Minggu, 29 Januari 2023 | By: namakuameliya

Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin

 

Bab II  Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin

a.   Review

Dalam buku ini digambarkan secara jelas mengenai perkembangan peradaban islam pada masa khulafaur rasidin. Hal ini dibuktikan dengan adanya peta wilayah penyebaran agama islam pada masa itu. Sehingga sebelum lebih jauh pembaca larut kedalam teori teori dan fakta sejarah. Pembaca sudah mempunyai gambaran mengenai wilayah sehiugga saat pembaca membaca penjelasan dan fakta sejarah akan lebih mudah dimengerti tanpa harus neraba- raba lagi. Kelebihan lainnya pengarang selalu memberikan review atau pengulangan materi pada awal bab sehingga para pembaca akan lebih mudah mengingat-ingat tanpa harus membaca ulang.

b.  Kritik

Dalam paragraph pertama terlalu singkat dan bagi pembaca awam  diharuskan memutar otak lebih dlam lagi. Kemudian pada bagian peta pada halaman awal bab 2 masih menggunakan bahasa inggris alangkah baiknya jika menggunakan bahasa Indonesia agar lebih dimengerti bagi kalangan umum.

Dalam beberapa teori yang dikemukakan menurut hemat saya masih banyajk yang hanya menjelaskan point point penting padahal alangkah bikn ya jika lebih diperinci dan diselipkan beberapa cerita yang semakin menarik pembaca dalam mempelajari sejarah.

Sub bab yang terkandung dalam bab ini sangat lah ringkas sehingga pembaca harus ekstra aktif dalam membaca buku ini. Dalam bebrapa sub bab ada beberapa istilah yang tidak dijelaskan. Seperti :

Mu’akhah

Lebih baiknya lagi dijelaskan tentang contoh dll.

Halaman 24

Siyasah

Walaupun kata- kata syiasah tidak asing dikalangan ilmuan akan tetapi alangkah baiknya jika diberi tanda kurung

Halaman  27

Al-mu’ahadah

Dalam penulisan terdapat arti dalam bahasa indonesia . alangkah lebih baik jika ditambahkan lagi contoh dan beberapa pembuktian.

Halaman 31

As sufara

Begitu juga dengan kata ini

Halaman 31

Ta’min al  mab’utsin

Begitu juga dengan kata ini

Halaman 31

Al-dakwah

Dan lain sebagainya

 

c.      Perbandingan

Dalam sebuah halaman 25 paragraf terakhir terdaoat sebuah pernyataan yang sangat jelas sebenarnya akan tetapi alangkah baiknya juka ditambahkan lagi dengan sebuah kejadian yang sebenarnya atau lebih dijelaskan lagi bagaimana para pemimpin islam pada masa itu  mencari pemimpin baru setelah nabi Muhammad Saw wafat. Seperti yang telah dikutip dari beberapa penggal paraghrap dalam bukunya badri yatim sejarah dan peradaban islam.

Sisi positifnya pembaca lebih mengetahui dengan singkat dan lebih mudah dihafal hanya dari poin pentingnya saja. berikut beberapa kutipannya.

Teks  1  Buku Perkembangan Dan Peradaban Dikawasan Dunia Karya Ajid Thohir.

“Setelah nabi wafat di Madinah pada tahun 11 Hijriyah (632 M), tugas-tugas agama dan kenegaraan diteruskan oleh para penggantinya (khulafa). Empat khalifah dalam sejarah dikenal dengan sebutan  Khulafaur Rasyidin, yang berarti khalifah-khalifah yang terpercaya atau mendapat petunjuk, suatu gelar yang berkaitan dengan kepemimpinan dan kapasitas mereka sebagai kepala negara dan pemimpin agama dalam mempertahankan kemurnian ajaran agama Islam dalam aspek kehidupan sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah saw. dalam mewujudkan kemaslahatan ummah. “

Teks kedua : Sejarah Peradaban Islam: dirasah Islamiah II  karya badri yatimk

“ Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW status sebagai Rasulullah tidak dapat diganti oleh siapapun (khatami al-anbiya’ wa al-mursalin), tetapi kedudukan beliau yang kedua sebagai pimpinan kaum muslimin mesti segera ada gantinya. Orang itulah yang dinamakan “Khalifah” artinya yang menggantikan Nabi menjadi kepala kaum muslimin (pimpinan komunitas Islam) dalam memberikan petunjuk ke jalan yang benar dan melestarikan hukum-hukum Agama Islam. Dialah yang menegakkan keadilan yang selalu berdiri diatas kebenaran.

Maka setelah Nabi Muhammad SAW wafat, pemuka-pemuka Islam segera bermusyawarah  untuk  mencari  pengganti  Rasulullah  SAW.  Setelah  terjadi  perdebatan sengit antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin, akhirnya terpilihlah sahabat Abu Bakar sebagai Khalifah, artinya pengganti Rasul SAW yang kemudian disingkat menjadi Khalifah atau Amirul Mu’minin.

Keputusan Rasulullah SAW yang tidak menunjuk penggantinya sebelum beliau wafat dan menyerahkan pada forum musyawarah para sahabat merupakan produk budaya Islam yang  mengajarkan   bagaimana  cara  mengendalikan   negara  dan   pemerintah   secara bijaksana dan demokratis. Terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah yang pertama dalam ketatanegaraan Islam merupakan salah satu refleksi dari konsep politik Islam.[1]

 

d.  Saran

Buku ini sangat enak dibaca dan lebih mudah dipahami dengan menggunakan beberapa pointer – pointer yang mudah diingat . dlam beberapa bagian di jelaskan juga sub bab – sub bab seperti kegiatan kegiatan hubungan antar Negara, sosial, politik dan ekonomi. Dimana penjelasan – penjelasan ini sangat dibutuhkan oleh para pembaca jika ingin lebih memahami mengenai khalafaur rashidin.

 



[1] Yatim Badri, Dr. (1997). Sejarah Peradaban Islam: dirasah Islamiah II. Jakarta: Raja Grafindo Persada.h. 35.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar

Introduction