik Arab fokus tema morfologi pada Kamus Istilah Linguistik Arab yang berjudul Dictionary of Linguistic Terms English-Arabic karya Ramzi Munir Baalbaki terbitan Dar El-Ilm Lil Malayin tahun 1990 juga mengkaji aspek gramatikal istilah-istilah linguistik dalam kamus tersebut. Dari penelitian ini ditemukan sejumlah 413 istilah dibentuk dengan cara terjemah, 376 istilah dibentuk dengan cara regenerasi, dan 55 istilah dibentuk dengan penyerapan. Sedangkan istilah yang dibentuk dengan penyerapan yang semua berjenis mu’arrab (integrasi) dibentuk dengan penyelarasan fonologis, morfologis, dan sintaksis. Dari klasifikasi tersebut ditemukan 233 istilah yang konsepnya tidak ditemukan dalam tradisi morfologi Arab namun dapat dipakai atau diterapkan dalam morfologi Arab. Istilah-istilah linguistik Arab tersebut dibentuk mengikuti bermacammacam struktur/ pola (wazn) dan forma (shi’il, 256 istilah berforma ism mansub, 118 istilah berforma ism maf’ul, 52 istilah berforma ‘adad, 11 istilah berforma ism tafdhibihah, 5 istilah berforma fi’l madhin, 3 istilah berforma fi’l mudhari’, dan 2 istilah berforma ism makan. Selain itu beberapa gabungan satuan istilah disatukan oleh beberapa konstruksi, yaitu 423 konstruksi na’tiy, 198 konstruksi idhafiy, 21 konstruksi jariy, 4 konstruksi ‘athfiy, 3 konstruksi mazjiy, 2 konstruksi isnadiy, dan 2 konstruksi tamyiz. [21]

Yang ketiga tesis karya Aaam Malikatus Saadah,  yang berjudul “ Penerapan Metode Pembelajaran Index Card Match dan Team Quiz dalam meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Quran Hadist  ( penelitian tindakan pada siswa kelas VIII MTS Kifayatul Achyar Kota Bandung).  Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Quran Hadist sebelum menggunakan metode pembelejaran ini , mengetahui penerapan metode pembelajaran tersebut dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian  Tindakan kelas dengan pendekatan metode kualitatif. Urutan kegiatan penelitian ini mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode ini terbukti adanya peningkatan dalam pembelajaran dan pemahaman siswa. Kelebihan tesis ini mempunyai banyak halaman yang terdiri dari isi , dokumentasi dan berbagai lampiran dan kelemahannya adalah penelitian dengan menggunakan metode tindakan kelas sangat sederhana untuk penelitian Tesis.

Yang keempat Tesis karya mulyana Yusup yang berjudul “ Efektifitas aplikasi pendekatan contekstual teaching and learning dengan menggunakan perangkat multimedia  dalam pembelajaran agama islam di SMP Pasundan 1 Bandung” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang penerapan pendekatan Contextual Teaching and learning dengan menggunakan perangkat multimedia dalam pembelajaran agama Islam di Smp pasundan 1 Bandung, pelaksanaan  pendekatan contextual teaching dan learning dengan menggunakan perangkat multimedia dalam pembelajaran agama islam, factor pendukung dan factor penghambat dan keberhasilannya.  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode action rearch. Pengumpulan data dilakukan dengan cara merefleksi hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidikan dan peserta didik di kelas. Hasil penelitian ini mencapai target pembelajaran dan efektif.

 

E.    KERANGKA BERFIKIR

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri individu atau siswa. Perbuatan sebagai hasil dari proses belajar dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku[22]. Ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang  ada pada individu yang belajar. Dengan demikian belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Oleh sebab itu belajar adalah  proses aktif dan proses mereaksi terhadap semua situasi  yang ada disekitar individu. Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dikalangan ahli psikologi mendefinisikan makna belajar namun intinya belajar merupakan proses perubahan prilaku individu berdasarkan praktik dan pengalaman.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi  perubahan prilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun faktor eksternal  yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran tugas guru  yang paling utama adalah mengusahakan situasi yang tepat sehingga memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar bagi peserta didik. Peran guru sangat penting dalam proses belajar mengajar di kelas karena mempengaruhi keberhasilan siswa.[23]

Guru bahasa arab yang kompeten dituntut untuk dapat menampilkan keahliannya di depan kelas.  Salah satu keahlian tersebut  adalah kemampuan menyampaikan pelajaran kepada siswa. Untuk dapat menyampaikan  pelajaran kepada siswa. Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengen efektif dan efisien, guru perlu mengenal berbagai jenis teknik untuk mengajarkan bunyi, kosa kata dan tata bahasa,  tiga komponen bahasa yang penting selain makna yang diusung dengan komponen tersebut.  Dalam pengajaran bahasa asing, komponen bahasa perlu diajarkan secara khusus karena  kompetensi ini dapat dipandang sebagai prasyarat untuk menguasai kompetensi komunikatif atau tindak berbahasa, baik yang bersifat reseptif maupun produktif. Pengajaran komponen bahasa memiliki peranan yang sangat penting. Karena ia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran bahasa.

Proses pembelajaran bahasa yang mengakui peranan penting penguasaan komponen bahasa dalam pembentukan ketrampilan berbahasa akan memberikan perhatian khusus kepada pengajaran komponen bahasa, karna ia merupakan bahan pokok yang akan digunakan  untuk membangun ketrampilan. Pengajaran komponen bahasa dan ketrampilan bahasa hanya bisa dipisahkan secara teoritis  untuk memberikan fokus perhatian   dalan pembelajaran, tetapi secara praktis  kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan karena merupakan satu kesatuan yang membentuk bahasa. Dalam pandangan banyak ahli bahasa, bahasa dianggap terdiri dari bagian-bagian yang dapat dipisahkan dan dibedakan satu dari yang lain. Bagian – bagian yang dikenal sebagai kompenen bahasa itu, terdiri dari bunyi bahasa (ashwath), kosakata (mufradat) dan tata bahasa ( sharf-nahwu/tarkib).[24]

Bahasa selalu menjadi perhatian para ilmuwan. Maka dari itu peneliti mencoba menganalisis metode pembelajaran dengan menggunakan ilmu kebahasaan yaitu linguistik.  Linguistik adalah  studi bahasa secara ilmiah dan struktur bahasa adalah fokus utamanya, tujuan dan objek utamanya adalah bagaimana orang menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.  Ada pula yang berpendapat bahwa untuk mendekati bagaimana orang berbahasa ialah melalui gagasan  keadaan mental atau pikiran.[25]

Berdasarkan objek kajiannya, apakah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu linguistik dapat dibedakan menjadi tradisional, linguistik struktural, linguistik tranformasional, linguistik generatif semantik, linguistik relasional, dan linguistik sistemik. Linguistik teoritis berusaha mengadakan penyelidikan bahasa hanya untuk menemukan kaidah-kaidah yang berlaku dalam objek kajiannya itu. Jadi, kegiatannya hanya untuk kepentingan teori belaka. Linguistik terapan berusaha mengadakan penyelidikan bahasa untuk kepentingan memecahkan masala-masalah praktis yang terdapat dalam masyarakat. Misalnya, untuk pengajaran bahasa, penyusunan kamus, dan pemahaman karya sastra.[26]

Linguistik modern yang biasa juga disebut sebagai Lingusitik Struktural  berkembang sebagai ketidak puasan para peneliti bahasa terhadap aliran tradisional. Untuk memahami bahasa secara utuh , harus dikaji strukturnya ( bagian internal bahasa). Jadi bahasa didudukkan sebagai bahasa , tanpa ditambahi beban apapun. Bahasa adalah objek penelitian.

Tokoh tokoh pengembang struktural yang paling berpengaruh antara lain Ferdinan de Saussure ( 1857-1913 M) adalah seorang linguis asal swiss yang dinobatkan sebagai bapak pelopor linguistik modern, Ferdinan de saussure seorang ahli linguistik kebangsaan Swiss yang dianggap sebagai bapak linguistik modern- menegaskan bahwa objek linguistik mencakup:

a.                Langage (Inggris; Linguistic disposition) adalah bahasa pada umumnya

b.               Langue (Inggris; language) berarti bahasa tertentu seperti bahasa Inggris

c.                Parole (Inggris; speech) berarti logat, ucapan atau tuturan.

Pemikirannya tentang bahasa yang dikategorikan menjadi tiga pilar tersebut berkembang menjadi bahan penelitian dan referensi oleh para peneliti bahasa hingga sekarang.[27]

Ferdinan De Saussure ( 1857-1913) dianggap sebagai bapak  linguistik modern berdasarkan pandangan- pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguitique Generale yang disusun  dan diterbitkan oleh Charles Bally dan Albert Sechehay tahun 1915 ( dua tahun setelah de Saussure Meninggal) berdasarkan catatan kuliah. Selama De Saussure memberi kuliah di Universitas Jenewa tahun 1906-1911. Buku tersebut sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa kedalam bahasa inggris diterjemahkan oleh Wade Baskin ( terbit 1966) dalam bahasa indonesia diterjemahkan oleh Rahayu Hidayat ( Terbit 1988 ).

Saussure melihat kebermaknaan sebuah tanda bersifat relasional dengan tanda lainnya, bukan karena kesamaan fisik antara tanda itu dengan makna atau konsepnya. Salah satu jenis relasi paling penting dalam pandangan Saussure adalah oposisi biner. Berikut ini akan diuraikan beberapa gagasan besar Saussure yang bagi kita lebih mudah dipahami dalam bentuk oposisi biner seperti diachronc-synchronic, langue-parole, signifiant-signifie, arbitrary-motivated, dan syntagmatic-paradigmatic. [28]

Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep

a)     Telaah Singkronik dan Diakronik, Ferdinan de Saussure membedakan telaah bahasa secara sinkronik dan telaah bahasa secara Diakronik. Yang dimaksud dengan telaah bahasa secara sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa pada suatu kurun waktu tertentu saja. Misalnya, mempelajari bahasa Indonesia yang digunakan pada zaman jepang atau pada masa tahun lima puluhan. Sedangkan telaah bahasa diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa, atau sepanjang zaman bahasa itu digunakan oleh para penuturnya. Jadi kalau mempelajari bahasa arab secara diakronik maka harus dimulai sejak zaman Zahiliyah sampai zaman sekarang. Dengan demikian bisa dikatakan telaah bahasa secara diakronik adalah jauh lebih sukar dari pada telahh bahasa secara sinkronik. Pada zaman itu banyak para peniliti bahasa yang ditak mengetahui jika bahasa bisa dianalisis dengan dua  cara. Karena kebanyakan dari mereka meneliti dengan pendekatan Diakronik.

b)     La Langue dan La Parole.  Ferdinan de saussure membedakan adanya apa yang disebut La langue dan La parole . yang dimaksud dengan la langue adalah kesuluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat. Bahasa, sifatnya abstrak. Sedangkan yang dimaksud  dengan la parole adalah pemakaian atau realisasi langue oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa, sifatnya konkret karena parole itu tidak lain daripada masyarakat bahasa, sifattnya konkret  karena parole itu tidak lain daripada realitas fisis yang berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain. Dalam hal ini yang menjadi obyek telaah linguistik adalah langue, yang tentu saja dilakukan melalui parole, karena parole itulah wujud bahasa yang konkret, yang dapat diamati dan diteliti.

c)     Signifiant dan Signifie.  Ferdinan de saussure mengemukakan teori bahwa setiap tanda atau tanda linguitik ( sign atau sign linguistic) dibentuk oleh dua buah komponen yang tidak dapat terpisahkan, yaitu komponen signifiant dan komponen signifie.  Yangt dimaksud dengan signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis  bunyi yang timbul dalam pikiran manusia. Untuk lebih jelas, ada yang menyamakan signie sama dengan kata , signifie sama dengan makna dan signifiant sama dengan bunyi bahasa dalam bentuk urutan fonem – fonem tertentu.  Hubungan antara Signifiant dengan signifie sangat erat, karena keduanya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan.

d)     Hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Ferdinan de Saussure membedakan adanya dua macam hubungan, yaitu hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik. Yang dimaksud dengan hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun  secara berurutan, bersifat linear. Hubungan Sintagmatik ini terdapat, baik dalam tataran fonologi , morfologi, maupun sintaksis. Hubungan sintagmatik pada tataran fonologi tampak pada urutan fonem-fonem pada sebuah kata yang tidak dapat diubah tanpa merusak makna kata itu. Umpamanya pada kata kita terdapat hubungan fonem- fonem  dengan urutan /k,i,t,a/. Apabila urutannya diubah , maka maknanya akan berubah, atau tidak bermakna sama sekali. Adapun hubungan pradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan yang bersangkutan. Hubungan paradigmatik dapat dilihat dengan cara substitusi , baik pada tataran fonologi .

Saussure dikenal sebagai pendiri ilmu yang mempelajari tanda atau semiotika walaupun Saussure sendiri menyebutnya bukan semiotika tetapi semiologi. Saussure mengatakan bahwa bahasa merupakan sebuah sistem tanda yang mengungkapkan pikiran atau gagasan, dan oleh karenanya dapat dibandingkan dengan sistem tulisan, sistem alfabet orang bisu-tuli, ritual simbolis, rumus kesantunan, sinyal militer, dan lainnya. Lebih jauh Saussure mengemukakan bahwa satu bidang ilmu yang merupakan bagian dari psikologi sosial dan karenanya merupakan bagian dari psikologi umum dapat dilahirkan; Ia menyebutnya semiologi (dari bahasa Yunani, semeion”tanda”. Dalam pemikirannya Semiologi akan memperlihatkan apa yang membentuk tanda dan bagaimana aturan yang menentukannya . Mengenai kaitan antara linguistik dan semiologi. menjelaskan bahwa dalam pandangan Saussure, linguistik merupakan bagian dari semiologi dan yang disebut terakhir ini akan menentukan karakteristik dan ciri apa saja yang menyebabkan bahasa menjadi sebuah sistem yang terpisah dalam totalitas fakta semiologis.

Selain melahirkan semiotika, Saussure juga dikenal sebagai Bapak Linguistik modern. Culler (1976) mengatakan bahwa Saussure merupakan Bapak linguistik modern yang menata ulang kajian bahasa secara sistematis sehingga memungkinkan prestasi yang dicapai ahli bahasa pada abad 20. Pencapaian itu membuat Saussure menjadi seorang Master modern: master sebuah disiplin yang ia buat modern. Salah satu bukti bahwa pengaruh Saussure begitu kuat dalam kehidupan kita adalah keberadaan sejumlah warisan pemikiran Saussure yang hingga saat ini masih terus dibicarakan dan menjadi bahan kajian yang tiada henti tidak hanya dalam disiplin ilmu bahasa dan sastra tetapi juga dalam disiplin ilmu lainnya seperti antropologi, sosiologi, musik dan film, sejarah, arsitektur dan periklanan. Seperti akan dibahas lebih rinci dalam pembahasan berikutnya, Saussure melihat kebermaknaan sebuah tanda bersifat relasional dengan tanda lainnya, bukan karena kesamaan fisik antara tanda itu dengan makna atau konsepnya. Salah satu jenis relasi paling penting dalam pandangan Saussure adalah oposisi biner. Berikut ini akan diuraikan beberapa gagasan besar Saussure yang bagi kita lebih mudah dipahami dalam bentuk oposisi biner seperti diachronc-synchronic, langue-parole, signifiant-signifie, arbitrary-motivated, dan syntagmatic-paradigmatic.[29]

Pengaruh  pendekatan saussure  begitu besar terutama  kurang lebih tiga puluh tahun setelah terbit buku Course de Linguistiquw Generale ( 1916 ). Saussure sendiri berkonsentrasi pada dikotomi lawgue-parole. Langue  mengacu pada sistem bahasa  yang asbtrak. Sistem ini  demikian dimaklumi oleh semua  anggota masyarakat ujaran. Sistem ini mendasari semua ujaran dari setiap individu . Langue bukanlah  suatu ujaran yang terdengar, tulisan yang terbaca , melainkan satu sistem peraturan yang umum dan mkendasari  semua ujaran nyata. Langue ini stabil dan sistematik, karena stabil dan sistematiklah maka Langue ini bersifat umum  dan merupakan kebersamaan bahasa dari satu masyarakat ujaran.

1)     Ciri-Ciri Aliran Struktural

a)     Berlandaskan pada faham behaviourisme Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap (stimulus-response).

b)     Bahasa berupa ujaran. Ciri ini menunjukka bahwa hanya ujaran saja yang termasuk dalam bahasa . dalam pengajaran bahasa teori struktural melahirkan metode langsung dengan pendekatan oral. Tulisan statusnya sejajar dengan

c)     gesture.

d)     Bahasa merupakan sistem tanda (signifie dan signifiant) yang arbitrer dan konvensional. Berkaitan dengan ciri tanda, bahasa pada dasarnya merupakan

e)     .paduan dua unsur yaitu signifie dan signifiant. Signifie adalah unsur bahasa yang berada di balik tanda yang berupa konsep di balik sang penutur atau disebut juga ]makna. Sedangkan signifiant adalah wujud fisik atau hanya yang berupa bunyi ujar.

f)      Bahasa merupakan kebiasaan (habit) Berdasarkan sistem habit, pengajaran bahasa diterapkan metode drill and practice yakni suatu bentuk latihan yang terus menerus dan berulang-ulang sehingga membentuk kebiasaan.

g)      Kegramatikalan berdasarkan keumuman.

h)      Level-level gramatikal ditegakkan secara rapi. Level gramatikal mulai ditegakkan dari level terendah yaitu morfem sampai level tertinggi berupa kalimat. Urutan tataran gramatikalnya adalah morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat. Tataran di atas kalimat belum terjangkau oleh aliran ini.

i)      Analisis dimulai dari bidang morfologi.

j)      Bahasa merupakan deret sintakmatik dan paradigmatik

k)     Analisis bahasa secara deskriptif.

l)      Analisis struktur bahasa berdasarkan unsur langsung.

 

 

2)     Keunggulan Aliran Struktural

a)     Aliran ini sukses membedakan konsep grafem dan fonem.

b)     Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan

c)     Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyrakat awam.

d)     Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.

e)     Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.

f)      Bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan secara tegas.

Pada akhirnya hasil dari pemikiran ferdinan de Saussure yang akan diteliti dalam tesis ini adalah hubungan antara linguistik modern karya de Saussure dengan beberapa metode yang biasa digunakan dalam pengajaran bahasa arab. Peneliti menemukan dua metode pembelajaran yang menurut hemat peneliti sangat cocok dengan teori ini yaitu

Yang pertama  Metode langsung (al Thariiqatu al Mubaasyarah) Penekanan pada metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara guru dan peserta didik dengan menggunakan bahasa Arab tanpa sedikitpun menggunakan bahasa ibu, baik dalam menjelaskan makna kosa kata maupun menerjemah, (dalam hal ini dibutuhkan sebuah media). Perlu menjadi bahan revisi disini adalah bahwa dalam metode langsung, bahasa Arab menjadi bahasa pengantar dalam pengajaran dengan menekankan pada aspek penuturan yang benar ( al – Nutqu al – Shahiih), oleh karena itu dalam aplikasinya, metode ini memerlukan hal-hal berikut;

a)     Materi pengajaran pada tahap awal berupa latihan oral (syafawiyah)

b)     Materi dilanjutkan dengan latihan menuturkan kata-kata sederhana, baik kata benda (isim) atau kata kerja ( fi’il) yang sering didengar oleh peserta didik.

c)     Materi dilanjutkan dengan latihan penuturan kalimat sederhana dengan menggunakan kalimat yang merupakan aktifitas peserta didik sehari-hari.

d)     Peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih dengan cara Tanya jawab dengan guru/sesamanya.

e)     Materi Qiro’ah harus disertai diskusi dengan bahasa Arab, baik dalam menjelaskan makna yang terkandung di dalam bahan bacaan ataupun jabatan setiap kata dalam kalimat.

f)      Materi gramatika diajarkan di sela-sela pengajaran,namun tidak secara mendetail.

g)     Materi menulis diajarkan dengan latihan menulis kalimat sederhana yang telah dikenal/diajarkan pada peserta didik.

h)     Selama proses pengajaran hendaknya dibantu dengan alat peraga/media yang memadai.[30]

Yang kedua adalah metode bahasa dengar ( Audio – Lingual Method) Tujuan utama pengajaran bahasa asing seperti bahasa arab melalui metode ini adalah kemahiran- kemahiran  mendengarkan, sehingga siswa mampu mengerti / lebih cepat memahami suatu ujaran bahasa arab. Pembiasaan yang berulang-ulang terhadap bunyi  atau ucapan – ucapan bahasa sampai menimbulkan kepekaan (sensitifitas ) alat indra ( telinga) sehingga lebih mudah dipahami.[31]

F.     LANGKAH LANGKAH PENELITIAN

Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.    Penentuan sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 SDN NEGRI SUKAWARNA 5.

b.   Penentuan jenis data

Data dalam penelitian ini adalah Teks/Wawancara Mengenai Pemahaman Pembelajaran Bahasa Arab Menggunakan Teori Linguistik Modern Terhadap Siswa Kelas 4 dan 5  SDN Sukawarna 5.

 

c.    Teknik pengumpulan data penelitian

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang digunakan,  dilaksanakan dengan menggunakan studi kepustakaan,  baik berupa buku,  catatan,  maupun laporan hasil penelitian.  Teknik ini digunakan,  karena jenis penelitiannya  merupakan penelitian kualitatif.

Tahapan-tahapan yang ditempuh adalah:

1)   Membaca dan mempelajari hasil dan teori penelitian  secara berulang-ulang.

2)   Mengumpulkan dan mengidentifikasikan data-data serta literatur yang dianggap berhubungan dengan teori linguistik modern.

3)   Mengumpulkan dan mengidentifikasi hasil penelitian lapangan menjadi sebuah laporan yang tersusun.

4)   Melakukan pembacaan dan pencatatan berulang-ulang terhadap data.

5)   Mendeskripsikan data-data dan literatur serta menyusunnya secara sistematis dalam bentuk laporan awal.

d.   Analisis Data Penelitian

Data yang berupa teks/wacana yang telah terkumpul kemudian dianalisis menjadi kelompok –kelompok sosial yaitu Agama,  Ekonomi dan Politik yang kemudian dikaji dengan pendekatan sosiologi sastra.

e.    Merumuskan simpulan

Simpulan merupakan proses akhir dari kegiatan penelitian untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah

f.    Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif yang merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif  pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.

G.   Hipotesis

Teori linguistik modern merupakan teori yang paling terkenal dikalangan dunia barat. Apalagi ferdinan de saussure sebagai pencetus aliran / madzhab linguistik modern dinobatkan sebagai bapak linguistik. Deangan alasan tersebut penulis merasa penting untuk membuat sebuah penelitian yang dilatar belakangi oleh keilmuan ferdinan de saussure. Dalam hal ini peneliti mencoba mengaplikasikan teori tersebut kedalam sebuah pembelajaran bahasa arab. Peneliti tertarik untuk meneliti teori linguistik modern dan diaplikasikan kedalam pembelajaran bahasa arab terhadap anak usia sekolah dasar khususnya kelas 4 dan 5  karena menurut hemat peneliti pengajaran bahasa dengan metode ini jauh lebih mudah dan menguntungkan pagi pemberi materi maupun penerima materi karena jauh lebih mudah dipahami dan diapliklasikan daripada teori linguitik Tradisional yang cenderung kaku dalam pembelajaran bahasa.

H.   SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan dalam tesis ini berisi empat bab yaitu

Bab pertama latar belakang, rumusam masalah, manfaat dan kegunaan penelitian

Bab kedua berisi tentang landasan teori , penjelasan singkat mengenai linguistik, linguistik modern, dan sub bab mengenai pengaplikasian teori pembelajaran bahasa arab terhadap siswa sekolah dasar.

Bab ketiga berisi profil sekolah, cara pengaplikasian teori linguistik modern, hasil penelitian

Bab keempat berisi kesimpulan daftar pustaka dan lampiran.

 

G. DAFTAR PUSTAKA

  Fahchrurrozi Aziz Dkk. “ teknik pembelajaran bahasa arab” Bandung, pustaka Cendekia Cet I., 2011.

 Imam Asori, Sintaksis Bahasa Arab, Malang, Misykat, 2004.

 A.Chaedar Alwasilah,.  Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa Bandung, 1993.

  Fahmi Hijaji Muhamad “ Terjemah Pengantar Linguistik Arab”  Bandung ., PSIBA PRESS. 2008.  PDF

 عادل خلف، اللغة والبحث اللغوي (القاهرة: مكتبة الآداب، 1994م)،.

 المعجم الوسيطdalamمعاجم اللغة العربية (HTML file, www.maajim.com/, 29/10/2015: 10.24 AM)

 محمود فهمي حجازي، مدخل إلى علم اللغة (القاهرة: دار قباء، دون السنة)، ص 10.

  Alwasilah, A. Chaedar “ Bebebrapa mazhab dan dikotomi teori linguistik “. Angkasa. , Bandung, 2015.

  Verhaar J.W.M “ Asas-Asas Linguistik Umum” Gajah Mada University Press, Bandung., cet VII 2010.

 J.W.MVerharr, Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2008.

   Chaer abdul “ linguistik umum” Rineka cipta., Bandung. 2012

   Electronik library universitas gajah mada “http://etd.repository.ugm.ac.id “ diakses pada tanggal 22 februari 2016 pukul 21.00

  Electronik library universitas gajah mada “http://etd.repository.ugm.ac.id”  diakses pada tanggal 22 februari 2016  pukul 21.24

  Muhibbin syah “ psikologi pendidikan ,( Bandung : Rosda Karya, 2000 ) Hal 92

  Abin syamsudin makmun, psikologi kependidikan, Bandung: Remaja Rosda karya, 2004 hal 155

 Ferdinand De Saussure, Course in General Linguistics, (New York: Mc Graw-Hill Book Company, 1996)

   Chaer  Abdul , 2003 “ Linguistik umum “Jakarta  penerbit Rineka Cipta  

   Sukyadi Didi, 2003 " Dampak Pemikiran Saussure Bagi Perkembangan Linguistik Dan Disiplin Ilmu Lainnya" .Electronik Library Universitas Pendidikan Indonesia Di Unduh Pada Tanggal 26 November 2015

 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011)                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  



[1] Suhada idad, landasan pendidikan ; bandung . 20151 halaman 7

[2] Fahchrurrozi Aziz Dkk. “ teknik pembelajaran bahasa arab” Bandung, pustaka Cendekia Cet I., 2011 hal 160

[3]Imam Asori, Sintaksis Bahasa Arab, Malang, Misykat, 2004,hal 19.

[4]A.Chaedar Alwasilah,.  Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa Bandung, 1993.

[5] Fahmi Hijaji Muhamad “ Terjemah Pengantar Linguistik Arab”  Bandung ., PSIBA PRESS. 2008.  PDF hal  12

[6]عادل خلف، اللغة والبحث اللغوي (القاهرة: مكتبة الآداب، 1994م)، ص 51.

[7]المعجم الوسيطdalamمعاجم اللغة العربية (HTML file, www.maajim.com/, 29/10/2015: 10.24 AM)

[8]محمود فهمي حجازي، مدخل إلى علم اللغة (القاهرة: دار قباء، دون السنة)، ص 10.

 

[9]Abdul Chaer, op. cit. hlm. 32.

[10] Alwasilah, A. Chaedar “ Bebebrapa mazhab dan dikotomi teori linguistik “. Angkasa. , Bandung, 2015. Hal 4-5

[11] Fahchrurrozi Aziz Dkk. “ teknik pembelajaran bahasa arab” Bandung, pustaka Cendekia Cet I., 2011 Hal 27

[12] Alwasilah, A. Chaedar “ Bebebrapa mazhab dan dikotomi teori linguistik “. Angkasa. , Bandung, 2015. Hal 10

[13] Alwasilah, A. Chaedar “ Bebebrapa mazhab dan dikotomi teori linguistik “. Angkasa. , Bandung, 2015. Hal 14

[14] Verhaar J.W.M “ Asas-Asas Linguistik Umum” Gajah Mada University Press, Bandung., cet VII 2010. Hal  3

[15]J.W.MVerharr, Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2008.

[16] Alwasilah, A. Chaedar “ Bebebrapa mazhab dan dikotomi teori linguistik “. Angkasa. , Bandung, 2015. Hal

[17]  Chaer abdul “ linguistik umum” Rineka cipta., Bandung. 2012 halaman  346

[18]  Alwasilah, A. Chaedar “ Bebebrapa mazhab dan dikotomi teori linguistik “. Angkasa. , Bandung, 2015. Hal 132

[19] Alwasilah, A. Chaedar “ Bebebrapa mazhab dan dikotomi teori linguistik “. Angkasa. , Bandung, 2015. Hal 133

[20]  Electronik library universitas gajah mada “http://etd.repository.ugm.ac.id “ diakses pada tanggal 22 februari 2016 pukul 21.00

[21] Electronik library universitas gajah mada “http://etd.repository.ugm.ac.id”  diakses pada tanggal 22 februari 2016  pukul 21.24

[22] Muhibbin syah “ psikologi pendidikan ,( Bandung : Rosda Karya, 2000 ) Hal 92

[23] Abin syamsudin makmun, psikologi kependidikan, Bandung: Remaja Rosda karya, 2004 hal 155

[24] Fahchrurrozi Aziz Dkk. “ teknik pembelajaran bahasa arab” Bandung, pustaka Cendekia Cet I., 2011 Hal 20

[25] Alwasilah, A. Chaedar “ Bebebrapa mazhab dan dikotomi teori linguistik “. Angkasa. , Bandung, 2015. Hal 21

[26]Ferdinand De Saussure, Course in General Linguistics, (New York: Mc Graw-Hill Book Company, 1996)

[27]  Chaer  Abdul , 2003 “ Linguistik umum “Jakarta  penerbit Rineka Cipta   halaman 3

[28] Chaer  Abdul , 2003 “ Linguistik umum “Jakarta  penerbit Rineka Cipta   halaman   50

[29]  Sukyadi Didi, 2003 " Dampak Pemikiran Saussure Bagi Perkembangan Linguistik Dan Disiplin Ilmu Lainnya" .Electronik Library Universitas Pendidikan Indonesia Di Unduh Pada Tanggal 26 November 2015 Halaman 3

[30]Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011)

[31] Izzan ahmad, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung. Humaniora. Halaman 123


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar

Introduction