Dengan
bertitik tolak pada tahap perkambangan anak
usia sekolah dasar hal ini
menunjukkan bahwa mereka
memiliki karakteristik tersendiri
untuk berkembang secara optimal. Dimana dalam proses berpikir,
mereka belum dapat memisahkan dari
dunia konkret atau
hal-hal faktual sedangkan
perkembangan psikososial anak
usia sekolah dasar
masih berpijak pada
prinsip yang sama dimana mereka tidak dapat dipisahkan dari
hal-hal yang diamati karena mereka sudah
diharapkan pada dunia
pengetahuan. Pada usia ini mereka
masuk sekolah umum, proses
belajar mereka tidak
hanya terjadi di
lingkungan sekolah karena mereka sudah diperkenalkan dalam kehidupan
yang nyata di
dalam lingkungan masyarakat.
Sejalan dengan itu, Hyde & Bizar (Purta, 1991 ) mengemukakan tujuh prinsip
pembelajaran BAHASA ARAB yang
seyogianya dilaksanakan oleh
guru dalam mengembangkan
pembelajaraan, yaitu ;
Menyadari bahwa
skema kognitif ;
salah-konsep atau teori
– teori sosial yang dimiliki siswa senantiasa akan
dibawanya ke dalam kelas
Lebih memperhatikan
pada adanya sudut
pandang yang berbeda
– beda dari setiap siswa
Membantu siswa
mengekplor asi,
menggenerate, memantapkan,
mengeleborasi dan
merefleksi ide-ide pokok yang
terdapat di dalam konsep siswa
Merancang pembelajaran
yang bersifat inkuiri
sistematik yang mengaitkan dan
menjembatanai kesenjangan yang
terjadi antara konsep siswa
dengan konsep yang diharapkan kurikulim
Mempedomani
siswa dengan berbagai konsep –
konsep arahan atau mendorong siswa agar berhasil mencapai pengertian baru atau
dalam merestrukturisasi skematanya
Pengaruh Penerapan Metode Role Playing Terhdap
Motivasi Belajar Dan Keterampilan Sosial Siswa Pada Mata Pelajaran BAHASA ARAB
Melakukan tukar
pikiran dan proses
– proses metakognitif
sehingga siswa dapat melakukan refleksi terhadap proses yang terjadi
Mengelaborasi skemata mereka dengan membantunya
melihat kaitan – kaitan antara apa yang
telah mereka ketahui dalam bidang – bidang kajian dan permasalahan yang
terdapat dalam BAHASA ARAB
Berdasarkan alasan
tersebut, maka sangatlah
penting bagi para
pendidik dalam hal ini
guru agar melaksanakan
pembelaaran di kelas
perlu memahamikarakteristik materi,
peserta didik dan
metodologi pembelajaran terutama
yang berkaitan dengan
tujuan pembelajaran, sumber
dan media belajar,
sarana dan prasarana serta
penerapan pendekatan, model, dan metode pembelajaran sehingga dalam mengkonstruksikan wawasan
pengetahuan dan implementasinya dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas,
dan motivasi peserta didik. Pendapat tersebut mengandung pengertian
bahwa pembelajaran selain harus mampu memotivasi
siswa untuk aktif,
kreatif, dan inovatif, juga
harus berpusat pada siswa sehingga
disini peran guru
adalah sebagai fasilitator.
Guru sebagai fasilitator memiliki
peran yang sangat penting dalam pembelajaran, dalam hal ini guru harus
meningkatan kualitas belajar
bukan semata-mata aspek
metodologis dan teknis, akan tetapi mesti dikaji dalam antisipasi
pengembangan kemampuan keterampilan sosial dan dapat membangun motivasi
siswa dalam belajar. Sejalan dengan yang ungkapkan oleh Nu’man Somantri bahwa ” salah satu tantangan mendasar dalam
pembelajaran BAHASA ARAB dewasa ini adalah mencari strategi
proses pembelajaran inovatif
yang memungkinkan bagi peningkatan mutu
pendidikan BAHASA ARAB. Hal
ini dirasakan mendesak
seiring dengan perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin pesat
Metode pembelajaran
merupakan salah satu
komponen dalam sistem pembelajaran yang berperan dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi
dan disesuaikan dengan konsep yang akan diajarkan adalah
salah satu cara
agar pembelajaran lebih
efektif. Dalam penggunaan metode
pembelajaran guru juga harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Hal
ini disebabkan dalam proses belajar mengajar, tidak semua siswa mampu
berkonsentrasi dalam waktu
yang r elatif lama
dan pemahaman siswa terhadap
materi yang diberikan
berbeda-beda, ada yang
cepat, ada yang sedang dan ada pula yang lamban. Menurut
Schug, Todd dan Berry (Sunal 1993) bahwa ; Siswa menghendaki
pembelajaran yang bersifat
group projects, field trBahasa Arab, independent
work, less reading,
discussion, clear examples, students planning,
and challenging, learning
experiences, class activity, role
playing, dan simulation
Dalam
proses pembelajaran, guru
dituntut untuk menentukan
metode pembelajaran yang aktif,
efektif, kreatif dan
menyenangkan. Untuk itulah
guru harus memilih metode
yang sesuai dengan tuntutan tersebut.
Sebagai salah satu alternatif metode
pembelajaran yang dapat
dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut
adalah metode role
playing yang dapat
digunakan dalam pembelajaran BAHASA ARAB
untuk membantu siswa
dalam mencapai tujuan-
tujuan yang efektif.
Role
playing merupakan suatu metode pembelajaran
yang dapat memotivasi dan
meningkatkan keterampilan sosial
anak. Misalnya melalui metode ini siswa akan
merasa termotivasi dalam
pembelajaran BAHASA ARAB yang
katanya sarat dengan hapalan
ternyata bisa dilakukan
melalui kegiatan bermain
peran, selain itu keterampilan
sosial siswa akan meningkat melalui kegiatan bermain per an. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Desmita,
(2009:14) menyatakan bahwa : Salah satu
fungsi permainan sosial
dapat mengingkatkan perkembangan
sosial anak, khususnya
dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu peran, anak belajar
memahami orang lain dalam
peran-peran yang akan
ia mainkan dikemudian
hari setelah tumbuh menjadi
dewasa
Metode
role playing (bermain
peran) ini digunakan
apabila pelajaran dimaksudkan
untuk : (a)
menerangkan suatu peristiwa
yang di dalamnya menyangkut
orang banyak dan
berdasarkan pertimbangan didaktik
lebih baik didramatisasikan dari pada diceritakan, karena
akan jelas dan dapat dihayati oleh anak;
(b) melatih anak -anak agar mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial
psikologis dan (c) melatih anak dapat bergaul dan memberikan kemungkinan bagi
pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.
Melalui metode
role playing (bermain
peran) siswa diajak
untuk belajar memecahkan masalah pribadi, dengan bantuan
kelompok sosial yang anggotanya teman-temannya sendiri.
Dengan kata lain
metode ini berupaya
membantu individu melalui
proses kelompok sosial.
Melalui bermain peran,
para siswa mencoba mengeksploitasi masalah-masalah
hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya
didiskusikan dalam kelas.
Proses belajar dengan menggunakan metode
role playing (bermain
peran) diharapkan siswa
mampu menghayati tokoh yang dikehendaki, keberhasilan siswa dalam
menghayati peran itu akan menentukan
apakah proses pemahaman,
penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai berkembang.
Bruce
Joyce (2009:329) mengatakan esensi dari role playing sebagai berikut ; Keterlibatan siswa dalam situasi masalah yang
sebenarnya dan adanya keinginan memahami apa yang muncul dari keterlibatan maka
proses role playing bertujuan
untuk
(a) mengeksplorasi perasaan
siswa,
(b)
mentransfer dan mewujudkan
pandangan mengenai perilaku,
nilai, dan persepsi
siswa,
(c) mengembangkan
keter ampilan pemecahan
masalah dan tingkah
laku, dan
(d) mengeksplorasi materi
pelajaran dalam cara yang berbeda “
Berdasarkan
pada berbagai kajian tersebut di atas serta melihat permasalahan dan fenomena
yang terjadi terhadap
pembelajaran BAHASA ARAB di
sekolah dasar maka peneliti
akan melakukan kajian tentang pembelajaraan BAHASA ARAB
dengan menggunkan metode role playing
yang disesuaikan dengan karakteriatik
dan kebutuhan anak sebagai
prasyar at terbentuknya motivasi
belajar dan keterampilan
sosial anak. Oleh karena
itu peneliti mengajukan
judul penelitian tentang
“Pengaruh Penerapan Metode Role
Playing Terhadap Motivasi
Belajar dan Keterampilan Sosial Siswa pada Mata Pelajaran
BAHASA ARAB” ( Studi Quasi Experiment
terhadap Siswa Kelas III SDN 2 Jatianom Kecamatan Susukan Kabupaten
Cirebon).
Definisi
Operasional
Terdapat beberapa
istilah yang digunakan
baik dalam judul
maupun isi penelitian ini yang perlu diklarifikasi agar
diperoleh kesamaan persepsi, istilah- istilah
tersebut antara lain ;
1. Metode Role Playing (Bermain Peran).
Menurut Hamzah B.Uno
(2007 : 14) mengemukakan bahwa
bermain peran adalah suatu
model pembelajaraan sosial.
Dikatakan model pembelajaran sosial karena
pendekatan pembelajaran yang
termasuk dalam kategori
model pembelajaran sosial
lebih menekankan hubungan
individu dengan masyarakat atau orang lain. Model-model
dalam kategori pembelajaran
sosial difokuskan pada peningkatan
kemampuan individu dalam
berhubungan dengan orang
lain, terlibat dalam proses
yang demokratis dan
bekerja secara produktif
dalam masyarakat. dalam kegiatan role playing, anak akan melakukan
kegiatan berpura-pura atau bermain
imajiasi yang spontan
dan mandiri pada
saat anak menguji, menjernihkan, dan meningkatkan
pengalaman atas diri dan dunianya sendiri. Pada kegiatan ini, guru
mempersiapkan berbagai tokoh dan karakter dengan tujuan agar anak siswa
dapat mengembangkan potensi
dan kemampuannya untuk mengekpresikan melalui
peran tokoh/karakter yang
dimainkannya. Dengan demikan kegiatan
ini akan menarik
dan memotivasi anak
untuk mengaktualisasikan dan mengekpresikan dirinya
secara utuh. Adapun
langkah-langkah pembelajaran menggunakan
metode role playing
antara lain ;
(a)
Pemanasan, yaitu menyampaikan dan membahas situasi ;
(b)
Pemilihan peran ;
(c)
mengatur setting ;
(d)
menyiapkan pengamat ;
(e)
mengaplikasikan permainan ;
(f)
diskusi dan evaluasi ;
(g)
mengulang permainan ;
(h)
diskusi dan evaluasi ; dan
(i)
mengungkap pengalaman
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar