Bab II
Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin
a.
Review
Dalam buku ini digambarkan secara jelas mengenai
perkembangan peradaban islam pada masa khulafaur rasidin. Hal ini dibuktikan
dengan adanya peta wilayah penyebaran agama islam pada masa itu. Sehingga
sebelum lebih jauh pembaca larut kedalam teori teori dan fakta sejarah. Pembaca
sudah mempunyai gambaran mengenai wilayah sehiugga saat pembaca membaca
penjelasan dan fakta sejarah akan lebih mudah dimengerti tanpa harus neraba- raba
lagi. Kelebihan lainnya pengarang selalu memberikan
review atau pengulangan materi pada awal bab sehingga para pembaca akan lebih
mudah mengingat-ingat tanpa harus membaca ulang.
b. Kritik
Dalam paragraph pertama terlalu singkat dan bagi pembaca
awam diharuskan memutar otak lebih dlam
lagi. Kemudian pada bagian peta pada halaman awal bab 2 masih menggunakan
bahasa inggris alangkah baiknya jika menggunakan bahasa Indonesia agar lebih
dimengerti bagi kalangan umum.
Dalam beberapa teori yang dikemukakan menurut hemat saya
masih banyajk yang hanya menjelaskan point point penting padahal alangkah bikn
ya jika lebih diperinci dan diselipkan beberapa cerita yang semakin menarik
pembaca dalam mempelajari sejarah.
Sub bab yang terkandung
dalam bab ini sangat lah ringkas sehingga pembaca harus ekstra aktif dalam
membaca buku ini. Dalam bebrapa sub bab ada beberapa istilah yang tidak
dijelaskan. Seperti :
Mu’akhah |
Lebih
baiknya lagi dijelaskan tentang contoh dll. |
Halaman
24 |
Siyasah
|
Walaupun
kata- kata syiasah tidak asing dikalangan ilmuan akan tetapi alangkah baiknya
jika diberi tanda kurung |
Halaman 27 |
Al-mu’ahadah |
Dalam
penulisan terdapat arti dalam bahasa indonesia . alangkah lebih baik jika
ditambahkan lagi contoh dan beberapa pembuktian. |
Halaman
31 |
As
sufara |
Begitu
juga dengan kata ini |
Halaman
31 |
Ta’min
al mab’utsin |
Begitu
juga dengan kata ini |
Halaman
31 |
Al-dakwah |
Dan
lain sebagainya |
|
c.
Perbandingan
Dalam sebuah halaman 25
paragraf terakhir terdaoat sebuah pernyataan yang sangat jelas sebenarnya akan
tetapi alangkah baiknya juka ditambahkan lagi dengan sebuah kejadian yang
sebenarnya atau lebih dijelaskan lagi bagaimana para pemimpin islam pada masa itu mencari pemimpin baru setelah nabi Muhammad
Saw wafat. Seperti yang telah dikutip dari beberapa penggal
paraghrap dalam bukunya badri yatim sejarah dan peradaban islam.
Sisi positifnya pembaca
lebih mengetahui dengan singkat dan lebih mudah dihafal hanya dari poin
pentingnya saja. berikut beberapa kutipannya.
Teks 1 Buku Perkembangan Dan Peradaban Dikawasan
Dunia Karya Ajid Thohir.
“Setelah nabi wafat di Madinah pada tahun 11 Hijriyah
(632 M), tugas-tugas agama dan kenegaraan diteruskan oleh para penggantinya (khulafa).
Empat khalifah dalam sejarah dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin, yang berarti
khalifah-khalifah yang terpercaya atau mendapat petunjuk, suatu gelar yang
berkaitan dengan kepemimpinan dan kapasitas mereka sebagai kepala negara dan
pemimpin agama dalam mempertahankan kemurnian ajaran agama Islam dalam aspek
kehidupan sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah saw. dalam mewujudkan
kemaslahatan ummah. “
Teks
kedua : Sejarah Peradaban Islam: dirasah Islamiah II karya badri yatimk
“
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW status sebagai Rasulullah tidak dapat
diganti oleh siapapun (khatami al-anbiya’ wa al-mursalin), tetapi kedudukan
beliau yang kedua sebagai pimpinan kaum muslimin mesti segera ada gantinya.
Orang itulah yang dinamakan “Khalifah” artinya yang menggantikan Nabi menjadi
kepala kaum muslimin (pimpinan komunitas Islam) dalam memberikan petunjuk ke
jalan yang benar dan melestarikan hukum-hukum Agama Islam. Dialah yang
menegakkan keadilan yang selalu berdiri diatas kebenaran.
Maka setelah
Nabi Muhammad SAW wafat, pemuka-pemuka Islam segera bermusyawarah
untuk mencari pengganti Rasulullah SAW.
Setelah terjadi perdebatan sengit antara kaum Anshar dan kaum
Muhajirin, akhirnya terpilihlah sahabat Abu Bakar sebagai Khalifah, artinya
pengganti Rasul SAW yang kemudian disingkat menjadi Khalifah atau Amirul
Mu’minin.
Keputusan
Rasulullah SAW yang tidak menunjuk penggantinya sebelum beliau wafat dan
menyerahkan pada forum musyawarah para sahabat merupakan produk budaya Islam
yang mengajarkan bagaimana cara
mengendalikan negara dan pemerintah
secara bijaksana dan demokratis. Terpilihnya
Abu Bakar sebagai Khalifah yang pertama dalam ketatanegaraan Islam merupakan
salah satu refleksi dari konsep politik Islam. “[1]
d. Saran
Buku ini sangat enak dibaca dan lebih mudah dipahami
dengan menggunakan beberapa pointer – pointer yang mudah diingat . dlam
beberapa bagian di jelaskan juga sub bab – sub bab seperti kegiatan kegiatan
hubungan antar Negara, sosial, politik dan ekonomi. Dimana penjelasan –
penjelasan ini sangat dibutuhkan oleh para pembaca jika ingin lebih memahami
mengenai khalafaur rashidin.
[1] Yatim Badri, Dr. (1997). Sejarah Peradaban Islam:
dirasah Islamiah II. Jakarta: Raja Grafindo Persada.h. 35.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar