DAFTAR ISI
Daftar isi
Pembelajaran Bahasa
Arab Bagi Non Arab
A. Pendahuluan
B. Bahasa Arab Sebagai
bahasa Asing ( Bahasa Kedua)
C. Aspek-Aspek
Pembelajaran Bahasa Arab
a) Aspek Fonologi
b) Aspek Mufrodat
c) Aspek Tata Kalimat Sintaksis
d) Aspek Semantik / Arti
e) Aspek Sosio-Kultural
D.
Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab
1. pendekatan integratif.
2. pendekatan ketrampilan (skill) dalam
pembelajaran bahasa arab
3. pendekatan komunikatif
4. Pendekatan Fungsional
5. pendekatan struktural.
E. Metode
Pembelajaran Bahasa Arab
1. Metode Gramatika-Terjemah
2. Metode Langsung
3. Metode Audiolingual
4. Metode Komunikatif
F. Teknik
Pembelajaran Bahasa Arab
G. Kesimpulan
Daftar pustaka
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BAGI NON ARAB
A. Pendahuluan
Menguasai bahasa merupakan standar yang
sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga dalam perkembangannya
bahasa mempunyai ragam dan bentuk yang berbeda-beda dalam setiap kelompok
masyarakat. dalam perkembangannya setiap individu di haruskan untuk menguasai
lebih dari satu bahasa yaitu bahasa ibu dan bahasa nasional. Dalam makalah ini
penulis mencoba menguraikan mengenai pembelajaran bahasa arab bagi non arab.
Bahasa
sebagai alat komunikasi merupakan saranaperumusan maksud, melahirkan
perasaan, dan memungkinkan manusia berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa
sebagai alat komunikasi diperoleh manusia sejak lahir sampai usia lima
tahun,yang dikenal dengan istilah pemerolehan bahasa. Setiap individu
dianugerahi kemampuan berbahasa. Bahasa tersebut diperoleh, diwarisi
dan ditumbuh kembangkan dari waktu kewaktu. Sejak lahir manusia
telah memiliki kemampuan dan kesiapan untuk memperoleh dan mempelajari
bahasa. Hal initerlihat bahwa manusia tidak memerlukan banyak usaha untuk mampu
berbicara. Orang yang dalam jangka waktu cukup lama terus menerus
mendengar pengucapan suatu bahasa, biasanyaia akan mampu mengucapkan bahasa
tersebut tanpa instruksi khusus atau direncanakan. Bahkan banyak peneliti
mengenai penguasaan bahasa meyakini bahwa anak-anak dari berbagai konteks
sosial yang luas mampu menguasai bahasa Ibu merekatanpa terlebih
dahulu diajarkan secara khusus dan tanpa penguatan yang jelas
Kajian tentang pemerolehan bahasa muncul dari
pertanyaan-pertanyaan seputar hubungan bahasa dengan menusia, seperti:
bagaimana seorang anak masuk dalam dunia bahasa? Bagaimana pengetahuan tentang
bahasa muncul pada masa kanak-kanak, dan bagaimana cara berkembangnya? Apa
dasar dari proses pemerolehan bahasa? Apa jenis pengetahuan linguistik yang
anakanak munculkan pada masa pertumbuhan?1 Pertanyaan-pertanyaan di atas
menjadi semacam milequestions dalam teori pemerolehan bahasa, baik mengenai
proses pemerolehan bahasa pertama (mother language) pada anak, maupun proses
pemerolehan bahasa asing (second language acquisition/foreign language
acquisition) pada Individu non-native di Indonesia terhadap pemerolehan bahasa
Arab.
B. Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing (Bahasa Kedua)
Bahasa Arab bagi non arab dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi
dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan
secara integral. Adapun keempat keterampilan berbahasa di atas secara berurutan
adalah; keterampilan mendengar/menyimak, keterampilan bercakap, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis. Oleh karena itu, pembelajarannya pun harus
mengacu kepada pemberian bekal bagi peserta didik, agar mereka dapat
berkomunikasi secara aktif dan pasif.[1]
Problematika pembelajaran bahasa Arab yang
dihadapi oleh anak-anak non Arab (termasuk Indonesia) jauh berbeda dengan
problematika anak-anak Arab atau penutur asli sendiri (native speaker). Mereka
tidak lagi belajar menyimak (الاستماع atau listening) dan berbicara (المحادثة
atau speaking), karena dari kecil sudah dapat berbahasa Arab. Mereka
mempelajari bahasa Arab hanya untuk tujuan membaca dan menulis. Sementara
anak-anak yang bukan penutur asli (non Arab), seperti anak Indonesia
mempelajari bahasa Arab dengan tujuan untuk menguasi empat keterampilan
berbahasa tersebut, yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Inilah
yang menjadi problema dasar dalam pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, karena
keterampilan bahasa Arab mereka masih kurang. Oleh karena itu, problematika
yang dihadapi anak Indonesia jauh lebih kompleks 5 maka tentu
permasalahan-permasalahan lainnya pun kompleks juga.[2]
Bahasa Arab merupakan bahasa yang memiliki
fungsi istimewa dari bahasa- bahasa lainnya, sebab bahasa Arab sempurna dan
fasih karena mempunyai aturan-aturan tertentu yang dapat dipegangi, saling
berkaitan antara satu dengan yang lain, lafaz-lafaz yang ada di dalam hurufnya,
bentuknya maupun keadaannya. Bahasa Arab juga memiliki nilai sastra yang
bermutu tinggi bagi mereka yang mengetahui dan mendalaminya. Disamping itu,
bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an mengkomunikasikan kalam Allah yang
mengandung uslub bahasa yang sangat mengagumkan manusia. Manusia tidak akan
mampu menandinginya. Hal ini merupakan suatu ketetapan yang tidak perlu
diragukan dan dibantah
Sementara itu, Mahmud Yunus dalam bukunya
Metode Khusus Bahasa Arab mengatakan bahwa tujuan mempelajari bahasa Arab
adalah supaya paham dan mengerti apa-apa yang dibaca dalam salat, mengerti
membaca al-Qur’an agar dapat mengambil petunjuk dan pelajaran dari padanya,
kemudian dapat mempelajari ilmu-ilmu agama Islam dari sumber aslinya yang
berbahasa Arab, serta dapat berbicara bahasa Arab untuk berhubungan dan
berkomunikasi langsung dengan kaum muslimin di luar negri. Bahasa Arab adalah
bahasa masa sekarang yang telah menjadi bahasa ilmiah.[3]
Dalam
pembelajaran bahasa ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan
konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode dan teknik. Edward M Anthony
dalam artikelnya “Approach, Method and Technique” ketiga istilah
tersebut sebagai berikut:
1. Pendekatan, yang
dalam bahasa Arab disebut madkhal adalah seperangkat asumsi
berkenaan dengan hakikat bahasa dan hakikat belajar mengajar bahasa. Pendekatan
bersifat aksiomatis atau filosofis yang berorientasi pada pendirian, filsafat,
dan keyakinan yaitu sesuatu yang diyakini tetapi tidak mesti dapat dibuktikan.
2. Metode,
yang dalam bahasa Arab disebut thariqah adalah
rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur
atau sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Jika pendekatan
bersifat aksiomatis, maka metode bersifat prosedural. Sehingga dalam satu
pendekatan bisa saja terdapat beberapa metode.
3. Sedangkan Teknik,
yang dalam bahasa Arab disebut uslub atau yang populer dalam
bahasa kita dengan strategi, yaitu kegiatan spesifik yang diimplementasikan di
dalam kelas, selaras dengan pendekatan dan metode yang telah dipilih. Teknik
bersifat operasional, karena itu sangatlah tergantung pada imajinasi dan
kreativitas seorang pengajar dalam meramu materi dan mengatasi dan memecahkan
berbagai persoalan di kelas.[4]
C. Aspek-Aspek Pembelajaran Bahasa Arab
Bahasa apapun di dunia memiliki beberapa
aspek bahasa yang satu dengan yang lainnya tidak boleh dipisah-pisahkan ketika
mempelajari bahasa dan ketika mengajarkan bahasa termasuk bahasa Arab.
Aspek-aspek itu meliputi aspek tata bunyi, aspek kosakata, aspek tata kalimat,
aspek semantik/arti dan aspek sosio-kultural.
a) Aspek Fonologi
Fonologi dimaknai sebagai ilmu tentang bunyi
bahasa, terutama yang mencakup sejarah dan teori perubahan bunyi.[5]
Pada aspek ini, pembelajaran meliputi; perbedaan bunyi antara satu fonem dengan
fonem yang lain, stress / tekanan bunyi dalam kata dan intonasi (tekanan bunyi
dalam kalimat). Terkait dengan aspek bunyi, Yayan Nurbayan menjelaskan bahwa
metoda paling baik untuk menjelaskan perbedaan antara dua bunyi adalah dengan
Tsunaiyyatus Shughra. Yang dimaksud dengan Tsunaiyyatus Shughra adalah dua kata
yang berbeda dalam makna akan tetapi ada kemiripan dalam pengucapannya.
Perbedaanya hanya pada satu bunyi. Contoh : زال, سال Bunyi yang berbeda bisa
pada awal, tengah, atau akhirnya.[6]
b) Aspek Mufrodat
Kosakata atau mufradat sama dengan
perbendaharaan kata. Ditinjau dari segi bahasa, kata “mufradat” merupakan
bentuk jamak dari kata “mufradah” diartikan sebagai satuan atau unit bahasa
yang tersusun secara horizontal sesuai dengan sistem gramatika (nahwu) tertentu
yang berfungsi sebagai pembentuk kalimat. Kosakata juga merupakan salah satu
unsur bahasa yang sangat penting, karena berfungsi sebagai pembentuk ungkapan,
kalimat, dan wacana. Sedemikian pentingnya kosakata / mufradat, sehingga ada
yang berpendapat bahwa pembelajaran bahasa Arab harus dimulai dengan
mengenalkan dan membelajarkan kosakata/ mufradat itu baik dengan cara dihafal
atau dengan cara yang lain. Namun demikian, pembelajaran kosakata / mufaradat
tidaklah identik dengan belajar bahasa itu sendiri, karena kosakata / mufradat
tidak akan bermakna dan memberi pengertian kepada pendengar atau pembacanya
jika tidak dirangkai dalam sebuah kalimat yang benar dan kontekstual menurut
gramatika dan sistem semantik yang baku.[7]
Dengan karakter bahasa Arab yang pembentukan
katanya beragam dan fleksibel tersebut, problem pengajaran kosakata bahasa Arab
akan terletak pada keanekaragaman bentuk marfologis (wazan) dan makna yang
dikandungnya, serta akan terkait dengan konsep-konsep perubahan derivasi,
perubahan infleksi, kata kerja (af’al / verb), mufrad (singular), mutsanna
(dual), jamak (plural), ta’nists (feminine), tazkir (masculine), serta makna
leksikal dan fungsional.8 Misalnya kata تناول , maknanya tidak sekedar “makan”
dan “minum” semata melainkan dapat diartikan “mengambil”, “meraih”, “menerima”
dan sebagainya.
c) Aspek Tata Kalimat Sintaksis
Tata kalimat adalah pelajaran mengenai
susunan kalimat. Dalam bahasa arab, pengaturan antar kata dalam kalimat atau
antar kalimat dalam klausa atau wacana merupakan kajian ilmu Nahwu. Bahkan
hubungan itu tidak hanya menimbulkan makna gramatikal, tetapi juga mempengaruhi
baris akhir masing-masinga kata yang kemudian disebut dengan I’rab.[8]
d) Aspek Semantik / Arti
Dalam bahasa Arab istilah ini dikenal dengan المعنى
علم atau الدلالة علم . Semantik adalah bagian dari linguistik yang mempelajari
teori makna. Semantik/arti juga diartikan ilmu yang mengajarkan tentang seluk
beluk dan pergeseran arti kata-kata.11 Bahasa adalah simbol bunyi yang
mempunyai arti dan digunakan oleh sekelompok manusia untuk mengungkapkan isi
hatinya. Simbol-simbol bunyi yang tersusun secara sistematis dalam kata atau
kalimat tidak akan berfungsi sebagai massage atau risalah apabila tidak
memperhatikan semantik/arti. Terlebih arti suatu kata atau kalimat bisa berubah
sesuai waktu dan tempat.[9]
e) Aspek Sosio-Kultural
Bahasa adalah sesuatu yang lahir dari
masyarakat dan merupakan salah satu aspek sosial. Bahasa adalah cerminan dari
suatu bangsa pemakai bahasa. Mempelajari suatu bahasa berarti mempelajari
kultur bangsa penutur bahasa itu. Faktor nonlinguistik yang dianggap sebagai
sebab timbulnya problem dalam pendidikan bahasa Arab antara lain: Perbedaan
sosio kultural bangsa Arab dengan sosio kultural pelajar (Indonesia), sarana
dan prasarana fisik, tempat dan waktu[10]
D. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab
1. pendekatan integratif
Pendekatan integratif merupakan pendekatan
dengansistem terpadu atau gabungan. Pendekatan integratif atauterpadu adalah
rancangan kebijaksanaan pengajaranbahasa dengan bahasa dengan menyajikan
bahan-bahan pelajaran secara terpadu, yaitu dengan menyatukan,menghubungkan
atau mengaitkan bahan pelajaran sehinggatidak ada yang berdiri atau
terpisah-pisah. Sedangkanpendekatan terpadu ini terdiri dari dua macam,
yaituintegral internal dan integral eksternal.
2. pendekatan ketrampilan (skill) dalam pembelajaran
bahasa arab
Pendekatan keterampilan (skill) dalam
pembelajaranbahasa Arab adalah pendekatan yang menekankan kepada para peserta
didik untuk mampu bersikap lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran bahasa
Arab agar mencapai tujuan pembelajaran bahasa Arab yaitu mampu menguasai serta
mengaplikasikan keterampilan- keterampilan bahasaArab istima’, qiro’ah,
kalamdan kitabah dalam kehidupan sehari - hari.Prinsip- prinsip yang harus
diperhatikan dalam pendekatan keterampilan pembelajaran bahasa
Arabmeliputi" kemampuan mengamati, menghitung, mengukur, mengklasikasikan,
menemukan hubungan, membuat prediksi melaksanakan penelitian,mengumpulkan dan
menganalisis data, menginterpretasikan dan mengkomunikasikan hasil.
3. pendekatan komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan
pada pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalamberkomunikasi merupakan
tujuan yang harus dicapai dalampembelajaran bahasa. Melihat bahwa fungsi utama
bahasaadalah komunikasi. Hal ini berarti materi ajar bahasa harusberupa materi
yang praktis dan pragmatis.
Berbahasa yang baik dan komunikatif bagi
masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung eksistensi dankesuksesan dalam hidupnya.
Sehingga pendekatan komunikatif dipahami sebagai pendekatan paling tepat karena
lebih sesuai dengan hakikat dan fungsi bahasa. Dandalam pembelajaran bahasa
Arab yang menggunakan pendekatan komunikatif ini tentunya memerlukan lingkungan
yang kondusif, model yang otoritatif, komitmenyang tinggi dan kontinuitas.
4. Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional adalah pendekatan
yangdilakukan seorang pengajar terhadap Individu didik denganmendayagunakan
nilai guna dari suatu ilmu khususnyabahasa untuk kepentingan hidup Individu
didik. #elebihan pendekatan fungsional diantaranya Individu dapat merasakan
manfaat ilmu yang sudah dipelajari disekolah dan Individu dapat menerapakan
ilmu yang di dapat disekolah dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkankelemahan
pendekatan fungsional diantaranya adalah pendekatan ini tidak dapat diterapkan
apabila guru tidak mengetahui bagaimana pengaplikasian suatu materi dalam
kehidupan sehari-hari.
5. pendekatan struktural
Pendekatan struktural menuntut para
pelajarnya untukmemahami rumus-rumus dan istilah-istilah bahasa, danpelajar
diharuskan untuk menghafalkan model-modelkalimat atau fungsi kata. Dalam bahasa
Arab bisa dilihat dari pembelajaran dengan pendekatan struktural dituntut untuk
mengetahuai fi’il, fa;il dan maf’ul dan masih banyak istilah-istilah ilmu
bahasa yang lain. Individu dapat menghafalkan kaidah-kaidah bahasa dengan baik,
namun mereka kurang terampil dalam pemakaian bahasa itu sendiri. Dengan kata
lain, Individu menjadi kuat pengetahuan bahasanya, tetapi lemah dalam kemampuan
berbahasanya.
E. Metode Pembelajaran Bahasa Arab
1. Metode
Gramatika-Terjemah
Adalah metode yang berasumsikan bahwa semua bahasa di
dunia dasarnya sama, dan tata bahasa adalah cabang dari logika. Metode ini didasari
oleh pendekatan teori tradisional. Teori ini melihat bahasa secara preskriptif,
artinya bahasa yang baik dan benar adalah menurut para ahli bahasa, bukan yang
digunakan oleh penutur asli di lapangan. Sehingga metode kaidah dan terjemah
melihat bahasa secara preskriptif, dengan demikian kebenaran bahasa brpedoman
pada petunjuk tertulis, yaitu aturan-aturan gramatikal yang ditulis oleh ahli
bahasa, bukan menurut ukuran guru.
2. Metode
Langsung
Metode ini berasumsi bahwa belajar bahasa asing sama
dengan belajar bahasa ibu, yakni penggunaan bahasa secara langsung dan intensif
dalam komunikasi.[11] Selain
itu, metode ini juga didasarkan atas asumsi yang brsumber dari hasil-hasil
kajian psikologi asosiatif. Berdasarkan kedua asumsi tersebut, pengajaran
bahasa khususnya pengajaran kata dan kalimat harus dihubungkan langsung dengan
benda, sampl atau gambarnya, atau melalui peragaan, permainan peran dan lain
sebagainya.[12]
Metode ini mempunyai tujuan agar para pelajar mampu berkomunikasi dengan bahasa
asing yang dipelajarinya seperti pemilik bahasa ini.metode ini dinamakan metode
langsung, sebab guru langsung menggunakan bahasa asing (bahasa Arab) yang
sedang diajarkan selama pelajaran, sedangkan bahasa murid tidak boleh
digunakannya.[13]
3. Metode
Audiolingual
Metode ini mendasarkan diri kepada pendekatan
struktual dalam pengajaran bahasa. Metode ini berasumsi bahwa bahasa itu
pertama-tama adalah ujaran dan bahasa itu kebiasaan. Sebagai implikasinya
metode ini menekankan penelaahan dan pendeskripsian suatu bahasa yang akan
dipelajari dengan memulainya dari sisitem bunyi (fonologi), kemudian system
pembentukan kata ( morfologi), dan system pembentukan kalimat (sintaksis). Maka
bahasa tujuan diajarkan dengan mencurahkan perhatian lafal kata, dan pada
latihan berkali-kali (drill) secara intensif. Bahakan drill inilah yang
biasanya dijadikan teknik utama dalam proses belajar mengajar.[14] Teori structural bersifat
deskriptif yang berpandangan bahwa bahasa yang baik dan benar adalah yang
digunakan oleh penutur asli dan bukan apa yang dikatakan oleh ahli tata bahasa.[15]
4. Metode
Komunikatif
Metode komunikatif memiliki landasan toritis yang kuat
yaitu hakekat dan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi social.
Metode ini juga didasarkan atas asumsi bahwa setiap manusi memiliki kemampuan
bawaan yang disebut dengan “pemerolehan bahasa” (language acquisition device).
Oleh karena itu kemampuan berbahasa bersifat kreatif dan lebih ditentukan oleh
factor internal. Dengan demikian, relevansi dan efektivitas kegiatan pembiasaan
dengan model latihan stimulus-response-inforcment dipersoalkan. Dalam proses belajar mengajar, Individu bertindak
sebagai komunikator yang berperan aktif dalam aktivitas komunikatif yang
sesungguhnya.[16]
F. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab
1. Teknik Pembelajaran Qiro’ah (membaca)
Membaca adalah salah
satu keterampilan berbahasa yang tidak mudah dan sederhana, tidak sekedar
membunyikan huruf-huruf atau kata-kata, akan tetapi sebuah keterampilan yang
melibatkan berbagai kerja, akal dan pikiran.
Qiro’ah dilihat dari kegiataannya dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a) Qiro’ah
jahriyah,
b) Qiro’ah
shaamitah,
2. Strategi Pembelajaran Kitabah (menulis)
Menulis merupakan
salah satu sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang lainnya
yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu.[9] Dalam pembelajaran menulis, proses pembelajarannya
bisa dengan beberapa tingkatan yaitu:
a) Pembelajaran Imla’
1) Imla’ manqul, tingkat ini bertujuan
untuk memperbaiki kemampuan Individu dalam menulis huruf, dan kata bahasa Arab
2) Imla’ mandhur, tingkat imla’ ini guru
banyak memberikan latihan-latihan pada Individu.
3) Imla’ ikhtibary, bertujuan untuk
memperkuat hubungan antara suara dan rumus yang telah dipelajari Individu
ketika membaca dan mengevaluasi perkembangan dan kemajuan ingatan terhadap yang
didengar Individu
3. Pembelajaran Ta’bir
1) Ta’bir Muwajjah (terbimbing)
Pada tingkatan ini Individu
diberi kebebasan untuk memilih kata-kata, tarkib, dan bentuk-bentuk
kebahasaan dalam latihan menulis tetapi tidak diperbolehkan menulis ta’bir di
atas tingkat kebahasaannya.
Individu mulai
menulis satu atau dua paragraf seputar apa yang mereka telah dengar dan mereka
baca.
2) Ta’bir Huur (menulis
bebas)
Pada tingkat ini Individu
diberi kebebasan dalam memilih tema, mengembangkan pikiran-pikirannya,
menggunakan mufradat atau tarkib dalam
tulisannya, akan tetapi bukan berarti Individu lepas dari bimbingan dan bantuan
guru.[17]
Model pembelajaran yang diharapkan untuk abad 21
adalah sebagai berikut:
a. Communication Skill
Pada model ini, Individu dituntut untuk memahami,
mengelola dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi
secara lisan, tulisan, dan multimedia.
b. Critical Thingking and Problem Solving Skill
Pada model ini Individu berusaha untuk memberikan
penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit,
memahami interkoneksi antarsistem. Individu juga menggunakan kemampuan yang
dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan
mandiri.
c. Creativity and innovation Skill
Model dan metode serta ketrampilan yang akan digunakan
dalam pembelajaran masa kini dituntut untuk lebih bersifat multimodel dan
multimode dan real world problem, sehingga model pembelajaran
berbasis proyek lebih banyak dituntut. Proses pembelajaran lebih berpusat pada Individu
serta meninggalkan perlakuan yang bersifat menyamakan semua Individu, tetapi
lebih bersifat individual[18]
Inovasi pembelajaran lebih mengarah
pada pembelajaran yang berpusat pada Individu (student centered) yang prosesnya
dirancang dan dikondisikan untuk peserta didik agar belajar. Hubungan antara
guru dengan peserta didik menjadi hubungan yang saling belajar dan saling
membangun. Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran
dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara
lain sebagai berikut :
a. Pembelajaran Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning )
Pembelajaran Kontekstual yang sering disingkat dengan
CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara
materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga
para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar
dalam kehidupan sehari-hari.[19]
b. Role Playing
Role playing atau bermain peran sebgai suatu model
pembelajaran yang berakar pada dimensi pribadi dan sosial. Dari dimensi pribadi
model ini berusaha membantu para peserta didik menemukan makna dari lingkungan
sosial yang bermanfaat bagi dirinya.[20]
c. Problem - Based Learning
Model Problem Based Learning (PBL) adalah model
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Individu pada masalah autentik
sehingga Individu dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
ketrampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan Individu dan
meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model ini bercirikan penggunaan masalah
kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari Individu untuk melatih
dan meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah serta
mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana tugas guru harus
memfokuskan diri untuk membantu Individu mencapai ketrampilan mengarahkan diri.
d. Student Centered Learning (SCL)
Adalah proses pembelajaran yang tadinya berfokus pada
guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada Individu
(student centered), yang diharapkan dapat mendorong Individu untuk terlibat
secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku.[21]
G. Kesimpulan
Menguasai bahasa merupakan standar yang
sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga dalam perkembangannya
bahasa mempunyai ragam dan bentuk yang berbeda-beda dalam setiap kelompok
masyarakat. Bahasa sebagai
alat komunikasi merupakan saranaperumusan maksud, melahirkan perasaan,
dan memungkinkan manusia berinteraksi dengan sesamanya.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang memiliki
fungsi istimewa dari bahasa- bahasa lainnya, sebab bahasa Arab sempurna dan
fasih karena mempunyai aturan-aturan tertentu yang dapat dipegangi, saling
berkaitan antara satu dengan yang lain, lafaz-lafaz yang ada di dalam hurufnya,
bentuknya maupun keadaannya.
Dalam pembelajaran bahasa ada tiga istilah yang perlu
dipahami pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode dan
teknik. Edward M Anthony dalam artikelnya “Approach, Method and
Technique”
Daftar pustaka
Mahmud Kamil An-Naqih “ pembelajaran bahasa arab non
arab, Dasar, Metode dan teknik pembelajaran.” Universitas ummul quro
Dimyati, M., Afifuddin. 2010. Muhadharah Fi
Ilm Lughah Ijtima’iI. Surabaya: Dar al-Ulum al-Lughawiyah
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi
pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Rosda
Rosyidi, Abdul Wahab. 2009. Media Pembelajaran
Bahasa Arab. Malang: UIN MALANG PRESS
Wumjy, Abduh. 1995. Ilmu Lughoh at-Tathbiqy.
Iskandariyah: Dar al- ma’rifat
Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 1995. Sosiolinguistik
Pengenalan Awal. Jakarta: Rineka Karya
Chaer, Abdul. 1995. Sosiolinguistik
Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta
Mustofa, Bisri dan Abdul Hamid. 2012. Metode
dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Maliki Press
Divafz. “Makalah Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Non
Arab” artikel diakses pada 22 Juni 2013 dari http://divafz.wordpress.com/2009/12/24/makalah-pembelajaran-bahasa-
arab-bagi-non-arab.html
Muhammad Abdul Hamid, et. al. Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan Metode
Strategi Materi dan Media. Cet. I; Malang: UIN-Malang Press, 2008
Chatibul Umam, Problemtika Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia (dalam
majalah Al-Turas, No.8) Jakarta : Fak. Adab IAIN Syarif Hidatullah, 1999
Mahmud Yunus, Metode Khusus Bahasa Arab. Cet. I; Bandung: Hidyakarya,
1981,
Acep Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011),
Depdikbud , Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: 1988
Yayan Nurbayan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung : Zein Al
Bayan, 2008,
Ahmad Fuad Effendy, Metode Pengajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat,
2005. cet. ke-3,
Sahkholid, Pengantar Linguistik ( AnalisisTteori-teori Llinguistik Umum
dalam Bahasa Arab), Medan : Nara Press, 2006
Ahmad Mukhtar Umar, ‘Ilm al-Dilalah, Kuwait: Maktabah dar al-Arabiyah,
1982,
Urip Masduki, Problematika Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah,
dalam Ikhlas Beramal (Jakarta: Departemen Agama RI, Juni 1997,
Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab: Teori
dan Aplikasi, (Yogyakarta: Teras, 2011) hlm.
M. Hosnan, Pendekatan
Saintifik dan Kontektual dalam Pembelajaran Abad 21, ( Bogor: Ghalia
Indonesia, 2014)
E. Mulyasa, Pengembanagn dan Implementasi Kurikulum
2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) hlm.
[1] Muhammad Abdul Hamid, et.
al. Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan Metode Strategi Materi dan Media. Cet.
I; Malang: UIN-Malang Press, 2008, 64.
[2] Chatibul Umam, Problemtika
Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia (dalam majalah Al-Turas, No.8) Jakarta :
Fak. Adab IAIN Syarif Hidatullah, 1999, 58
[3] Mahmud Yunus, Metode
Khusus Bahasa Arab. Cet. I; Bandung: Hidyakarya, 1981, 77
[4] Acep Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 32.
[5]Depdikbud , Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: 1988:, 244.
[6] Yayan Nurbayan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung : Zein Al Bayan, 2008, 45.
[7] Ahmad Fuad Effendy, Metode
Pengajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2005. cet. ke-3, 96
[8] Sahkholid, Pengantar
Linguistik ( AnalisisTteori-teori Llinguistik Umum dalam Bahasa Arab), Medan :
Nara Press, 2006, 124.
[9] Ahmad Mukhtar Umar, ‘Ilm
al-Dilalah, Kuwait: Maktabah dar al-Arabiyah, 1982, 11.
[10] Urip Masduki, Problematika
Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah, dalam Ikhlas Beramal (Jakarta:
Departemen Agama RI, Juni 1997, 53.
[11] Acep Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) hlm.
176-177
[12] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, ( Malang: Misykat, 2012 ) hlm. 47
[13] Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab: Teori dan
Aplikasi, (Yogyakarta: Teras, 2011) hlm. 85
[14] Acep Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) hlm. 185
[15] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, ( Malang: Misykat, 2012 ) hlm. 60
[16] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, ( Malang: Misykat, 2012 ) hlm. 67-68
[17] Acep
hermawan. Metodologi pembelajaran bahasa Arab. (bandung:Rosda.2011). hal.41
[18] M. Hosnan, Pendekatan
Saintifik dan Kontektual dalam Pembelajaran Abad 21, ( Bogor: Ghalia
Indonesia, 2014) hlm 87
[19] E. Mulyasa, Pengembanagn dan Implementasi Kurikulum 2013,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) hlm. 109-110
[20] E. Mulyasa, Pengembanagn dan Implementasi Kurikulum 2013,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) hlm.111-112
[21] M. Hosnan, Pendekatan
Saintifik dan Kontektual dalam Pembelajaran Abad 21, ( Bogor: Ghalia
Indonesia, 2014) hlm 193
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar