Minggu, 29 Januari 2023 | By: namakuameliya

pendekatan analisis dan non analisis

 

Pendekatan adalah proses, perbuatan, atau cara mendekati(KBBI,1995). Pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan.

A. Pendekatan Analisis (المدخل التحليل)

            Pendekatan Analisis atau Analytical Approach juga dikenal dengan sebutan Formal Approach adalah pendekatan yang didasarkan pada seperangkat ungkapan-ungkapan dan asumsi-asumsi kebahasaan dan sosiolinguistics. Pendekatan ini menganggap pembelajaran bahasa sebagai suatu kegiatan rutin yang konvensional, dengan mengikuti cara-cara yang telah biasa dilakukan berdasarkan pengalaman.

         

  Menurutnya, pembelajaran dimulai dengan rumusan-rumusan teoritis kemudian diaplikasikan dengan contoh-contoh pemakaiannya, serta dengan jalan menjabarkannya. Pendekatan ini sering pula disebut dengan pendekatan informatif. Disebut demikian karena kecenderungannya menyampaikan informasi tentang bahasa tanpa memperdulikan pengetahuan praktis atau kemampuan berbahasa

Ciri-ciri Pendekatan Analisis:

ž  Berdasar pada kebahasaan.

ž  Didasarkan pada kajian-kajian ilmu sosial kebahasaan,semantik,proses bicara(speech act),discourse analysis, dan notions and funtions.

ž  Menuntut adanya needs analysis kebahasaan, metodologi kebahasaan modern, national syllabus.

ž  Mengharuskan penyiapan materi pengajaran baru serta strategi pengajaran baru.

ž  Sebagian besar pengikut pendekatan ini menetapkan bahasa yang disampaikan kepada siswa.

ž  Tidak berangkat dari prinsip-prinsip psikologi atau pendidikan dan menyerupai cognitive approach.

ž  Berharap adanya tambahan motivasi siswa ketika guru mencapai tuntutan kebahasaan siswa dan berusaha untuk memenuhinya.

Pendekatan formal dipakai dalam dua metode pembelajaran bahasa, yaitu terjemahan tatabahasa tatabahasa dan metode membaca.

a.Metode terjemahan tatabahasa mengutamakan pemberian pola-pola tatabahasa dengan menerjemahkan contoh-contoh pemakaiannya. Metode ini berkecenderungan menghasilkan lulusan yang tahu tentang bahasa, tetapi tidak berkemampuan untuk menggunakannya dalam berkomunikasi.

b.Metode membaca. Metode ini menggunakan bahasa tulis sebagai sarana belajar bahasa sehingga analisis dilakukan melalui teks bacaan yang akhirnya bisa menimbulkan kebosanan. Pelaksanaan metode ini mungkin saja lebih mudah, namun pada akhirnya dapat mengurangi motivasi karena peserta didik merasakan tidak ada gunanya. Kosa kata diajarkan dalam jumlah banyak tanpa menghiraukan kemampuan menggunakannya dalam berbagai bentuk dan situasi berbahasa

B. Pendekatan Non Analisis (المدخل غير  التحليل)

            Pendekatan Non Analisis atau Non Analytical Approach adalah pendekatan yang didasarkan pada konsep psycholinguistics dan konsep pendidikan.

Ciri-ciri Pendekatan Non Analisis:

ž  Didasarkan pada konsep psycholinguistics dan pendidikan bukan pada konsep-konsep kebahasaan.

ž  Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan global dan integrated naturalistic.

ž  Pengajaran bahasa berlangsung dalam situasi kehidupan alami. Dan difokuskan pada tema-tema yang berhubungan dengan kehidupan siswa dan aspek-aspek kehidupan manusia umumnya.

ž  Menuntut adanya persiapan materi pengajaran baru.

ž  Sulit menentukan bahasa yang disampaikan kepada siswa, sehingga pengajaran bahasa itu adalah merupakan latihan sungguhan bukan yang dibuat-buat.

ž  Didasarkan pada asumsi-asumsi khusus terhadap siswa dan difokuskan pada pemenuhan kesempatan pemerolehan bahasa bukan pembelajarannya.

ž  Motivasi siswa akan muncul disela-sela komunikasi dengan penutur bahasa dan bergabung dalam situasi komunikasi sungguhan.

Metode yang mungkin digunakan dalam pendekatan ini adalah:

            a.Metode langsung

            Pengajaran bahasa yang langsung menggunakan bahasa tersebut tanpa melakukan terjemahan dan tanpa mempersoalkan kaidah-kaidah tatabahasa.

            b.Metode pembatasan

            Pengajaran bahasa dengan jalan menggunakan langsung bahasa yang sedang dipelajari itu, tetapi dengan seleksi kosakata dan seleksi tatabahasa; yang ditekankan adalah unsur-unsur bahasa yang amat penting.

            c.Metode intensif

            Metode mengajar yang digunakan untuk jumlah peserta didik terbatas sehingga tubian(drill) dan pengulangan pengucapan kalimat lebih sering, dan perbaikan ucapan dapat dilakukan segera. Metode ini menuntut kemampuan belajar bahasa yang tinggi dengan motivasi yang tinggi pula.

            d.Metode audio-visual

            Metode audio-visual mengajarkan bahasa dengan memanfaatkan alat-alat pandang dengar, seperti video, kartu, tape-recorder, program televisi, sehingga pengajaran menjadi lebih hidup dan menarik. Kecenderungan metode ini adalah menghasilkan peserta didik yang berkemampuan dalam berbahasa lisan.

http://bahroinb.blogspot.co.id/2012/03/pendekatan-analisis-non-analisis.html

endekatan analisis (analytical approach)

 

Analytical approach juga di kenal dengan sebutan formal approach. Pendekatan ini didasarkan pada seperangkap ungkapan-ungkapan dan asumsi-asumsi kebahasaan dan sosolinguistics.

Di jelaskan oleh Stren yang dimuat dikitab talim al-arabiyah li ghairi al-nathiqiina biha karangan Thuaimiyah (1989) cirri-ciri pendekatan analisis sekaligus juga yang membedakan dengan pendekatan non analisis yaitu:

 

a)      Berdasar pada kebahasaan.

b)      Di dasarkan pada kajian-kajian ilmu social kebahasaan, simantik, proses bicara (speech act), discourse analysis, dan notions and functions.

c)      Menuntut adanya needs analysis kebahasaan, metodologi kebahasaan modern, national syllabus begitu juga program bertujuan husus.

d)     Mengharuskan penyiapan materi pengajaran baru serta strategi pengejaran baru.

e)      Sebagian besar pengikut pendekatan ini menetapkan bahasa yang disampaikan kepada siswa.

f)       Tidak berangkat dari prinsip-prinsip psikologi atau pendidikan dan menyerupai cognitive approve.

g)      Berharap adanya tambahan motivasi siswa ketika guru mencapai tuntutan kebahasaan siswa dan berusaha untuk memenuhinya.

 

 

2.      Pendekatan non analisis (non analytical approach )

 

non analytical approach di dasarkan pada konsep  psycolinguistics dan konsep pendidikan  bukan pada konsep kebahasaan.  Seperti  yang dijelaskan di pendekatan analisis  di pendekatan non analisis ini juga ada ciri-cirinya yang di terangkan oleh stren di kitap talim al-arabiyah li ghairi al-nathiqiina biha karangan Thuaimiyah (1989) adalah sebagai berikut:

 

a)      Didasarkan pada konsep psycholiguistics dan pendidikan bukan pada konsep kebahasaan.

b)       Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan global dan integrated naturalistic.

c)      Pengajaran bahasa berlangsung dalam situasi kehidupan alami. Dan difokuskan pada tema yang berhubungan dengan kehidupan siswa dan aspek-aspek kehidupan manusia umumnya.

d)     Menuntut adanya persiapan materi persiapan

e)      Sulit menentukan bahasa yang di sampaikan kepada siswa, sehingga pengajaran bahasa itu adalah merupakan latihan sungguhan bukan yang dibuat-buat.

f)       Di dasarkan pada asumsi-asumsi khusus terhadap siswa, dan difokuskan pada pemenuhan kesempatan pemerolehan bahasa bukan pembelajarannya.

g)      Motivasi siswa akan muncul di sela-sela komunikasi dengan penutur bahasa dan bergabung dalam situasi komunikasi sungguhan.

http://asheeva.blogspot.co.id/2011/05/pendekatan-anlisis-dan-non-analisis.html

  Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif dapat dikatakan dengan metode komunikatif,yang mempunyai pandangan tentang pengajaran bahasa yang komunikatif.  Pengajaran yang komunikatif artinya pengajaran yang dilandasi oleh teori komunikatif atau fungsi bahasa.

Tujuan pembelajaran berdasarkan pendekatan komunikatif adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikatif serta prosedur pengajaran keempat ketrampilan berbahasa seperti mendngar,berbicara, membaca dan menulis.  Teori tentang hakikat bahasa yang melandasi pendekatan komunikatif adalah teori yang menyatakan bahwa bahasa adalah alat untuk menyatakan fungsional atau komunikatif.

 

Pendekatan komunikatif berorientasi pada proses belajar mengajar bahasa yang berdasarkan pada tugas dan fungsi berkomunikasi. Prinsip dasar pendekatan komunikatif ialah:

1.  Materi harus terdiri dari bahasa sebagai alat komunikasi.

 2. Desain materi harus menekankan proses belajar mengajar dan bukan pokok bahasan.

3.  Materi harus memberi dorongan kepada pelajar untuk berkomunikasi secara wajar.[1]

Dalam pendekatan komunikatif, yang menjadi acuan adalah kebutuhan si terdidik dan fungsi bahasa. Pendekatan komunikatif berusaha membuat si terdidik memiliki kecakapan berbahasa. Dengan sendirinya, acuan pokok setiap unit pelajaran ialah fungsi bahasa dan bukan tata bahasa. Dengan kata lain, tata bahasa disajikan bukan sebagai tujuan akhir, akan tetapi sarana untuk melaksanakan maksud komunikasi.

Para penganut pendekatan komunkatif ini mengakui adanya tujuh fungsi dasar dari suatu bahasa, yaitu:

1.      Fungsi instrumental untuk mendapatkan sesuatu.

2.      Fungsi pengatur untuk mengatur tingkah laku orang lain.

3.      Fungsi intraksional untuk berinteraksi dengan orang lain.

4.      Fungsi personal atau pribadi untuk menyatakan makna dan perasaan pribadi.

5.      Fungsi heuristic atau penemuan sesuatu untuk belajar dan menarik suatu kesimpulan.

6.      Fungsi imajinatif untuk menciptakan sesuatu.

7.      Fungsi representasional untuk mengkomunikasikan informasi.[2]

Pandangan komunikatif tentang bahasa menyatakan bahwa bahasa adalah sistem untuk menyatakan makna serta mengadakan interaksi dan komunikasi. Struktur bahasa juga menunjukkan penggunaannya secara fungsional dan komunikatif.

Elemen yang dapat dianggap sebagai dasar teori belajar yaitu:

1.      Prinsip komunikasi nyata.

2.      Tugas yang bermakna.

3.      Kebermaknaan bahasa. Artinya semua kegiatan yang melibatkan komunikasi nyata, penyelesaian tugas yang bermakna serta penggunaan bahasa yang bermakna bagi pembelajar dan bukan ketika pola kalimat secara mekanis akan mendorong proses belajar dan pemerolehan bahasa.[3]

Oleh karena itu, tata bahasa bukanlah tujuan utama pengajaran bahasa. Penguasaan tata bahasa adalah sebagai syarat untuk bisa mencapai tujuan. Tujuan pengajaran bahasa memperoleh kemampuan komunikatif dengan bahasa secara efektif dan wajar.

Dalam pelaksanaan pendekatan komunikatif, ada ciri-ciri pelaksanaan pendekatan komunikatif sebagaimana yang diutarakan oleh Finochiaro dan Brumfit, adalah sebagai berikut:

1.      Makna merupakan hal yang penting.

2.      Percakapan atau dialog kalau digunakan harus berpusat di sekitar fungsi-fungsi komunikatif dan tidak dihalalkan atau diingat secara formal.

3.      Kontekstualisasi merupakan premis utama atau dasar pikiran pokok.

4.      Belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi.

5.      Komunikasi efektif sangat diidamkan.

6.      Latihan runtundapat diadakan tapi jangan sampai memberatkan.

7.      Ucapan yang dapat dipahami sangat dibutuhkan.

8.      Setiap sarana yang membantu para pembelajar diterima dengan baik dan harus disesuaikan dengan usia,minat dan seterusnya.

9.      Segala upaya untuk berkomunikasi dapat didorong sejak permulaan.

10.  Penggunaan bahasa asli seara bijaksana dapat diterima kalau memang diperlukan dan layak.

11.  Terjemahan dapat dipakai kalau diperlukan oleh siswa atau mereka memperoleh keuntungan.

12.  Membaca dan menulis dapat dimulai sejak dini, dari hari pertama kalau diinginkan.

13.  Sistem linguistik bahasa sasaran akan dapat dipelajari dengan sangat baik melalui proses pergumulan untuk berkomunikasi.

14.  Kompetensi komunikatif merupakan tujuan yang diidamkan (yaitu kemampuan menggunakan sistem linguistic secara efektif dan memadai).

15.  Variasi linguistic merupakansuatu konsepinti dalammateri dan metodelogi.

16.  Pengurutan ditentukan oleh perimbangan mengenai isi, fungsi atau makna yang menimbulkan minat.

17.  Guru menolong para pembelajar sedemikian rupa sehingga dapat mendorong mereka bekerja dengan bahasa.

18.  Bahasa diciptakan oleh individu kerap kali melalui proses coba-coba dan salah satutrial method.

19.  Kefasihan dan bahasa yang diterima merupakan tujuan utama, ketepatan nilai bukan dalam keabstrakan tetapi konteksnya.

20.  Para pembelajar diharapkan berinteraksi dengan orang lain, melalui kelompok atau pasangan secara lisan atau tulisan.

21.  Guru tidak dapat mengetahui secara tepat bahasa apa yang akan dipakaioleh pembelajar.

22.  Motivasi intrinsik dan minat terhadap apa yang dikomunikasian dengan bahasa itu akan muncul.[4]

Sedangkan Richard dan Rodgers mengungkapkan ciri-ciri penggunaan bahasa ini adalah:

1.      Bahasa adalah suatu sistem bagi ekspresi makna.

2.      Fungsi utama bahasa adalah untuk interaksi dan komunikasi.

3.      Struktur bahasa mencerminkan penggunaan fungsional dan komunikatif.

4.      Unit-unit dasar bahasa tidak hanya merupakan ciri-ciri gramatikal strukturnya, tetapi kategori-kategori makna fungsional dan komunkatif seperti dalam wacana.

Ada empat variabel yang digunakan sebagai kompetensi komunikatif, yaitu:

1.      Kompetensi strategic, mengacu pada strategi yang dipakai oleh para komunikator untuk memprakarsai, mengakhiri, memelihara, mereparasi dan mengarahkan komunikasi.

2.      Kompetensi wacana yang mengacu pada interpretasi unsure-unsur pesan pribadi, menyangkut antara hubungan dan cara menyatakan makna dalam hubungan keseluruhan wacana teks.

3.      Kompetensi gramatikal, mengacu pada kompetensi linguistic Chomsky dan “formally possible” Hymes,ini merupakan ranah kepasitas gramatikal dan leksikal.

4.      Kompetensi sosiolinguistik, mengacu pada  pemahaman konteks sosial tempat berlangsungnya komunikasi.[5]

Sedangkan prosedur pelaksanaan dan pengajaran komunikatif adalah sebagai berikut:

1.      Komunikasi sebanyak-banyaknya sesuai bahan ajar yang disediakan.

2.      Penyajian butir-butir linguistik terkodifikasi guna komunikasi efektif.

3.      Latihan jika diperlukan.

Dari prosedur diatas, maka pendekatan komunikatif memperlukan silabus, desain silabus yang sesuai dengan pendekatan ini adalah:

1.      Sesuai dengan kebutuhan siswa yang akan memakai materi tersebut.

2.      Menyajikan fungsi-fungsi bahasa yang diperlukan dan fungsi-fungsi tersebut disusun sesuai dengan kebutuhan.

3.      Menawarkan pola-pola bahasa untuk mengekspresikan atau melakukan fungsi.

4.      Membuat keseimbangan antara pengetahuan struktur bahasa yang telah dikuasai dengan kebutuhan fungsional siswa untuk menentukan penyajian materi.[6]

Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan pada pembelajaran bahasa arab, prinsip-prinsip tersebut adalah:

1.      Sebaiknya menggunakan teks-teks arab dari refrensi aslinya seperti surat kabar,majalah atau lainnya yang berbahasa murni.

2.      Latihan-latihan siswa sebaiknya dengan menggunakan bentuk-bentuk yang beragam dan model yang berbeda-beda untuk mengungkapkan satu makna.

3.      Memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa agar mengungkapkan kreativitas bahasanya dan pikiran-pikrannya dalam semua hal yang telah diketahuinya baik lewat pendengaran maupun bacaan.

4.      Sebaiknya latihan-latihan untuk menggunakan bahasa di dalam memahami konteks-konteks sosial.

5.      Peran guru dalam pendekatan komunkatif adalah mempermdah prosesbelajar dan sebagai fasilitator bagi siswa dalam menggunakan bahasa baik kosa kata maupun kalimat di dalam komunikasi yang hidup.

6.      Adanya kegiatan kebahasaan untuk menumbuhkan ketrampilan komunikasi.

7.      Mempersedikit penggunaan bahasa ibu serta memperbanyak penggunaan bahasa yang dipelajari (Arab) sebagai alat komunikasi antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa. Tidak hanya dalam menyampaikan materi pelajaran saja melainkan juga dalam percakapan di luar proses belajar mengajar sebagai proses belajar mengajar sebagai proses pembiasan.[7]

 

 

 

B.     Pendekatan Analitik

Pendekatan Analisis atau Analytical Approach  dikenal dengan sebutan Formal Approachyaitu pendekatan yang didasarkan pada seperangkat ungkapan-ungkapan dan asumsi-asumsi kebahasaan dan sosiolinguistics[8]. Pendekatan ini menganggap pembelajaran bahasa sebagai suatu kegiatan rutin yang konvensional, dengan mengikuti cara-cara yang telah biasa dilakukan berdasarkan pengalaman.

Menurut pendekatan analitik pembelajaran dimulai dengan rumusan-rumusan teoritis kemudian diaplikasikan dengan contoh-contoh pemakaiannya, serta dengan menjabarkannya. Pendekatan ini sering juga disebut dengan pendekatan informatif. Disebut demikian karena kecenderungannya menyampaikan informasi tentang bahasa tanpa memperdulikan pengetahuan praktis atau kemampuan berbahasa.

Ciri-ciri pendekatan analisis:

1.      Berdasarkan pada kebahasaan.

2.      Didasarkan pada kajian-kajian ilmu sosial kebahasaan, semantic proses bicara(speech act),discourse analysis, dan notions and funtions.

3.      Menuntut adanya needs analysis kebahasaan, metodelogi kebahasaan modern,national syllabus.

4.       Mengharuskan penyiapan materi pengajaran baru serta strategi pengajaran baru.

5.      Sebagian besar pengikut pendekatan ini menetapkan bahasa yang disampaikan kepada siswa.

6.      Tidak berangkat dari prinsip-prinsip psikologi atau pendidikan dan menyerupaicognitive approach.

7.       Berharap adanya tambahan motivasi siswa ketika guru mencapai tuntutan kebahasaan siswa dan berusaha untuk memenuhinya.[9]

Ketika mengguakan pendekatan analitik ini juga perlu pendekatan formal yang mempunyai dua metode pembelajaran bahasa, yaitu terjemahan tatabahasa dan metode membaca.

a.       Metode terjemahan tatabahasa mengutamakan pemberian pola-pola tatabahasa dengan menerjemahkan contoh-contoh pemakaiannya. Metode ini berkecenderungan menghasilkan lulusan yang tahu tentang bahasa, tetapi tidak berkemampuan untuk menggunakannya dalam berkomunikasi.

b.      Metode membaca.

Metode ini menggunakan bahasa tulis sebagai sarana belajar bahasa sehingga analisis dilakukan melalui teks bacaan yang akhirnya bisa menimbulkan kebosanan. Pelaksanaan metode ini mungkin saja lebih mudah, namun pada akhirnya dapat mengurangi motivasi karena peserta didik merasakan tidak ada gunanya. Kosa kata diajarkan dalam jumlah banyak tanpa menghiraukan kemampuan menggunakannya dalam berbagai bentuk dan situasi berbahasa.

 

C.    Pendekatan Nonanalitik

Pendekatan non analitik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1.      Didasarkan pada konsep pshycolinguistics dan pendidikan bukan pada konsep-konsep kebahasaan.

2.      Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan global dan integrated naturalistic

3.      Pengajaran bahasa berlangsung dalam situasi kehidupan alami. Dan difokuskan pada tema-tema yang berhubungan dengan kehidupan siswa dan aspek-aspek kehidupan manusia pada umunya.

4.      Menuntut adanya persiapan materi pengajaran baru.

5.      Sulit menetukan bahasa yang disampaikan kepada siswa, sehingga pengajaran bahasa itu adalah merupakan latihan sungguhan bukan yang dibuat-buat.

6.      Didasarkan pada asumsi-asumsi khusus terhadap siswa dan difokuskan pada pemenuhan kesempatan pemerolehan bahasa bukan pembelajarannya.

7.      Motivasi siswa akan muncul di sela-sela komunikasi dengan penutur bahasa dan bergabung dalam situasi komunikasi sungguhan.[10]

Metode yang dapat digunakan dalam pendekatan nonanalitik:

a.       Metode langsung.

Pengajaran bahasa yang langsung menggunakan bahasa tersebut tanpa melakukan terjemahan dan tanpa mempersoalkan kaidah-kaidah tatabahasa.

b.      Metode pembatasan

Pengajaran bahasa dengan jalan menggunakan langsung bahasa yang sedang dipelajari itu, tetapi dengan seleksi kosakata dan seleksi tatabahasa; yang ditekankan adalah unsur-unsur bahasa yang amat penting.

c.       Metode intensif

Metode mengajar yang digunakan untuk jumlah peserta didik terbatas sehingga tubian(drill) dan pengulangan pengucapan kalimat lebih sering, dan perbaikan ucapan dapat dilakukan segera. Metode ini menuntut kemampuan belajar bahasa yang tinggi dengan motivasi yang tinggi pula.

d.      Metode audio-visual

Metode audio-visual mengajarkan bahasa dengan memanfaatkan alat-alat pandang dengar, seperti video, kartu, tape-recorder, program televisi, sehingga pengajaran menjadi lebih hidup dan menarik. Kecenderungan metode ini adalah menghasilkan peserta didik yang berkemampuan dalam berbahasa lisan.[11]



[1] Sut Tri, Pendekatan Komunikatif Bahasa Indonesia, diakses dari http://www.pendekatan-komunikatif.html  pada tanggal 24 April 2013

[2] Bisri Musthofa, Metode dan Strategi Pembelajaran (Malang: UIN Maliki Press, 2012), h.16

[3] Ibid, h. 7

[4] Ibid, h. 19

[5] Wahab Rosyidi dan Mamluatul Ni’mah, Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Maliki, 2011), h. 46

[6] Ibid, h.53

[7] Bisri Musthofa, Metode dan Strategi Pembelajaran (Malang: UIN Maliki Press, 2012), h.21

[8]Firqotu Tsalisah, Pendekatan Analitik dan nonanalitik diakses dari http://www.pendekatan-analisis-non-analisis.html pada tanggal 22 April 2013

[9] Bisri Musthofa, Metode dan Strategi Pembelajaran (Malang: UIN Maliki Press, 2012), h.11

[10] Ibid, h.14

[11] Firqotu Tsalisah, Pendekatan Analitik dan nonanalitik diakses dari http://www.pendekatan-analisis-non-analisis.html pada tanggal 22 April 2013

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah suatu ilmu tentang metode-metode yang mengkaji bermacam-macam metode dalam pengajaran, keunggulan dan kelemahan, serta penerapan dari pengajaran-pengajaran bahasa Arab. Bahasa Arab sebagai bahasa kedua setelah bahasa kita, tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk mempelajarinya. Bahasa Arab adalah bahasa dunia yang sangat dianjurkan untuk dikuasai oleh anak didik kita. Seperti yang kita tahu, dalam mengkaji Al-Qur’an dan Hadits Nabi, kita harus menguasai ilmu gramatikal dan morfologi bahasa Arab.

Di Negara kita sudah banyak madrasah mulai dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi yang mengajarkan bahasa arab dalam pengembangan keilmuan. Namun seringkali kita lihat, beberapa sekolah yang masih memakai metode dan teknik pengajaran bahasa Arab yang kurang sesuai dengan standart pengajaran, sehingga tidak sedikit para pelajar yang merasa bosan dengan bahasa Arab, dikarenakan penyampaian pengajaran bahasa arab yang kurang menyenangkan, tidak efektif,  jauh dari kreatif dan inovatif. Sehingga para peserta didik menjadi bosan dengan bahasa arab.

Oleh karena itu, sebagai pengajar bahasa Arab yang memiliki kualifikasi dalam bidang keilmuan ini, kiranya perlu menguasai Metodologi Pengajaran, berikut pendekatan serta teknik-teknik yang harus disampaikan kepada peserta didik, supaya tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat dicapai dengan maksimal secara efektif dan efisien. Serta mampu membangkitkan kecintaan peserta didik terhadap pembelajaran bahasa arab

Dalam makalah ini, penulis akan membahas beberapa materi tentang metodologi pengajaran bahasa Arab, yaitu :

1.      Apakah pengertian Pendekatan dalam pengajaran bahasa Arab ?

2.      Apakah pengertian Metode dan penerapannya ?

3.      Apakah pengertian Teknik/Strategi dalam pengajaran bahasa Arab ?

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Pendekatan, Metode Dan Teknik

1.         Pengertian Pendekatan (Madkhal)

Dalam pengajaran bahasa, ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar mengajar bahasa. Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan metode yang telah dipilih.[1][1] Untuk lebih jelasnya, akan kami berikan suatu paparan tentang macam-macam pendekatan, diantaranya adalah :

1.      Pendekatan Humanistik (Humanistic Approach)

Yaitu sebuah pendekatan yang memberikan perhatian kepada pembelajar sebagai manusia, tidak menganggapnya sebagai benda yang merekam seperangkat pengetahuan. Pembelajaran bahasa menurut pendekatan ini adalah bertujuan mempererat hubungan antara manusia dengan berbagai ragam budaya dan pengalaman. Maka langkah pertama untuk merealisasikan tujuan hal itu adalah dengan memberikan kesempatan kepada pembelajar yang berbeda budaya dan pengalamannya itu untuk berdialog mengenai diri mereka.

Mengungkapkan perasaan mereka serta bergantian mengungkapkan berbagai hal mengenai diri mereka. Proses ini bisa memenuhi kebutuhan pembelajar untuk aktualisasi diri. Pendekatan ini tidak lebih didalamnya berisi seperangkat pesan-pesan yang mendorong agar proses pembelajaran lebih memberi perhatian pada siswa dan diberlakukan manusia (manusiakan siswa).[2][2]

 

 

2.      Pendekatan Teknik (Media-Based Approach)

Yaitu pendekatan yang didasarkan pada pemanfaatan media pembelajaran dan teknik-teknik pendidikan. Pendekatan ini berpendapat bahwa media dan teknik pembelajaran sangat berperan dalam menyampaikan pengalaman belajar serta bisa merubah pengalaman belajar menjadi pengalaman yang nyata (terindra).

Kesuksesan media dan teknik dan proses pengajaran berdampak pada munculnya orientasi baru pada bidang pengajran bahasa asing. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan cara untuk menjelaskan makna kata, terkib-terkib serta konsep-konsep budaya baru dengan menggunakan gambar-gambar, peta, lukisan, menghadirkan contoh yang nyata, kartun dan lain sebagainya yang bisa membantu memahamkan siswa tentang pesan-pesan kata bahasa asing. Namun ada beberapa kendala dalam pendekatan ini, diantaranya adalah kurangnya materi pembelajaran baik serta tingginya biaya yang harus dikeluarkan guru untuk menyiapkan media yang memenuhi standar yang diinginkan sesuai dengan jumlah pengguna.

3.      Pendekatan Analisis dan Non Analisis

Adapun perbedaan antara pendekatan analisis dan non analisis adalah sebagai berikut :

a)      Pendekatan Analisis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1.      Berdasarkan pada kebahasaan

2.      Didasarkan pada kajian-kajian ilmu sosial kebahasaan, semantik, dan proses bicara.

3.      Menurut adanya needs analysis kebahasaan dan metodologi kebahasaan modern.

4.      Mengharuskan penyiapan materi pengajaran baru serta strategi pengajaran baru.

b)      Pendekatan Non Analisis

Sedangkan pendekatan non analisis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a)      Didasarkan pada konsep psycholinguistic tokoh  pendidikan bukan pada konsep-konsep kebahasaan.

b)      pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan global dan integrated naturalistic.

c)      Didasarkan pada asumsi-asumsi khusus terhadap siswa, dan difokuskan pada pemenuhan kesempatan pemerolehan bahasa bukan pembelajarannya.[3][3]

4.      Pendekatan Komunikatif (Communicative approach)

Yaitu pengajaran bahasa secara konunikatif artinya pengajaran yang dilandasi oleh teori komunikatif atau fungsi bahasa. Menurut pendekatan ini tujuan pengajaran bahasa adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikatif serta prosedur pengajaran keempat ketrampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca serta menulis) yang mengakui interdepensi atau saling ketergantungan antara bahasa dan komunikasi. Teori tentang hakikat bahasa yang melandasi pendekatan komunikatif ini adalah teori  yang menyatakan bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan fungsional/komunikatif. Tujuan pengajaran bahasa adalah untuk menolong pembelajar mencapai kemampuan komunikatif.

2.         Pengertian Metode (Thariqah)

Metode secara umum adalah segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran, baik itu pengajaran matematika, kesenian, olahraga, ilmu alam dan lain sebagainya. Secara semantik, metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien. Maksud dari Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah cara atau jalan yang ditempuh bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran bahasa Arab agar mudah diterima, diserap, dan dikuasai oleh anak didik dengan baik dan menyenangkan. [4][4]

Sebelum kita membahas macam-macam metode terlebih dahulu disini disampaikan tentang hal yang harus dijadikan pertimbangan dalam penggunaan sebuah metode yaitu :

a.       Hendaknya metode yang akan digunakan sesuai dengan karakter siswa, tingkat perkembangan akalnya serta kondisi sosial yang melingkupi kehidupan mereka.

b.      Guru memperhatikan kaidah-kaidah umum dalam menyampaikan pelajaran seperti kaidah bertahap dari yang  mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit dan dari yang jelas ke yang membutuhkan interpretasi, serta dari yang konkrit ke yang bersifat abstrak.

c.       Bisa menciptakan situasi siswa yang kondusif sepanjang tahapan-tahapan pelajaran.

d.      Menumbuhkan konsentrasi dan motivasi serta membangkitkan sikap kreatif.[5][5]

Setelah kita membahas tentang hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode maka pembahasan kita selanjutnya adalah tentang metode-metode yang telah berkembang dalam pembelajaran, yaitu:

                            i.      Metode Nahwu wa tarjamah

Dari yang telah kita ketahui bahwa dalam penerapan metode ini banyak  menekankan pada penggunaan nahwu (tata bahasa) dan praktik penerjemahan dari bahasa dan ke dalam bahasa sasaran. Metode ini bahkan harus kita akui sebagai metode yang paling populer digunakan dalam pembelajaran bahasa baik di sekolah, pesantren maupun di perguruan tinggi.

                          ii.      Thariqah Mubassyaroh (Metode Langsung/Direct Method)

Metode ini lahir sebagai reaksi terhadap penggunaan metode nahwu wa tarjamah yang mengajarkan bahasa seperti bahasa yang mati. Dan sebelumnya sejak tahun 1850 telah banyak muncul propaganda yang menyampaikan agar menjadikan penajaran bahasa itu hidup menyenangkan dan efektif. Sehingga secara cepat lahirlah metode pembelajaran baru yang disebut dengan metode langsung.

                        iii.      Thariqah Sam’iyah Syafawiyah (Audio Lingual Method)

Metode ini sebagai respon bagi 2 hal penting pada tahun 50-an dan 60-an yaitu :1) studi bahasa yang dilakukan oleh ahli jiwa dan ahli bahasa terhadap bahasa-bahasa lisan Hindia diwilayah Amerika serikat, 2) perkembangan sarana komunikasi antar bangsa yang bisa mendekatkan jarak antara mereka dan adanya kebutuhan mempelajari bahasa asing tidak hanya digunakan untuk membenci tetapi untuk komunikasi langsung antar mereka. Kedua hal ini mendorong untuk melihat  kembali  fungsi bahasa yang tidak hanya untuk komunikasi bahasa lisan atau transfer budaya manusia, akan tetapi bahasa sebagai alat untuk merealisasikan komunikasi lisan.

                        iv.      Thariqah Qira’ah (Reading Method)

Metode ini lahir dari pemikiran para ahli pengajaran asing pada awal abad 20. Teori ini dipelopori oleh beberapa ahli pendidikan Inggris dan Amerika. Mereka perpendapat bahwa belajar membaca secara lancar jauh lebih penting bagi orang-orang yang belajar bahasa ketimbang berbicara. Karena mereka menganggap hal itu sebagai ketrampilan yang paling bermanfaat yang harus diperoleh dalam bahasa, tetapi juga karena hal itulah yang paling mudah.[6][6]

3.         Pengertian Teknik (Uslub)

Sebagaimana telah diketahui pada penjelasan sebelumnya tentang pendekatan dan metode, ketiganya adalah merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dalam proses pengajaran, maka setelah kita mengetahui pengertian masing-masing dari pengertian pendekatan dan pengertian metode, selanjutnya kita akan memahami pengertian teknik dalam pengajaran. Teknik pengajaran merupakan operasionalisasi metode. Karena itu, teknik pengajaran itu berupa rencana, aturan-aturan, langkah-langkah tersebut haruslah terkait erat dengan bingkai umumnya yaitu metode.

Pengaturan, penyusunan dan gaya mengajar sangat tergantung pada guru serta ketrampilan kepribadian guru dalam mengelola kelas, karena semua hal ini akan dipengaruhi oleh perbedaan situasi dan kondisi. Oleh sebab itu tidak bisa dikatakan bahwa ini adalah metode yang terbaik, ini adalah teknik yang terbaik yang cocok untuk segala situasi dan kondisi pengajaran. Perbedaan tujuan, materi, siswa serta perbedaan guru membutuhkan teknik/stategi yang berbeda dalam sebuah penerapan metode.[7][7]

Berikut ini adalah penjelasan seputar teknik/strategi pembelajaran yang meliputi empat ketrampilan bahasa.

1.      Teknik Pembelajaran Istima’ (Menyimak)

Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena istima’ adalah sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama dalam tahapan-tahapan kehidupannya. Melalui istima’ kita kenal mufrodat, bentuk-bentuk jumlah dan taraakib. Dan dengan istima’ pula kita bisa menguasai ketrampilan-ketrampilan bahasa yang lain yaitu kalam, qira’ah dan kitabah.

2.      Teknik Pembelajaran Kalam (Berbicara)

Kemampuan untuk menyusun kata-kata yang baik dan jelas mempunyai dampak yang besar dalam hidup manusia. Baik untuk mengungkapkan pikiran-pikiran atau memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Berbicara dengan bahasa asing merupakan ketrampilan dasar yang menjadi tujuan dari beberapa tujuan pengajaran bahasa. Sebagaimana bicara adalah sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain.

3.      Teknik Pembelajaran Qira’ah (Membaca)

Membaca merupakan materi terpenting di antara materi pelajaran. Oleh sebab itu membaca merupakan sarana yang utama untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa. Membaca adalah salah satu ketrampilan berbahasa yang tidak mudah dan sederhana, tidak sekedar membunyikan huruf-huruf atau kata-kata akan tetapi sebuah ketrampilan yang melibatkan berbagai kerja akal dan pikiran.

4.      Teknik pembelajaran kitabah (menulis)

Diantara ketrampilan-ketrampilan berbahasa, ketrampilan menulis adalah ketrampilan tertinggi dari empat ketrampilan berbahasa. Menulis merupakan salah satu sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang lainnya tidak terbatas oleh tempat  dan waktu.

Ø  Kemampuan menulis dengan tujuan yang benar

Ø  Memperbaiki khoth

Ø  Kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas dan detail.[8][8]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

KESIMPULAN

 

v  Pendekatan dalam proses pembelajaran adalah seperangkat asumsi-asumsi yang antara satu dengan yang lainnya saling terkait.

v  Sebaiknya dalam sebuah pembelajaran manusia/siswa (pembelajar) tidak hanya dijadikan benda (pendengar) saja, namun dijadikan sebagai pembelajar yang aktif tidak hanya merekam seperangkat pengetahuan.

v  Metode secara umum sangat penting dalam segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran. Karena metode bisa diberi arti sebagai pemilih, penyusun serta penyaji materi-materi yang akan disampaikan.

v  Pendekatan, metode dan teknik, ketiganya adalah merupakan rangkaian yang tidak terpisah dalam proses pengajaran.

http://ipank92.blogspot.co.id/2012/02/metode-pendekatan-dan-teknik-dalam.html


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar

Introduction