A. PENDAHULUAN
Belajar Bahasa
Arab merupakan salah satu kebutuhan umat muslim, karena itu Bahasa Arab
dijadikan Bahasa kedua, bukan sebagai
bahasa asing. Ini dibuktikan sedari lahir sudah diperdengarkan Bahasa Arab, dan
dewasa ini sudah banyak lembaga pendidikan yang membuka program atau
memfasilitasi untuk belajar Bahasa Arab.
Dari sisi
Tholabul ‘ilmi Bahasa Arab merupakan bhasa yang wajib dipelajari walaupun
kedudukannya fardu kifayah, artinya wajib dikerjakan oleh sebagian orang
saja. Bahasa Arab adalah ilmu yang sangat penting untuk bisa memahami sumber
syariat islam yang utama yaitu Al-qur’an dan Hadits. Tapi tidak sedikit muslim
yang beranggapan bahwa untuk belajar Bahasa Arab sangat sulit untuk dikatakan
mampu. Kemampuan belajar sangat menentukan keberhasilannya dalam proses
belajar. Didalam proses belajar tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya
diantaranya motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri.
Dalam makalah
ini penulis membatasi pembahasan dalam beberapa subjudul diantaranya: Definisi motivasi, macam-macam motivasi, macam-macam
motivasi muslim belajar Bahasa Arab, usaha yang dapat dilakukan untuk
membangkitkan motivasi, dan berbagai macam orientasi terhadap Bahasa Arab.
B.
DEFINISI MOTIVASI
Banyak definisi yang menjabarkan
kata motivasi.. menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia motivasi adalah dorongan
yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu, jadi motivasi adalah motif yang
mendorong terjadinya aksi yang disebabkan oleh motif/ maksud tertentu. Menurut
suhardi dalam bukunya Science Of Motivasion, motivasi berasal dari bahasa
inggris yaitu “motivation”, yang dipisahkan menjadi dua kata berbeda “motive”
dan “action”motivasi adalah motif yang mendorong terjadinya aksi/tindakan atau
aksi yang disebabkan oleh motif/maksud tertentu.[1] menurut
Imam Naqol الدوافع قوة النفسية
داخلية تحرك الإنسان للإتيان بسلوك معين لتحقيق هدف محدد
, hampir sama menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya
Landasan Psikologi Proses Pendidikan diuraikan bahwa motivasi adalah kekuatan
yang mendorong dan menggerakan individu melakukan kegiatan untuk mencapai suatu
tujuan.
Kegiatan Tujuan Motif
Sumber: Nana
Syaodih Sukamadinata, Landasan Psikologis Pendidikan, (Bandung : PT Rosdakarya.
2011).
Dari gambar
diatas dapat dilihat bahwa ketiga komponen diatas saling berkaitan dan membentuk
suatu kesatuan yang disebut proses motivasi yang meliputi tiga langkah :
1). Adanya
suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong (desakan, motif,
kebutuhan dan keinginan) yang menimbulkan suatu ketegangan atau tention.
2).
Berlansungnya kegiatan atau tingkah laku yang diarahkan kepada pencapaian suatu
tujuan yang akan mengendurkan atau menghilangkan ketegangan.
3). Pencapaian
tujuan dan berkurangnya atau hilangnya ketegangan.
Makin tinggi
dan berarti suatu tujuan makin besar motivasinya dan makin motivasinya maka
makin kuat kegiatan dilaksanakan.[2]
Sedikit berbeda
Sumardi Surya Brata menggambarkan bahwa kebutuhan manusia akan menimbulkan
motif dan motif menimbulkan dorongan untuk menggerakan memenuhinya yang disebut
dorongan, akibatnya timbulah drives (kegiatan/usaha) untuk mencapai tujuan
(goal) hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Needs (kebutuhan) Goal (tujuan) Motif (dorongan) Drives (kegiatan usaha)
Sumber : Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan ,
(Jakarta: Rajawali Press, 1991)
C.
MACAM-MACAM
MOTIVASI
1.
Motivasi didasarkan atas terbentuknya motif
itu. Berdasarkan hal ini, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu
a)
Motif bawaan yaitu motif yang ada sejak lahir
dan tidak perlu dipelajari, misalnya: makan, minum, dorongan untuk bergerak dan
beristirahat. Motif ini sering disebut dengan
motif yang disyaratkan biologis, artinya ada dalam warisan biologis
manusia
b) Motif-motif
yang dipelajari, yaitu motif yang timbul karena dipelajari, misalnya dorongan
untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengejar suatu
kedudukan dalam masyarakat. Motif-motif ini sering disebut dengan motif-motif
yang disyarakatkan secara sosial, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial
maka motif ini terbentuk.
2. Motif yang didasarkan pada proses timbulnya
motivasi.
Dalam hal ini motif dibedakan menjadi dua
macam, motif intrinsik dan motif ekstrinsik.
a) Motif
intrinsik, timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena telah ada
dalam individu itu sendiri, yaitu sejalan sesuai dengan butuhannya.
b) Motif
ekstrinsik yaitu motif yang timbul karena adanya rangsangan dari luar individu,
misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan
pendidikan timbul karena ada manfaatnya. [3]
3. Menurut
sifatnya motivasi dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a)
Motivasi takut atau fear motivation, yaitu
sesorang melakukan sesuatu perbuatan karena takut.
b)
Motivasi insentif atau incentive motivation
yaitu seseorang melkukan sesuatu karena untuk mendapatkan suatu insentif.
Contohnya mendapatkan honor, bonus, hadiah, penghargaan, piagam, tanda jasa,
kenaikan gaji, kenaikan pangkat, promosi jabatan dll.
c)
Sikap atau attitude motivation atau self
motivation, motivasi ini lebih bersifat intrinsic muncul dalam diri individu.
Sikap merupakan motivasi karena menunjukan ketertarikan atau ketidak tertarikan
seseorang terhadap suatu objek, motivasi ini datang dari dalam dirinya sendiri
karena adanya rasa senang atau suka atau faktor-faktor subjektif lainnya.
D.
MACAM MOTIVASI
PEMBELAJAR BAHASA ASING
1.
Motivasi jangka pendek
Adalah
motivasi untuk mempelajari bahasa dengan tujuan tertentu. contohnya pembelajar
memiliki keperluan untuk pariwisata, pendidikan, dan profesi.[4]
Para pembelajar mempelajari bahasa
sesuai kebutuhan mereka masing-masing, setelah tujuan tercapai bisa saja mereka
tidak mempelajari bahkan memakai bahasa tersebut
2.
Motivasi jangka panjang
Adalah
motivasi mempelajari bahasa asing dengan tujuan utama pembelajar dapat
berkomunikasi dengan para penutur bahasa tersebut. Dengan cara memahami adat
dan kebudayaan. Untuk saling melengkapi busdayaan masing-masing.[5]
Artinya pembelajar mempelajari bahasa secara mendalam.
E.
MACAM-MACAM
MOTIVASI MUSLIM MEMPELAJARI BAHASA ARAB
Terdapat
hasil penelitian yang dilakukan terhadap 180 orang siswa dan siswi yang
mempelajari bahasa Arab disekolah yang tidak berbicara menggunakan Bahasa Arab,
yang menghasilkan beberapa jenis motivasi yaitu:
1.
Karena ingin mempelajari Agama Islam
2.
Karena ingin memahami tafsir Qur’an yang
menggunakan Bahasa Arab
3.
Karena suka membaca Al-qur’an
4.
Karena ingin mempelajari hadis nabawi atau
shiroh nabawi
5.
Karena ingin menyebarkan ajaran Islam
6.
Karena ingin menjadi pribadi muslim yang baik
7.
Karena ingin mempelajari sejarah Islam
8.
Karena ingin menghafal Al-Qur’an
9.
Karena ingin melestarikan budaya Arab
10.
Karena ingin mebaca buku-buku Bahasa Arab
11.
Karena ingin mengajar Bahasa Arab
12.
Ingin mempelajarinya karena bahasa Arab
merupakan bahasa agama
13.
Ingin mempelajarinya karena Bahasa Arab bahasa
yang indah dan Agung
14.
Karena ingin menambah pengetahuan Bahasa Arab
15.
Karena ingin mebaca artikel-artikel berbahasa
Arab
16.
Karena ingin bekerja di pemerintahan Arab
17.
Karena ingin menjadi sarjana atau ahli dibidang
bahasa
18.
Karena ingin mempelajari masyarakat Arab dan
kebudayaannya
19.
Karena ingin mendapatkan ijazah dari pesantren
atau kampus
20.
Karena dinegaranya banyak yang mempelajari
bahasa tersebut
21.
Karena kebutuhan politik bilateral
22.
Karena Bahasa Arab bahasa yang universal
23.
Karena mencintai pembelajaran Bahasa Arab
24.
Karena ingin berbicara menggunakan Bahasa Arab
bersama teman-temannya
25.
Karena ingin menyaksikan pertunjukan dari
Negara Arab
26.
Karena diwajibkan oleh guru
27.
Karena ingin mengetahui lebih banyak tentang
pengetahuan Bahasa Arab.[6]
F.
Usaha yang
Dapat Dilakukan Untuk Membangkitkan Motivasi
1.
Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran
yang diberikan. Tujuan yang jelas dan manfaat yang betul-betul dirasakan oleh
siswa akan membangkitkan motivasi belajar
2.
Memilih materi atau bahan pelajaran yang
dibutuhkan oleh siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik minat siswa dan
minat merupakan salah satu bentuk motivasi
3.
Memilih cara penyajian yang bervariasi, sesuai
dengan kemampuan siswa dan banyak memberikan kesempatan siswa untuk mencoba dan
berpartisipasi. Artinya banyak berbuat bagaimanapun juga akan lebih membangkitkan
semangat dibandingkan hanya mendengarkan.
4.
Memberikan sasaran dan kegiatan-kegiatan
antara. Hal ini dilakukan sesuai dengan prinsip motivasi bahwa makin dekat
kepada sasaran atau tujuan maka makin besar motivasi.
5.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk sukses.
Sukses yang dicapai oleh siswa akan membangkitkan motivasi belajar, dan
sebaliknya kegagalan yang beruntuntun dapat menghilangkan motivasi. Contohnya
dengan memberikan tugas, latihan dan sebagainya, yang sekiranya dapat
dikerjakan dengan baik oleh siswa. Apabila dikelas ada siswa yang kemampuannya
kurang, berikanlah tugas yang lebih sederhana dan mudah.
6.
Berikanlah kemudahan dan bantuan dalam belajar.
Salah satu dari tugas guru adalah membantu perkembangan siswanya. Agar
perkembangan siswa lancer, berikanlah kemudahan-kemudahan dalam belajar.
Apabila siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar, berikanlah
bantuan baik secara langsung atau dengan memberikan petunjuk kepada siapa atau
kemana meminta bantuan.
7.
Berikanlah pujian, ganjaran atau hadiah. Pujian
akan membangkitakan semangat sebaliknya cacian, kritikan dan kemarahan akan membunuh
motivasi belajar.
8.
Penghargaan terhadap pribadi anak, artinya
sikap menerima siswa sebagaimana adanya, menghargai siswa, memeberi kesempatan
kepada siswa mencobakan jalan pikirannya sendiri, upaya ini merupakan upaya
yang mendasari semua bentuk sebagai pembangkitan motivasi diatas.
G.
Berbagai Macam
Orientasi Terhadapa Bahasa Arab
Orientasi
dalam bahasa arab bisa dikatakan الأتجاهات
yang berarti
القصد، الإقبال
نحو شيئ معين
الأتجاهات atau orientasi
menurut Roydi Thoimah dalam kitab Ta’limi Alughoh Li Ghoiri Nathiqin orientasi
adalah kondisi akal fikiran yang mengatur, melalui ujicoba dirisendiri
(eksplorasi diri) serta melakukan proses sesuai dengan keadaan.
Definisi
orientasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah peninjauan untuk
menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar; 2
pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan;
Dikutip
dari buku Ta’limi Alughoh Li Ghoiri Nathiqin yang ditulis Roydi Thoimah ada
beberapa macam orientasi terhadap bahasa Arab diantaranya:
1.
Orientasi peserta terhadap dirinya sendiri
2.
Orientasi siswa terhadap pembelajaran bahasa
asing secara umum
3.
Orientasi siswa terhadap seputar bahasa Arab
itu sendiri
4.
Orientasi siswa terhadap kebudayaan
5.
Orientasi siswa terhadap guru atau pengajar
6.
Orientasi guru terhadap bahasa Arab dan
kebudayaannya
Pendidikan
bahasa Arab di Indonesia sudah diajarkan mulai dari TK (sebagian) hingga
perguruan tinggi. Penyelenggaraan pendidikan bahasa Arab di lembaga-lembaga
pendidikan Islam setidaknya menunjukkan adanya upaya serius untuk memajukan
sistem dan mutunya. Secara teoritis, ada empat orientasi pendidikan bahasa Arab
sebagai berikut:
1.
Orientasi Religius, yaitu belajar bahasa Arab
untuk tujuan memahami dan memahamkan ajaran Islam (fahm al-maqrû’). Orientasi
ini dapat berupa belajar keterampilan pasif (mendengar dan membaca), dan dapat
pula mempelajari keterampilan aktif (berbicara dan menulis).
2.
Orientasi Akademik, yaitu belajar bahasa Arab
untuk tujuan memahami ilmu-ilmu dan keterampilan berbahasa Arab (istimâ’,
kalâm, qirâ’ah, dan kitâbah). Orientasi ini cenderung menempatkan bahasa Arab
sebagai disiplin ilmu atau obyek studi yang harus dikuasai secara akademik.
Orientasi ini biasanya identik dengan studi bahasa Arab di Jurusan Pendidikan
bahasa Arab, Bahasa dan Sastra Arab, atau pada program Pascasarjana dan lembaga
ilmiah lainnya.
3.
Orientasi Profesional/Praktis dan Pragmatis,
yaitu belajar bahasa Arab untuk kepentingan profesi, praktis atau pragmatis,
seperti mampu berkomunikasi lisan (muhâdatsah) dalam bahasa Arab untuk bisa
menjadi TKI, diplomat, turis, misi dagang, atau untuk melanjutkan studi di
salah satu negara Timur Tengah, dsb.
4.
Orientasi Ideologis dan Ekonomis, yaitu belajar
bahasa Arab untuk memahami dan menggunaakan bahasa Arab sebagai media bagi
kepentingan orientalisme, kapitalisme, imperialisme, dsb. Orientasi ini, antara lain, terlihat dari
dibukanya beberapa lembaga kursus bahasa arab dinegara-negara Barat
H.
KESIMPULAN
Motivasi adalah motif yang mendorong terjadinya
kekuatan yang mendorong dan menggerakan individu melakukan aksi atau kegiatan
untuk mencapai suatu tujuan.
Para pakar mengklasifikasikan motivasi dalam
beberapa
1)
Motivasi didasarkan atas terbentuknya motif
itu. Berdasarkan hal ini, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu
a)
Motif bawaan
b)
Motif-motif yang dipelajari.
2)
Motif yang didasarkan pada proses timbulnya
motivasi.
a). Motif
intrinsic
b). Motif
ekstrinsik
3).
Menurut sifatnya motivasi dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a)
Motivasi takut atau fear motivation
b)
Motivasi insentif atau incentive motivation
c)
Motivasi sikap atau attitude motivation atau
self motivation.
Selain
itu ada pula macam-macam motivasi pembelajar bahasa asing secara spesifik yang
ditinjau dari kebutuhan pembelajar, ada yang karena profesi, pendidikan, dan
pariwisata. Adapula yang lebih jauh lagi memepelajari bahasa sampai mempelajari
adat istiadat dan kebudayaan bangsanya.
Karena dipandang sangat pentingnya
motivasi dalam proses belajar, sampai para ahli mengadakan penelitian terkait
dengan motivasi para pembelajar bahasa arab yang hasilnya bisa digunakan dalam
mendesign kurikulum bahasa Arab dan untuk diperhatikan para pengajar bahasa Arab
dalam menerapkan metode yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
kbbi.web.id/
Suhardi 2013. Science of
Motivation. PT Gramedia: Jakarta.
Sukamadinata, Nana Syaodih. 2011. Landasan
Psikologis Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Suryabrata, Sumadi. 1991. Psikologi
Pendidikan. Rajawali Press: Jakarta.
Thua’imah Rusydi, Ahmad. 1989. Ta’limul
Arobiyah Lighoiri Annatiqina Biha, Iskuu: Kairo.
http://www.atida.org/melayu/index.
[1] SuhardI,
Science of Motivation, 2013, PT Gramedia: Jakarta, hlm 1.
[2] Nana
Syaodih Sukamadinata, 2011,Landasan Psikologis Pendidikan, PT Remaja
Rosdakarya: Bandung: 62.
[3] Sumadi
Suryabrata, Psikologi Pendidikan , (Jakarta: Rajawali Press, 1991), hlm 71-72
[4]
Rusydi Ahmad Thua’imah, Talimul Arobiyah Lighoiri Annatiqina Biha, Kairo : Iskuu, 1989, Hlm 81.
[5] Rusydi
ahmad thuaimah, Talimul Arobiyah Lighoiri Annatiqina Biha, Kairo : Iysku 1989, Hlm 81.
[6]
Rusydi Ahmad Thua’imah, Talimul Arobiyah Lighoiri Annatiqina Biha, Kairo : Iskuu, 1989, Hlm 82-83.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar