Minggu, 29 Januari 2023 | By: namakuameliya

proposal tesis tentang sastra

 

DAFTAR ISI

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

A.   LATAR  BELAKANG   

Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Bentuk jamak  ( plural)-nya adalah adab, secara leksikal, kata adab selain berarti sastra, juga berarti etika atau sopan santun. Tata cara, filologi, kemanusiaan, kultur, dan ilmu humaniora. Dalam bahasa indonesia, kata adab ini diserap bukan dengan makna sastra , tetapi sopan santun , budi bahasa dan kebudayaan, kemajuan atau  kecerdasan. Makna adab  dalam arti sopan santun dalam bahasa  indonesia diambil dari buku-buku keagamaan seperti buku – buku imam al-Ghazali atau semisal buku kumpulan hadis bulug al-maram, karya ibnu Hajar al-Asqalani. Banyaknya makna leksikal adab dalam bahasa arab di atas bisa dipahami , karena dalam sejarah kebahasaaan arab, makna adab mengalami perkembangan dari satu masa ke masa yang lain. Pada masa jahiliyah ( Pra- Islam) atau  sejak sekitar 150 tahun  sebelum Nabi Muhammad lahir ( 571M ) kata adab disamping  berakhlak baik ( sopan santun), juga berarti mengajak makan. Kata ini sudah jarang digunakan, kecuali kata ma’dubah, dari akar kata  yang sama, berarti  jamuan atau hidangan. Makna adab dalam arti mengajak makan ini dilihat bangsa arab sebagai representasi akhlak baik sebuah sikap yang menjadi tradisi.[1]

 

Menurut  A Teuw Sastra adalah sebuah ciptaan / karya seorang seniman[2]. Menurut teeuw sastra berasal dari bahasa sangsekerta yaitu ”sas” berarti mengarahkan,  mengajar,  memberi petunjuk/ intruksi sedangkan “tra” berarti alat atau sarana,  jadi secara leksikal sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar,  buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik.[3]Karya sastra adalah sebuah struktur yang sangat kompleks. Dalam hubungannya dengan kehidupan,  sastra adalah ekspresi kehidupan manusia yang tidak lepas dari akar masyarakatnya. Kendati demikian,  sastra tetap diakui sebagai sebuah ilusi atau khayalan dari kenyataan.Sastra tidak akan semata-mata menyodorkan fakta secara mentah. Sastra bukan sekedar tiruan kenyataan melainkan kenyataan yang telah ditafsirkan. Kenyataan tersebut bukan berupa jiplakan yang kasar,  melainkan sebuah refleksi halus dan estetis.[4]

Dalam arti  kesusastraan adab ( sastra) terbagi ke dalam dua bagian besar: al adab al wasfi ( sastra non imajinatif) dan al adab al – insya’i ( sastra imajinatif ) . al adab al-wasfi sering disebut juga dengan al-ulum al-adabiyyah. Al adab al-wasfi terdiri dari tiga bagian yaitu sejarah sastra ( tarikh adab), kritik sastra ( naqd al-adab), dan teori sastra ( nazariyah al-adab). Kritik sastra adalah bagian dari sastra non imajinatif yang membicarakan pemahaman, penghayatan, penafsiran , dan penilaian terhadap karya sastra. Teori sastra membicarakan pengertian-pengertian dasar tentang sastra, unsur-unsur yang membangun karya sastra, jenis-jenis sastra, dan perkembangannyaserta kerangka pemikiran para  pakar tentang apa yang mereka namakan sastra dan cara mengkajinya. Adapun sejarah sastra  memperlihatkan perkembangan karya sastra secara kontinuitas dan perubahan sastra sepanjang sejarah, tokoh –tokoh, dan ciri- ciri dari masing- masing tahap perkembangan tersebut. [5]

Menurut sukron kamil dalam bukunya teori kritik sastra arab  klasik dan modern mendifinisikan bahwasanya sastra imajinatif ( al-adab al-insyai ) adalah ekspresi bahasa yang indah dalam bentuk puisi , prosa , atau drama  yang menggunakan gaya bahasa yang berbeda dari gaya bahasa biasa, karena mengandung aspek estetika bentuk makna ( memuat  rasa , imajinasi , dan pikiran ) , sehingga mempengaruhi hasil karya sastra terutama rasa, pikiran  pembaca atau pendengar dan kekuatan isi yang mana mengajak pada hal- hal etis.  Sastra mengandung  aspek estetika makna, baik dalam arti  imajinasi rasa, dan juga pikiran ( filsafat). Sebuah karya sastra yang tidak memiliki aspek rasa dan pikiran dianggap rendah. Ada beberapa hasil karya sastra yang mengesampikan dua aspek tersebut karna pengerang menciptakannya lebih ditujukan  untuk memenuhi tuntutan pasar kelas sosial menengah ke bawah saja, karya ini sering disebut dengan karya sastra populer.[6]

Sastra merupakan hasil ciptaan manusia.  Hubungan masyarakat dan sastra merupakan hubungan struktural,  bukan artifisial,  bukan juga arbitrer.[7] Selain itu karya sastra membangun dunia melalui kata-kata sebab kata-kata memiliki energi,  melalui energi itulah terbentuk citra tentang dunia tertentu,  sebagai dunia yang baru.[8] Sastra merupakan cerminan masyarakat. Melalui karya sastra,  seorang pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut berada di dalamnya..[9]

 Secara umum al adab alinsyai dibagi menjadi 3 bagian yaitu puisi (as-syi’ir), prosa (nasr), dan drama (al-masrahiyyah). Kendati sastra imajinatif dan sastra non imajinatif sama- sama sastra, tetapi menurut  sukron kamil dalam bukunya teori kritik sastra arab  klasik dan modern  keduanya memiliki beberapa sisi perbedaan. Diantaranya adalah  pertama,  meskipun dalam membaca  dan memproduksi al-adab al wasfi ( sastra non imajinatif ) membutyuhkan unsur rasa dan imajinasi , tetapi dua hal ini didalamnya lebih kecil dibandingkan pada al- adab al-insyai ( sastra imajinatif)  Kedua al-adab al- insyai  menjelaskan realitas secara langsung  dan bersifat subjektif, sementara al – adab al-wasfi menjelaskan realita secara tidak langsung, karena yang dibahas adalah realutas yang ada pada al adab al-insya’i dan  harus bersifat objektif  (positivistik),  meski dalam karya sastra yang bukan fantastik ( tidak logis), seperti pada karya realis , harus juga dirujuk pada realitas di luar karya sastra ( kebenaran eksternalnya) juga.[10]

Secara bahasa , nasr berarti prosa , sebuah kata yang merupakan kebalikan dari kata syi’ir ( puisi). Secara umum nasr atau prosa dibagi ke dalam tiga bagian: nasr korespondensi resmi kenegaraan atau lainnya , nasr yang ada dalam buku-buku ilmiah dan media cetak, dan nasr sastra, yang membedakan antara nasr media cetak dan prosa sastra adalah pada dominannya unsur sastra. Karena  itu, banyak karya-karya sastra abad pertengahan yang menggunakan gaya bahasa saja’.[11]

Secara umum nasr adabi terbagi kedalam dua kategori yaitu prosa imajinatif dan prosa non imajinatif . prosa sastra  non imajinatif adalah prosa  yang membahas tentang sastra, tetapi tidak merupakan hasil imajinasi.  Dalam tradisi sastra arab, prosa sastra non imajinatif disebut dengan al-adab al-wasfi ( sastra deskriptif )  atau ilmu sastra ( al – ulum  al-adabiyyah).  Sastra non imajinatif  terdiri dari tiga bagian yaitu sejarah sastra, kritik sastra dan teori sastra. Kritik sastra  adalah bagian dari sastra non imajinatif  yang memperbincangkan tentang pemahaman , penghayatan, penafsiran dan penilaian terhadap karya sastra.  Teori sastra adalah bagian sastra non imajinatif  yang membicarakan pengertian – pengertiandasar tentang sastra, unsur-unsur yang membangun karya sastra, jenis-jenis sastra, dan perkembangan serta kerangka pemikiran para pakar tentang apa yang dinamakan sasatra. Sedangkan sejarah sastra ialah bagian sastra non imajinatif yang memperlihatkan perkembangan karya sastra, tokoh-tokohnya dan ciri-ciri dari masing-masing tahap perkembangan .[12]

Jenis sastra imajinatif adalah fiksi atau cerita rekaan yang bobot khayalinya lebih besar daripada cerita dalam biografi, otobiografi, sejarah atau memoar yang mendasarkan dirinya pada fakta atau realitas. Jenis prosa fiksi ini , baik dala sastra arab modern  terbagi  kedalam tiga genre yakni novel atau roman ( riwayah/hikayah/qissah),  dan novelette ( uqusiyah), dan drama ( masrahiyyah ) ketiga genre tersebut sebenarnya memiliki unsure-unsur fiksi yang sama, hanya takaran unsur-unsurnya berbeda dan tujuan penulisannya pun berbeda pula.[13]

 

LIAT KOMPUTER ASEP

Menurut  Nurgiyantoro Novel dalam bahasa inggris disebut novel,  dalam bahasa itali disebut novella dan dalam bahasa jerman disebut novelle, [14] dari ketiga pengertian diatas mengandung makna yang sama dalam istilah indonesia novelet yang berarti sebuah karya fiksi. Novel merupakan karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia, .[15] dari beberapa pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa novel adalah karangan yang panjang yang berbentuk prosa dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Novel ( Riwayah) dapat dibagi menjadi tiga golongan, yakni novel percintaan, novel petualangan, dan novel fantasi. Novel percintaan melibatkan peranan tokoh wanita dan pria secara imbang, bahkan kadang- kadang peranan wanita lebih dominan. Dam]lam jenis novel ini, hamper semua tema digarap. Sebagian besar novel termasuk jenis novel ini. Novel Laila Majnun yang lahir pada masa bani umayyah, tetapi ditulis oleh Syaikh Nizam 1188. Novel Majdulun al-Manfaluti dan zuqaq Midaq Najib Mahfuz pada masa modern bias dikategorikan novel jenis ini.

Novel petualangan sedikit sekali memasukkan peranan wanita. Jika wanita disebut dalam novel jenis ini, penggambarannya hamper stereotip dan kurang berperan. Jenis novel petualangan adalah bacaan kaum pria karena tokoh-tokoh didalamna prria dan dengan sendirrinya melibatkan banyak masalah dunia lelaki yang tidak  ada hubungannya dengan wanita. Meskipun dalam jenis novel petualangan ini sering ada percintaan, tetapi hanya bersifat sampingan belaka. Artinya , novel itu tidak semata-mata berbicara persoalan cinta. Novel serial aulad Hartina ( Anak-anak kampong kami) Najib Mahfuz.

Novel fantasi berbicara tentang hal-hal yang tidak realistis dan serba tidak mungkin dilihat dari pengalaman sehari-hari. Novel jenis ini mempergunakan karakter yang tidak realistis , setting dan plot yang juga tidak wajar untuk menyampaikan ide-ide penulis. Jenis novel ini mementingkan ide, konsep, dan gagasan sastrawannya yang hanya dapat jelas ketika diutaeakan dalam bentuk fantastic, artinya menyalahi hukum  empiris, hukum pengalaman sehari-hari. Conto novel fantasi adalah kalilah wa dimnah karya ibnu  muqaffa yang mengungkapkan simbolik binatang.

Jika berbicara  tentang kaitan antara sastra dan masyarakat  maka sudah pasti persoalan manusia itu banyak sekali yang dibahas di dalam novel,  sebagai gambaran dari perbuatan atau kehidupan sosial masyarakat sehari-hari. Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra. Jhonson mengatakan bahwa novel mempresentasikan suatu gambaran yang jauh lebih realistik mengenai kehidupan sosial. Ruang lingkup novel sangat memungkinkan untuk melukiskan situasi lewat kejadian atau peristiwa yang dijalin oleh pengarang atau melalui tokoh-tokohnya.[16]

 Salah satu novel yang membicarakan tentang sosial adalah novel Imarat Ya’qubyan,  alasan penulis menganalisis novel ini karena penulis novel terebut yaitu  Alaa al Aswany  merupakan seorang novelis yang juga berprofesi sebagai dokter gigi sekaligus politikus yang lahir di mesir pada tahun 1957. Alaa al-Aswany mendapatkan penghargaan sebagai 500 orang muslim paling berpengaruh didunia. tempat praktik pertamanya terletak di apartemen yacoubian. Novel Imarat Ya’qubyan merupakan novel keduanya  setelah Chicago,  yang telah di filmkan pada tahun 2006 dan telah diputar diberbagai festival film internasional terkemuka,  termasuk di jerman dan prancis  sudah diterjemahkan kedalam 20 bahasa diantaranya yaitu Inggris, Prancis,  Italia,  Spanyol, Jerman,  Belanda,  Swedia,  Turki,  Indonesia dan sebagainya. Novel Apartemen Yacoubian merupakan novel terjemahan bahasa arab yang berjudul “Imarat Ya’qubyan” sebuah novel yang berlatarkan sebuah kota bernama kairo,  mesir,  menceritakan kehidupan   para penghuni sebuah apartemen di  sudut kota kairo.  Selain kepawaian penulis mengajak para pembaca untuk hanyut dalam hiruk pikuk kota mesir yang penuh dengan tangan-tangan nakal. Novel ini juga menceritakan tentang perjuangan wanita – wanita mesir dalam melawan kemiskinan.

Novel ini mempunyai  latar penghuni  Apartemen Yacoubian akan tetapi didalam penulisannya sang penulis menghadirkan berbagai cerita yang kemudian berkembang dan saling berkaitan. Dari penggalan kata-kata diatas,  novel tersebut memliliki unsur-unsur yang penting dan menarik untuk diteliti,  diantaranya yaitu mengenai kehidupan wanita mesir yang bergulat dengan kemiskinan akibat revolusi mesir  yang memaksa wanita- wanita tersebut mengambil langkah langkah praktis untuk meenghasilkan pundi-pundi rupiah.

Pentingnya mengkaji pengaruh kemiskinan terhadap kehidupan wanita Mesir dalam novel Imarat Ya’qubyan adalah karena dalam novel ini  banyak sekali terkandung masalah-masalah sosial yang meliputi masalah social, perzinahan dan masih banyak permasalahan- permasalahn yang dialami kaum wanita mesir akibat kemiskinan..[17]penulis mencoba mengungkapkan pengaruh kemiskinan terhadap kehidupan wanita  Mesir yang terdapat dalam novel Imarat Ya’qubyan  dengan menggunakan kajian sastra feminis. Oleh karena itu judul daripenelitianini adalah

Pengaruh Kemiskinan Terhadap Perempuan Mesir : Kajian Sastra Feminis Terhadap Novel “Imarat Ya’qubyan “  Karya Alaa Al- Aswany

B.    . RUMUSAN  MASALAH

Penelitian ini dititik beratkan pada Pengaruh Kemiskinan Terhadap Perempuan Mesir : Kajian Sastra Feminis Terhadap Novel “Imarat Ya’qubyan Karya Alaa Al- Aswany Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah,  maka akan dirumuskan masalah pokok penelitian yang berkisar pada hal-hal sebagai berikut: 

1.       Bagaimana kehidupan wanita mesir yang terkandung dalam novel Imarat Ya’qubyan ?

2.       Bagaimana kehidupan ekonomi  wanita mesir yang terkandung dalam novel Imarat Ya’qubyan ?

3.       bagaimana pengaruh kemiskinan terhadap perempuan mesir yang terkandung dalam novel  imarat ya’qubyan

 

C.    TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.       Untuk menggambarkan dan menguraikan tentang kehidupan wanita yang terkandung dalam novel Imarat Ya’qubyan

2.       Untuk menggambarkan dan menguraikan kehidupan ekonomi yang terkandung dalam novel Imarat Ya’qubyan

3.       Untuk menggambarkan dan menguraikan pengaruh kemiskinan terhadap perempuan mesir yang terkandung dalam novel Imarat Ya’qubyan

4.       Memberikan gambaran tentang penelitian skripsi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.   Manfaat teoritis

Novel Imarat Ya’qubyan merupakan novel yang di tulis oleh seorang sastrawan terkenal mesir yaitu Alaa al Aswany yang merupakan novel Internasional best seller. Dengan memperoleh anugrah bestseller dari seluruh dunia sudah pasti novel ini merupakan novel yang sangat menarik ditinjau dari berbagai sisi. Karena alasan itulah penulis mencoba menelitinya.

Dengan demikian penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan bahasa dan sastra khususnya,  dan masukan yang memadai dan representative dalam khazanah budaya bangsa timur tengah

b.   Manfaat praktis

1.   Memperkaya pengkajian dan pengapresian karya sastra khususnya yang berbahasa arab.

2.   Memberikan informasi kepada pembaca tentang nilai-nilai sosial yang terkandung dalam novel Imarat Ya’qubyan.

3.   Ikut berpartisipasi dalam mengatasi kekurangan literatur yang membahas sosiologi sastra dalam karya sastra berbentuk kisah/novel.

4.   Sebagai sumbangan pemikiran pada masyarakat,  khususnya masyarakat akademik yang memiliki minat memperdalam ilmu sosiologi sastra dan pengaplikasiannya dalam karya sastra.

 

Tinjauan pustaka

Setelah penulis mencari  di perpustakaan maupun media online penulis belum menemukan sebuah penelitian baik itu skripsi, tesis dsb yang menganalisis tentang novel Imarat Ya’qubyan akan tetapi penulis menemukanbeberapa kajian yang menggunakan pendekatan ilmu sosiologi sastra diantaranya yaitu :

Pertama merupakan penelitian Andrey Pranata  tahun 2009 yang merupakan mahasiswa jurusan sastra arab Universitas Sumatra utara yang berjudul Novel Orang - orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastradalam penelitian ini,  penulis menggunakan teori sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode membaca heuristik dan hermeneutik  kelebihan dari skripsi ini adalah penulis mengungkapkan bagian penting dalam tubuh novel orang-orang proyek yaitu: latar,  alur,  penokohan,  dan tema. Sehingga penulis menguraikan kejadian-kejadian dengan sangat lugas dan jelas. Sedangkan kelemahannya adalah penulis lebihmenitik beratkan pada analisis struktural dibandingkan nilai sosialnya.[18]

Kedua yaitu sebuah karya ilmiah berupa skripsi yang ditulis oleh amraini sihotang tahun 2009 yang berjudul Analisis Konflik Sosial Dalam Novel Ma Wara’a Al-Nahri “Kesaksian Sang Penyair” (Pendekatan Sosiologi Sastra ) kelebihan skripsi ini penulis membagi sebuah konflik kedalam 4 jenis dan menjelaskannya secara lugas dan semua tokoh didalam novel tersebut yang mengambil andil.[19]

Ketiga Rahmat Kurnia 2003“Ideologi Politik Islam Dalam Novel Gadis Jakarta Karya Najib Kaelani ( Study Sosiologi Sastra)”. Metode yang digunakan yaitu analisis isi dan tujuannya adalah mengetahui ideologi politik islam dengan menelusuri motif alasan munculnya peristiwa dalam teks.

Keempat Muhammad Aji Ahdian “ Al-Ajnihah Al Mutakassirah Karya Khalil Gibran (Kajian Sosiologi Satra)” tahun 2007. Dalam penelitian ini penulis menggunakan kajian pustaka, identifikasi dan deskriptif dengan pendekatan sosiologi satra. skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor -faktor dan hubungan antara novel dan penulis.

Kelima Engkin Fatimah 2007 “Budaya Partiaki Dalam Novel Perempuan Di Titik Nol karya Nawal el - Sadawi (Kajian Sosiologi Satra)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya patriaki dan faktor pembentukannya. Metode yang digunakan adalah metode analisis isi

D.   KAJIAN  TEORI

E.     SISTEMATIKA PENULISAN

BAB II

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 



[1] Kamil sukron,  “teori kritik sastra arab klasik dan modern “, Jakarta: Rajawali pers, 2009

Hal 2- 3

[2] Jan Van Luxemburg Dkk, Pengantar Ilmu Sastra,  Terjemahan Oleh Dick Hartono, Jakarta,  Gramedia, 1992 Cet Vi. Hal 3-5

[3]Nyoman Kutha Ratna, 2010.Sastra Dan Cultural Studies”Yogyakarta:Pustaka Pelajar.Hal 4

[4]A. Teeuw. 1984. Sastra Dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Pustaka Jaya: Jakarta,  H.100

[5] Kamil sukron,  “teori kritik sastra arab klasik dan modern “, Jakarta: Rajawali pers, 2009 hal  5-6

[6] Kamil sukron,  “teori kritik sastra arab klasik dan modern “, Jakarta: Rajawali pers, 2009 Hal 6

[7]Nyoman Kutha Ratna, 2010.Sastra Dan Cultural Studies”Yogyakarta:Pustaka Pelajar.Hal 292

[8]. Nyoman Kutha Ratna, 2010.Sastra Dan Cultural Studies”Yogyakarta:Pustaka Pelajar Hal 15    

[9]Nyoman Kutha Ratna,  2011 “Paradigma Sosiologi Sastra” Yogyakarta:Pustaka Pelajar.Hal 11

[10] Kamil sukron,  “teori kritik sastra arab klasik dan modern “, Jakarta: Rajawali pers, 2009 Hal  7

[11] Kamil sukron,  “teori kritik sastra arab klasik dan modern “, Jakarta: Rajawali pers, 2009 Hal 36-37

[12] Kamil sukron,  “teori kritik sastra arab klasik dan modern “, Jakarta: Rajawali pers, 2009 Hal 39-40

[13] Kamil sukron,  “teori kritik sastra arab klasik dan modern “, Jakarta: Rajawali pers, 2009 Hal 40-41

[14]Burhannurgiyantoro, Teoripengkajianfiksi,  Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2010,  Cet Viii,  Hal.9

[15]Burhan nurgiyantoro, Teori pengkajian fiksi,  Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2010,  Cet Viii,  Hal 4

[16]Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra,  Yogyakarta: Pustaka Pelajar,   Edisi Revisi.  Hal 45-46

[17]Muhardi,  Hasanuddin W. S..2006 Prosedur Analisis Fiksi: Kajian Strukturalisme” Jakarta Citra Budaya Indonesia,  Hal 15

[18]Http://Repository.Usu.Ac.Id/Handle/123456789/13458 Selasa 20november 2012 Jam 14 : 31


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar

Introduction