BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al Qur’an merupakan kitab suci umat
Islam yang menjadi dasar segala segi kehidupan manusia. Ia diyakini sebagai
sumber kebenaran yang mutlak. Karena datang dari Allah swt. Maka dari itu umat
Islam merasa perlu untuk mempelajari Alquran secara menyeluruh untuk menjaga
otentisitasnya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak Nabi Muhammad Saw masih
berada di Mekkah sampai hijrah ke Madinah, bahkan usaha pemeliharaan Alquran
masih berlangsung sampai sekarang.
Meskipun al Qur’an itu adalah wahyu
Ilahi yang bersifat qath’i, namun pada prakteknya terdapat dua penilaian yang
kontradikfif terhadap Alquran.Penilaian pertama datangnya dari kaum muslim
sendiri sedangkan penilaian yang kedua datangnya dari kalangan non muslim
(Orientalis).
Penilaian dari luar (orientalis) pada
umumnya bersifat negatif. Menurut mereka, Alquran itu bukanlah wahyu Allah,
melainkan hasil karya Nabi Muhammad yang sumbernya dari berbagai pihak.
Berdasarkan
alasan yang diungkapkan diatas, penulis merasa sangat perlu membahas penjelasan
tentang al Qur’an khusunya definisi dan turunnya al Qur’an, agar dapat membentuk
pemahaman tentang al Qur’an dengan baik dan jelas, sehingga tidak terpengaruh
oleh pemahaman yang dimiliki oleh para orientalis.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa defisini tentang al Qur’an menurut bahasa dan
Istilah?
b. Apa perbedaan pengertian al Qur’an, hadits qudsi dan hadits nabawi?
c.
Apa
dan berapa jumlah nama lain al Qur’an ?
d.
Bagaimana
proses turunnya al Qur’an?
C.
Tujuan Penulisan
a.
Untuk
mengetahui defisini tentang al Qur’an menurut bahasa dan Istilah.
b. Untuk mengetahui perbedaan pengertian al Qur’an, hadits qudsi dan
hadits nabawi.
c.
Untuk
mengetahui nama lain al Qur’an dan jumlahnya.
d.
Untuk
mengetahui bagaimana proses turunnya al Qur’an.
F.
Manfaat Penulisan
a.
Mahasiswa dapat memahami tentang hikayat al Qur’an.
b.
Menambah wawasan para pembaca khususnya bagi mahasiswa.
c.
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya
pemahaman hikayat
al Qur’an
G.
Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode:
-
Metode
deskriptif
H.
Ruang Lingkup Pembahasan
Pembahasan makaalh ini membahas
tentang Definisi al Qur’an dan proses turunnya.
BAB II
HAKIKAT AL
QUR`AN
A.
Definisi Al
Qur`an
1.
Definisi Al
Qur`an menurut Bahasa
Terdapat banyak
pendapat tentang pengertian al Qur’an dari segi bahasa yang dilihat dari pola
kata pembentukannya atau lafadznya. Menurut Ahli Al qur’an dalam Suma
mengatakan bahwa kata al Qur`an berasal dari kata qara`a, yaqra`u, qur`anan wa qiraa`atan, yang artinya
bacaan atau yang dibaca[1]
Sedangkan
mengenai lafadz al Qur`an, para ulama mempunyai perbedaan pendapat. Sebagian
berpendapat penulisan lafadz al Qur`an tersebut dibubuhi huruf hamzah (dibaca
Al Qur`an). Pendapat lain mengatakan penulisannya tanpa dibubuhi huruf hamzah
(al quran). Asy-Syafi’i, Al Farra, Al Asy’ari termasuk di antara para ulama
yang berpendapat bahwa lafadz al Qur`an ditulis tanpa huruf hamzah.[2]
-
Lafadz al Qur`an tanpa huruf hamzah
a.
Asy Syafi’i mengatakan bahwa,
lafadz al Qur`an yang terkenal itu bukan musytaq
(bukan pecahan dari akar kata manapun) dan bukan pula ber-hamzah (tanpa
tambahan huruf hamzah di tengahnya). Lafadz tersebut sudah lazim digunakan
dalam pengertian kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Jadi menurutnya lafadz tersebut bukan
berasal dari kata qara’a (membaca)
sebab kalau akar katanya qara’a maka
tentu setiap sesuatu yang dibaca dapat dinamai al Qur`an. Lafadz tersebut
memang nama khusus bagi al Qur`an. Sama halnya dengan nama Taurat dan Injil.
b.
Al Farra berpendapat lafadz al
qur`an adalah pecahan dari kata qara’in
(kata jamak qarinah) yang berarti
kaitan. Karena ayat al Qur`an satu sama lainnya saling berkaitan, karena itu
jelaslah bahwa huruf nun pada akhir
lafadz al Qur`an adalah asli bukan tambahan.[3]
c.
Al Asy’ari dan para pengikutnya
mengatakan, lafadz al Qur`an adalah pecahan dari akar kata Qarn. Ia mengemukakan contoh kalimat Qarn Asy Syai` bi Asy Syai` (menggabungkan sesuatu dengan sesuatu).
Jadi kata Qarn dalam hal ini bermakna
gabungan atau kaitan. Karena surat-surat yang saling berkaitan satu sama lain.
Tiga pendapat
tadi cukuplah sebagai contoh untuk menarik kesimpulan bahwa lafadz al Qur`an
(tanpa huruf hamzah) jauh dari kaidah pemecahan kata dalam bahasa Arab.
-
Lafadz al Qur`an dengan menambahkan
huruf hamzah
Di antara para
ulama yang berpendapat bahwa lafadz al Qur`an ditulis dengan tambahan huruf
hamzah ditengahnya ialah Az Zajjaj, Al
Lihyani, serta Jama’ah lainnya.[4]
a.
Az Zajjaj berpendapat bahwa al
Qur`an ditulis dengan huruf hamzah di tengahnya. Berdasarkan pola kata Fu’lan, lafadz tersebut adalah pecahan
akar kata Qar’un yang berarti jam’un. Ia mengetengahkan contoh kalimat
quri’al ma’u fil baudhi. Yang berarti
air dikumpulkan dalam kolam. Jadi dalam kalimat itu, kata qar’un bermakna kumpul. Alasannya al Qur`an mengumpulkan atau
menghimpun inti sari kitab-kitab suci terdahulu.
b.
Al Ihyani berpendapat bahwa al
Qur`an ditulis dengan huruf hamzah di tengahnya berdasarkan pola kata ghufran dan merupakan pecahan dari akar
kata qara’a yang bermakna membaca.
Lafadz al Qur`an digunakan menamai sesuatu yang dibaca, yakni objek dalam bentuk
masdarnya.
c.
Pendapat terakhir lebih kuat dan
tepat, karena dalam bahasa arab lafadz al Qur`an adalah dibentuk masdar yang maknanya sinonim dengan qira’a yaitu bacaan. Sebagai contoh
firman Allah:
¨bÎ)$uZøn=tã¼çmyè÷Hsd¼çmtR#uäöè%urÇÊÐÈ#sÎ*sùçm»tRù&ts%ôìÎ7¨?$$sù¼çmtR#uäöè%ÇÊÑÈ
Artinya: “Atas tanggungan Kami-lah mengumpulkan
(ayat-ayat al Qur`an itu di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya”. Apabila
telah kami wahyukan bacaannya maka ikutilah bacaan itu”. (Q.S al-Qiyaamah:17-18).
Jadi, wahyu
Allah Swt itu adalah kenyataan dan kebenaran yang tidak dapat disangkal,
sebagaimana al Qur`an sendiri menimbulkan kesan yang meyakinkan. Dalam
pembahasannya kami telah berusaha menghindari perdebatan yang tidak perlu, yang
hanya meruwetkan persoalan.
Kiranya semua
itu tidak ada gunanya dan bukan jalan keimanan.Sekiranya pembaca tentu
sependapat dengan kami bahwa al Qur`an adalah wahyu yang diturunkan Allah
SWT.kepada Nabi Muhammad SAW. untuk manusia sebagai petunjuk bagi manusia itu
sendiri.
2.
Definisi al
Qur`an menurut Istilah
Al Qur`an
menurut istilah mempunyai beberapa makna, sebagai berikut:
a.
Al Qur`an adalah
كلام الله المنزّل على محمد صلى
الله عليه وسلم المتعبد بتلاوته-
Artinya: “Kalam
atau firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.” [5]
b.
Menurut Ahli Ushul Al’Qur’an dalam
Chalil bahwa Al Qur’an adalah Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw yang bersifat mu’jizat dengan sebuah surat daripadanya dan beribadah bagi
yang membacanya.[6]
c.
Menurut Federspiel, al Qur’an
adalah firman Allah, dan merupakan sumber ajaran bagi masyarakat Islam yang
menerima ajaran-ajaran Islam.[7]
d.
Sedangkan Menurut Kholfillah, Al
Qur’an adalah
النصوص الإلهية للدعوة
الإسلامية، النصوص التي نزلت من السماء على محمد بن عبد الله عليه السلا
Artinya: “Kalam
Allah yang ditujukan untuk mendakwahkan Islam, yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW bin ‘Abdullah”.[8]
e.
Menurut ‘Ali Ash Shaabuuny, bahwa al Qur`an
adalah firman Allah yang mu’jiz, diturunkan
kepada Nabi Muhammad melalui malaikat jibril yang tertulis dalam mashhaf, diriwayatkan secara mutawattir, menjadi ibadah bagi yang
membacanya, diawali dari surat Al Fatihah dan
diakhiri surat An Nas.[9]
Pendapat-pendapat
yang dikemukakan diatas merupakan
pendapat yang sesuai dengan istilah-istilah ataupun definisi yang digunakan
dalam beberapa ayat al Qur’an seperti yang
terdapat dalam Q.S Al an’am: 155, ayat tersebut menjelaskan bahwa al Qur’an
adalah kalam Allah, dalam Q.S Al An’am:
19 menjelaskan bahwa al Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
saw, dan juga dalam Q.S Al Baqarah: 97 yang menjelaskan bahwa al Qur’an adalah kalam Allah yang disampaikan
melalui perantara malaikat Jibril.
Dari keseluruhan pengertian-pengertian
tersebut, baik dari pendapat ulama maupun yang terdapat dalam al Qur’an dapat
disimpulkan bahwa definisi al Qur’an yaitu kalam Allah yang diawali dari surat
Al Fatihah dan diakhiri surat An Nas,yang bersifat mu’jiz, diturunkan Allah kepada nabi Muhammad saw bin ‘Abdullah melalui
perantara malaikat Jibril yang tertulis dalam mashhaf, diriwayatkan
secara mutawatir, menjadi ibadah bagi yang membacanya, dan juga bertujuan untuk
mendakwahkan Islam.
B.
Perbedaan Antara Al-Qur’an, Hadits Kudsi dan Hadits Nabawi
1.
Perbedaan
dari segi bahasa dan makna adalah sbb.
a.
Al-Qur’an
diturunkan dengan bahasa dan maknanya langsung dari Allah swt
b.
Hadis
Qudsi adalah hadis yang maknanya dari Allah swt., sedangkan bahasanya dari Nabi
saw.
c.
Hadis
Nabawi adalah bahasa dan maknanya dari Nabi saw.
2.
Perbedaan
dari segi periwayatan adalah sebagai berikut:
a.
Al-Qur’an
tidak boleh diriwayatkan dengan maknanya saja sebab dapat mengurangi kemu’jizatannya
b.
Hadis
qudsi dan hadis nabawi boleh diriwayatkan dengan maksudnya saja. Yang
terpenting dalam hadis adalah penyampaian maksudnya.
1.
Perbedaan
dari segi kemukjizatan adalah sebagai berikut:
a.
Al-Qur’an,
baik lafal maupun maknanya merupakan mukjizat.
b.
Hadis
qudsi dan hadis nabawi bukan merupakan mukjizat
2.
Perbedaan
dari segi nilai membacanya adalah sebagai berikut:
a.
Al-Qur’an
diperintahkan untuk dibaca, baik pada waktu shalat (surah al-fatihah) maupun di
luar shalat sebagai ibadah, baik orang yang membacanya itu mengerti maksudnya
maupun tidak
b.
Hadis
qudsi dan hadis nabawi dilarang dibaca ketika shalat dan membacanya tidak
bernilai ibadah. Yang terpenting dalam hadis adalah untuk dipahami, dihayati
dan diamalkan.
C.
Nama lain Al
Qur’an jumlahnya
Suma dalam bukunya
mengatakan bahwa al Qur’an memiliki berbagai macam nama-nama lain yang
digunakan untuk menyebutnya.[10] Beberapa ulama berbeda pendapat dalam menyebutkan jumlah nama-nama lain
yang digunakan untuk menyebutkan istilah al Qur’an, diantaranya;
-
Abu Al
Ma’ali Syaydzalah (w.495 H/997 M) mengatakan bahwa al Qur’an memiliki 55 macam
nama.
-
Abu Al
Hasan Al Harali (w.647 H/1249 M) mengatakan bahwa al Qur’an memiliki 90 macam
nama.
-
Ibnu Jazzi Al Kilabi (741-792 H) bahwa yang
tepat al Qur’an memiliki empat macam nama, yaitu al Qur’an, Al Kitab, Al
Furqan, Ad Dzikr)
D.
Nuzul Al
Qur`an
Dipandang dari
segi bahasa “nuzul” ( نزول) berasal dari kata nazala, yanzulu, nuzuula artinya turun. Sedangkan nuzul Al Qur`an oleh Rasulullah,
diungkapkan sebagai turunnya al Qur`an kepada beliau itu memberikan pengertian
turun dari atas ke bawah. Demikian itu karena ketinggian kedudukan al Qur’an
dan besarnya ajaran-ajarannya yang dapat mengubah perjalanan hidup manusia
mendatang serta menyambung langit dan bumi serta dunia dengan akhirat.(Moh.Abdul
Adzim Al Zulqani, Manahil Al Irfan Fi Ulumal Qur`an).[11]
Allah SWT.
menurunkan al Qur`an kepada Rasul kita Muhammad SAW. untuk memberi petunjuk
kepada manusia. Turunnya al Qur`an merupakan peristiwa besar yang sekaligus
mengatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi. Turunnya al Qur`an
pertama kali pada malam lailatul qadar
merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari
malaikat-malaikat akan kemuliaan umat Muhammad SAW.
Firman Allah
SWT. yang berkaitan dengan turunnya al Qur`an pertama kali pada malam lailatul qadar yaitu:
ãökytb$ÒtBuüÏ%©!$#tAÌRé&ÏmÏùãb#uäöà)ø9$#WèdĨ$¨Y=Ïj9;M»oYÉit/urz`ÏiB3yßgø9$#Èb$s%öàÿø9$#ur4
Artinya: “Bulan ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan al Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan
yang bathil. (Q.S Al Baqarah :185 )
!$¯RÎ)çm»oYø9tRr&ÎûÏ's#øs9Íôs)ø9$#ÇÊÈ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur`an) pada malam lailatul
qadar”. (Q.S Al Qadar: 1)
!$¯RÎ)çm»oYø9tRr&Îû7's#øs9>px.t»t6B….ÇÌÈ
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur`an) pada suatu malam yang
diberkahi”. (Q.S Ad Dukhan :3)
1.
Cara Turunnya
Al Qur`an
Wahyu
diturunkan sejalan dengan keperluan yang dibutuhkan oleh Rasulullah Saw dan
untuk memberitahu beliau mengenai soal-soal yang terjadi setiap hari. Melalui
wahyu, Allah SWT memberi tuntunan serta petunjuk dan memantapkan ketabahan
serta menambah ketenangan beliau. Selain itu, wahyu diturunkan juga sejalan
dengan keperluan yang dibutuhkan untuk mendidik para sahabat Nabi, memperbaiki
adat kebiasaan dan menjawab berbagai kejadian yang mereka tanyakan al Qur`an tidak
mengejutkan dengan semua ajaran dan ketentuan hukumnya. Bentuk keselarasan
turunnya al Qur`an sesuai dengan kebutuhan dan turunnya pun dengan dua cara:
a.
Turunnya al Qur`an secara jumlatan
(sekaligus)
i.
Menurut pendapat Ibnu ‘Abbas dan
sejumlah ulama serta dijadikan pegangan oleh umumnya ulama, bahwa al Qur`an
diturunkannya sekaligus ke Baithul Izzah
di langit dunia agar para malaikat menghormati kebesaran-Nya. Ibnu Abbas
berkata “Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam lailatul qadar. Kemudian setelah itu ia
diturunkan selama dua puluh tahun”, lalu
dia membacakan.[12]
wury7tRqè?ù't@@sVyJÎ/wÎ)y7»oY÷¥Å_Èd,ysø9$$Î/z`|¡ômr&ur#·Å¡øÿs?ÇÌÌÈ
“Dan tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa sesuatu yang
ganjil, melainkan Kami mendatangkan kepadamu sesuatu yang benar dan paling baik
penjelasannya”. (QS Al Furqan: 33)
Al Qur`an
diturunkan pada malam lailatul qadar
ke langit dunia sekaligus, lalu dia diturunkan secara berangsur-angsur.
ii.
Muhammad Ash Shabuny menyatakan
bahwa al Qur`an diturunkan dalam satu malam yang digambarkan sebagai malam yang
diberkahi, yaitu malam lailatul qadar.
Hal ini memberikan informasi kepada manusia bahwa al Qur`an hanya diturunkan
sekaligus ke Baitul Izzah di langit
dunia. Ini artinya bahwa alQur’an diturunkan oleh Allah secara jumlatan ke Baitul Izzah di langit dunia. [13]
Pendapat
mereka ini berdasarkan tiga ayat yaitu dalam surah al Baqarah ayat 185, al
Qadar ayat 1 dan ad Dukhan ayat 3. Ibnu
‘Abbas mengatakan tidak ada pertentangan antara ketiga ayat itu yang berkenaan
dengan turunnya al Qur`an dengan kejadiannya dalam kehidupan Rasulullah SAW
bahwa al Qur’an itu turun di bulan Ramadhan. Dari Ibnu ‘Abbas disebutkan bahwa
dia ditanya oleh ‘Atiyah Bin Al Aswad “Dalam hatiku terjadi keraguan tentang
firman Allah. Bulan Ramadhan itulah bulan yang di dalamnya diturunkan Qur’an
dan firman Allah sesungguhnya kami menurunkannya pada malam lailatul Qadar.Padahal Qur’an itu ada
yang diturunkan pada bulan Syawal, Dzulhijjah, Muharram, Syafar, Rabiul
Awwal”.Ibnu Abbas menjawab “Al-Quran diturunkan pada malam lailatul Qadar sekaligus.Kemudian diturunkan secara
berangsur-angsur.
Para ulama
mengisyaratkan bahwa hikmah dari hal itu adalah ialah menyatakan kebesaran al
Qur’an dan kemuliaan orang yang kepadanya diturunkannya al Qur`an. As-Suyuti
mengatakan, “dikatakan bahwa rahasia diturunkannya al Qur`an sekaligus ke
langit dunia adalah untuk memuliakan orang yang kepadanya al Qur’an diturunkan;
yaitu dengan memberitahukan kepada penghuni tujuh langit bahwa al Qur`an adalah
kitab terakhir yang diturunkan kepada Rasul terakhir dan umat yang paling
mulia.[14]
b.
Turunnya al Qur`an secara munjaman (berangsur-angsur)
Setelah al
Qur`an diturunkan secara jumlatan
kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. secaramunjaman (berangsur-angsur)
Dalil-dalil
turunnya al Qur`an secara munjaman:
1)
Al Qur’an Surat Al Isra` ayat 106:
$ZR#uäöè%urçm»oYø%tsù¼çnr&tø)tGÏ9n?tãĨ$¨Z9$#4n?tã;]õ3ãBçm»oYø9¨tRurWxÍ\s?ÇÊÉÏÈ
Artinya: “Al Qur`an itu telah Kami turunkan
berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami
menurunkannya bagian demi bagian”
2)
Al Qur’an Surat Al Furqan ayat 32:
tA$s%urtûïÏ%©!$#(#rãxÿx.wöqs9tAÌhçRÏmøn=tããb#uäöà)ø9$#\'s#÷HädZoyÏnºur4y7Ï9ºx2|MÎm7s[ãZÏ9¾ÏmÎ/x8y#xsèù(çm»oYù=¨?uurWxÏ?ös?ÇÌËÈ
Artinya: “Orang-orang
kafir berkata: kenapa al Qur`an itu tidak diturunkan secara jumlatan saja?
Begitulah Kami perkuat hatimu dengannya sekelompok demi sekelompok”. (Q.S
Al Furqan: 32)
3)
Hadits Riwayat Hakim dan Baihaqi:
و
كان الله ينزله على رسوله صلى الله عليه و سلم يعصه فى اثر يعص
Artinya: Allah
SWT menurunkan (Al Qur`an) kepada Rasul-Nya sedikit demi sedikit. (H.R
Hakim dan Baihaqi)
4)
Hadits Riwayat Tabrani
إنز
العران فى ليله القدر فى سهر رمضان إلى سهاء الرفيا جملة و احدة, ثم إنزل
Artinya: Al Qur`an diturunkan pada malam lailatul
qadar di bulan ramadhan ke langit dunia secara kolektif, selanjutnya secara
berangsur-angsur (H.R Tabrani)
2.
Tujuan al
Qur`an diturunkan
Al Qur`an
sebagian petunjuk bagi manusia, diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk memberi
petunjuk kepada manusia.
Adapun tujuan
al Qur`an diturunkan yaitu :
a.
Tujuan al Qur`an diturunkan
sekaligus:
1)
Untuk memuliakan al Qur`an dan
memuliakan orang yang kepadanya diturunkan Al Qur`an; yaitu dengan
memberitahukan kepada penghuni tujuh langit bahwa al Qur`an adalah kitab
terakhir yang diturunkan kepada Rasul terakhir dan umat yang paling mulia.
2)
Untuk membedakan antara al Qur`an
dan kitab-kitab sebelumnya seperti Injil , Taurat dan Zabur.
3)
Untuk menunjukkan suatu
penghormatan kepada keturunan Adam di hadapan para malaikat.[15]
b.
Tujuan al Qur`an diturunkan
berangsu-angsur
1)
Menguatkan atau meneguhkan hati
Rasulullah
Rasulullah
telah menyampaikan dakwahnya, tetapi dia menghadapi sikap mereka yang
membangkang dan watak yang begitu keras.Ia ditantang oleh orang-orang yang
berhati batu, berperangai kasar dan keras kepala. Mereka senantiasa melemparkan
berbagai macam gangguan dan ancaman kepada Rasul.
Wahyu turun
kepada Rasulullah Saw dari waktu ke waktu sehingga dapat meneguhkan hatinya
atas dasar kebenaran dan memperkuat kemauannya untuk tetap melangkahkan kakinya
di jalan dakwah tanpa menghiraukan perlakuan jahil yang dihadapinya dari
masyarakatnya sendiri.Allah menjelaskan kepada Rasulullah sunnah-sunnahnya yang
berkenaan dengan para Nabi terdahulu yang didustakan dan dianiaya oleh kaum
mereka; tetapi mereka tetap bersabar sehingga datang pertolongan dari
Allah.Dijelaskan pula bahwa kaum Rasulullah itu mendustakannya hanya karena
kecongkakan dan kesombongan mereka. Sehingga ia akan menemukan “sunnah ilahi” dengan iring-iringan para
Nabi sepanjang sejarah. Yang demikian ini dapat menjadi hiburan dan penerang
baginya dalam menghadapi gangguan dan cobaan dari kaumnya.
2)
Tantangan dan Mukjizat
Orang-orang
musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan kesombongan sehingga melampaui
batas.Mareka sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan
dan menantang, untuk menguji kenabian Rasulullah.Mereka juga sering menyampaikan
kepadanya hal-hal bathil yang tak masuk akal, seperti menanyakan tentang hari
kiamat dan minta disegerakan azab. Maka turunlah al Qur`an dengan ayat yang
menjelaskan kepada mereka segi kebenaran dan memberikan jawaban yang amat jelas
misalnya firman Allah:
wury7tRqè?ù't@@sVyJÎ/wÎ)y7»oY÷¥Å_Èd,ysø9$$Î/z`|¡ômr&ur#·Å¡øÿs?ÇÌÌÈ
Artinya: “Dan tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu dengan membawa
sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan
yang paling baik penjelasannya”. (Q.S al-Furqan ayat: 33).
Di saat mereka
keheranan terhadap turunnya al Qur`an secara berangsur-angsur, maka Allah
menjelaskan kepada mereka kebenaran hal itu; sebab tantangan kepada mereka
dengan diturunkan secara berangsur-angsur sedang mereka tidak sanggup untuk
membuat yang serupa dengannya, akan lebih memperlihatkan kemukjizatannya dan
lebih efektif pembuktiannya dari pada kalau al Qur’an diturunkan sekaligus.
Hikmah yang demikian juga telah diisyaratkan oleh keterangan yang terdapat
dalam beberapa riwayat dalam hadits Ibnu Abbas mengenai turunnya al Qur`an
“apabila orang-orang musyrik mengadakan sesuatu maka Allah pun mengadakan
jawaban atas mereka”.
3)
Mempermudah hafalan dan
pemahamannya
Al Qur`anul
karim turun di tengah-tengah umat yang ummi,
yang tidak pandai membaca dan menulis.Catatan mereka adalah hapalan dan daya
ingatan. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara penulisan dan
pembukuan yang dapat memungkinkan mereka menuliskan dan membukukannya.
Umat yang buta
huruf itu tidaklah mudah untuk menghapal seluruh Qur’an, seandainya Qur’an
diturunkan sekaligus, dan tidak mudah pula bagi mereka untuk memahami maknanya
dan memikirkan ayat-ayatnya.Jelasnya bahwa turunnya Qur’an secara
berangsur-angsur itu merupakan bantuan terbaik bagi mereka untuk menghapal dan
memahami ayat-ayatnya.Setiap kali turun satu atau beberapa ayat, para sahabat
segera menghapalnya, memikirkan maknanya dan mempelajari hukum-hukumnya.Tradisi
demikian ini menjadi metode pengajaran dalam kehidupan para tabi’in.
4)
Kesesuaian dengan
perisitiwa-peristiwa dan penetapan hukum.
Manusia tidak
akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama yang baru ini seandainya Qur’an
tidak menghadapi dengan cara yang bijaksana dan memberikan kepada mereka
beberapa obat penawar yang ampuh yang dapat menyembuhkan mereka dari kerusakan
dan kerendahan martabat. Setiap kali terjadi sesuatu peristiwa di antara
mereka, maka turunlah hukum mengenai peristiwa itu.Yang memberikan kejelasan
statusnya dan petunjuk serta meletakkan dasar-dasar perundang-undangan bagi
mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi satu demi satu. Dan cara demikian ini
menjadi obat bagi hati mereka.
Pada mulanya
al Qur`an meletakkan dasar-dasar keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kiamat serta apa yang ada pada hari
kiamat itu seperti kebangkitan, hisab, balasan, surga dan neraka. Untuk itu,
kurang menegakkan bukti-bukti dan alasan sehingga kepercayaan kepada berhala
tercabut dari jiwa orang-orang musyrik dan tumbuh sebagai gantinya adalah
aqidah Islam.
Kemudian
penetapan hukum bagi umat ini meningkat kepada penanganan penyakit-penyakit
sosial yang sudah mendarah daging dalam jiwa mereka sesudah digariskan kepada
mereka kewajiban-kewajiban agama dan rukun-rukun Islam yang menjadikan hati
mereka penuh dengan iman, ikhlas kepada Allah dan hanya menyembah
kepada-Nya.Demikian pula Qur’an turun sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi bagi kaum muslimin dalam perjuangan mereka yang panjang untuk
meninggikan hikmah Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan sebelumnya, maka saya menarik kesimpulan bahwa al
Qur`an adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sebagai
petunjuk bagi ummatnya, dan untuk membedakan antara hak dan bathil.
Al Qur`an diturunkan pada malam lailatul
qadar sekaligus ke Baitul Izzah
kemudian diturunkannya secara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Tujuan al Qur`an diturunkan yaitu untuk menerangi umat manusia dan
memberikan petunjuk yang dapat membawa manusia dari kebodohan, kemungkaran
kepada kebaikan dan ketenangan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Anwar.,Ulumul Qur’an, (Pekanbaru : Amzah,
2002).
Al-Shali,
Subhi.,Membahas Ilmu-Ilmu Al Qur`an,
(Jakarta : PT. Pustaka Rizki Putra, 2002).
Al-Qathan, M.
Khalil., Studi Ilmu Al Qur`an,
(Semarang : Litera Antar Nusa, 2002).
Chalil,
Moenawar., Kembali kepada Al Qur’an
dan As sunnah, ( Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1991).
Federspiel,
Howard M.,Kajian Al Qur’an di
Indonesia, (Bandung: Mizan, 1996).
Hawiyah, Muhammad ‘umar., Nuzul Al Qur’an Alkarim wa
Tarikhuhu wa Maa Yata’alaq bihi”, (Madinah: Majmu’ Malik Fahad lithiba’ati
al mushhaf, Tt).
Kholfillah, Muhammad Ahmad., Al Qur’an wa
“ulumuhu, Al Hadits wa ‘ulumuhu (Al
Muasasah Al’arobiyah lidirasat wa An Nasyr,
1986).
Shadily,
Ahdan., Ulumul Qur’an I, (Bandung: Pustaka Setia, 1997).
Suma, M.
Amin., Ulumul Qur’an, (Jakarta: Rajawali pers, 2002)
[1]
Mummad Amin Suma, ‘Ulumul Qur’an, (Jakarta: Rajawali pers, 2002), h.19.
[2] Shubhi Ash-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Rizki Putra, 2002),
h.4.
[3] Manna Khalil al-Qathan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Semarang : Litera Antar Nusa, 2002),
h.15.
[4] Shubhi Ash-Shalih. Op.Cit. h.5-6.
[5] Dr. Muhammad ‘umar Hawiyah, “Nuzul Al Qur’an Al karim wa Tarikhuhu wa Maa Yata’alaq bihi”,
(Madinah: Majmu’ Malik Fahad lithiba’ati al mushhaf, Tt), h 7.
[6] Moenawar
Chalil, ‘ Kembali kepada Al Qur’an dan As sunnah’, ( Jakarta: PT. Bulan
Bintang, 1991), h 169.
[7] Howard M.
Federspiel, ‘Kajian Al Qur’an di
Indonesia’, (Bandung: Mizan, 1996), h.181.
[8] Muhammad Ahmad Kholfillah, ‘Al Qur’an wa “ulumuhu wa Al Hadits
wa ‘ulumuhu'(Al Muasasah Al’arobiyah lidirasat wa An Nasyr, 1986),h 5.
[9]Abu Anwar, Ulumul
Qur’an, (Pekanbaru: Amzah, 2002), h.29.
[10]
Muhammad Amin Suma, ‘Ulumul Qur’an, (Jakarta: Rajawali pers, 2002), h.19.
[11] Ahmad Syadali, Ulumul Qur’an I, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h.31.
[12]Manna Khalil al-Qathan.Op.Cit. h.145
[13] Op.Cit. h.146
[14]Op.Cit. h.151
[15]Op.Cit. h.152
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar