Minggu, 29 Januari 2023 | By: namakuameliya

tasmim

 

BAB I

PEMBAHASAN

 

Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah suatu ilmu tentang metode-metode yang mengkaji bermacam-macam metode dalam pengajaran, keunggulan dan kelemahan, serta penerapan dari pengajaran-pengajaran bahasa Arab. Bahasa Arab sebagai bahasa kedua setelah bahasa  , tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk mempelajarinya. Bahasa Arab adalah bahasa dunia yang sangat dianjurkan untuk dikuasai oleh anak didik  . Seperti yang   tahu, dalam mengkaji Al-Qur’an dan Hadits Nabi,   harus menguasai ilmu gramatikal dan morfologi bahasa Arab.

Di Negara  ini sudah banyak madrasah mulai dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi yang mengajarkan bahasa arab dalam pengembangan keilmuan. Namun seringkali  di lihat, beberapa sekolah yang masih memakai metode dan teknik pengajaran bahasa Arab yang kurang sesuai dengan standart pengajaran, sehingga tidak sedikit para pelajar yang merasa bosan dengan bahasa Arab, dikarenakan penyampaian pengajaran bahasa arab yang kurang menyenangkan, tidak efektif,  jauh dari kreatif dan inovatif. Sehingga para peserta didik menjadi bosan dengan bahasa arab.

Oleh karena itu, sebagai pengajar bahasa Arab yang memiliki kualifikasi dalam bidang keilmuan ini, kiranya perlu menguasai Metodologi Pengajaran, berikut pendekatan serta teknik-teknik yang harus disampaikan kepada peserta didik, supaya tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat dicapai dengan maksimal secara efektif dan efisien. Serta mampu membangkitkan kecintaan peserta didik terhadap pembelajaran bahasa arab

A.    Pengertian Pendekatan (Madkhal)

Dalam pengajaran bahasa, ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar mengajar bahasa. Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan metode yang telah dipilih. Pendekatan adalah proses, perbuatan, atau cara mendekati. Pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan.

B.    Pendekatan Analisis (المدخل التحليل)

            Pendekatan Analisis atau Analytical Approach juga dikenal dengan sebutan Formal Approach adalah pendekatan yang didasarkan pada seperangkat ungkapan-ungkapan dan asumsi-asumsi kebahasaan dan sosiolinguistics. Pendekatan ini menganggap pembelajaran bahasa sebagai suatu kegiatan rutin yang konvensional, dengan mengikuti cara-cara yang telah biasa dilakukan berdasarkan pengalaman.

Menurut pendekatan analitik pembelajaran dimulai dengan rumusan-rumusan teoritis kemudian diaplikasikan dengan contoh-contoh pemakaiannya, serta dengan menjabarkannya. Pendekatan ini sering juga disebut dengan pendekatan informatif. Disebut demikian karena kecenderungannya menyampaikan informasi tentang bahasa tanpa memperdulikan pengetahuan praktis atau kemampuan berbahasa.

  Menurutnya, pembelajaran dimulai dengan rumusan-rumusan teoritis kemudian diaplikasikan dengan contoh-contoh pemakaiannya, serta dengan jalan menjabarkannya. Pendekatan ini sering pula disebut dengan pendekatan informatif. Disebut demikian karena kecenderungannya menyampaikan informasi tentang bahasa tanpa memperdulikan pengetahuan praktis atau kemampuan berbahasa

Ciri-ciri Pendekatan Analisis:

a)      Berdasar pada kebahasaan.

b)     Didasarkan pada kajian-kajian ilmu sosial kebahasaan,semantik,proses bicara(speech act),discourse analysis, dan notions and funtions.

c)     Menuntut adanya needs analysis kebahasaan, metodologi kebahasaan modern, national syllabus.

d)     Mengharuskan penyiapan materi pengajaran baru serta strategi pengajaran baru.

e)     Sebagian besar pengikut pendekatan ini menetapkan bahasa yang disampaikan kepada siswa.

f)      Tidak berangkat dari prinsip-prinsip psikologi atau pendidikan dan menyerupai cognitive approach.

g)     Berharap adanya tambahan motivasi siswa ketika guru mencapai tuntutan kebahasaan siswa dan berusaha untuk memenuhinya.

Begitu juga yang dijelaskan oleh Stren yang dimuat di buku talim al-arabiyah li ghairi al-nathiqiina biha karangan Thuaimiyah yahun 1989 ciri-ciri pendekatan analisis sekaligus juga yang membedakan dengan pendekatan non analisis yaitu:

a)     Berdasar pada kebahasaan.

b)     Di dasarkan pada kajian-kajian ilmu social kebahasaan, simantik, proses bicara (speech act), discourse analysis, dan notions and functions.

c)     Menuntut adanya needs analysis kebahasaan, metodologi kebahasaan modern, national syllabus begitu juga program bertujuan husus.

d)     Mengharuskan penyiapan materi pengajaran baru serta strategi pengejaran baru.

e)     Sebagian besar pengikut pendekatan ini menetapkan bahasa yang disampaikan kepada siswa.

f)      Tidak berangkat dari prinsip-prinsip psikologi atau pendidikan dan menyerupai cognitive approve.

g)     Berharap adanya tambahan motivasi siswa ketika guru mencapai tuntutan kebahasaan siswa dan berusaha untuk memenuhinya.

Pendekatan formal dipakai dalam dua metode pembelajaran bahasa, yaitu terjemahan tata bahasa  dan metode membaca.

a.     Metode terjemahan tata bahasa (Nahwu wa tarjamah )

 

mengutamakan pemberian pola-pola tata bahasa dengan menerjemahkan contoh-contoh pemakaiannya. Metode ini cenderung menghasilkan lulusan yang tahu tentang bahasa, tetapi tidak berkemampuan untuk menggunakannya dalam berkomunikasi.  Dari yang telah   ketahui bahwa dalam penerapan metode ini banyak  menekankan pada penggunaan nahwu (tata bahasa) dan praktik penerjemahan dari bahasa dan ke dalam bahasa sasaran. Metode ini bahkan harus   akui sebagai metode yang paling populer digunakan dalam pembelajaran bahasa baik di sekolah, pesantren maupun di perguruan tinggi.

 

b.     Metode membaca (Thariqah Qira’ah).

 Metode ini menggunakan bahasa tulis sebagai sarana belajar bahasa sehingga analisis dilakukan melalui teks bacaan yang akhirnya bisa menimbulkan kebosanan. Pelaksanaan metode ini mungkin saja lebih mudah, namun pada akhirnya dapat mengurangi motivasi karena peserta didik merasakan tidak ada gunanya. Kosa kata diajarkan dalam jumlah banyak tanpa menghiraukan kemampuan menggunakannya dalam berbagai bentuk dan situasi berbahasa. Metode ini lahir dari pemikiran para ahli pengajaran asing pada awal abad 20.

Teori ini dipelopori oleh beberapa ahli pendidikan Inggris dan Amerika. Mereka perpendapat bahwa belajar membaca secara lancar jauh lebih penting bagi orang-orang yang belajar bahasa ketimbang berbicara. Karena mereka menganggap hal itu sebagai ketrampilan yang paling bermanfaat yang harus diperoleh dalam bahasa, tetapi juga karena hal itulah yang paling mudah. Membaca merupakan materi terpenting di antara materi pelajaran. Oleh sebab itu membaca merupakan sarana yang utama untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa.

Membaca adalah salah satu ketrampilan berbahasa yang tidak mudah dan sederhana, tidak sekedar membunyikan huruf-huruf atau kata-kata akan tetapi sebuah ketrampilan yang melibatkan berbagai kerja akal dan pikiran.

 

C.    Pendekatan Non Analisis (المدخل غير  التحليل)

            Pendekatan Non Analisis atau Non Analytical Approach adalah pendekatan yang didasarkan pada konsep psycholinguistics dan konsep pendidikan. non analytical approach di dasarkan pada konsep  psycolinguistics dan konsep pendidikan  bukan pada konsep kebahasaan.  Seperti  yang dijelaskan di pendekatan analisis  di pendekatan non analisis ini juga ada ciri-cirinya yang di terangkan oleh stren di  p talim al-arabiyah li ghairi al-nathiqiina biha karangan Thuaimiyah (1989) adalah sebagai berikut:

Ciri-ciri Pendekatan Non Analisis:

a.      Didasarkan pada konsep psycholinguistics dan pendidikan bukan pada konsep-konsep kebahasaan.

b.     Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan global dan integrated naturalistic.

c.      Pengajaran bahasa berlangsung dalam situasi kehidupan alami. Dan difokuskan pada tema-tema yang berhubungan dengan kehidupan siswa dan aspek-aspek kehidupan manusia umumnya.

d.     Menuntut adanya persiapan materi pengajaran baru.

e.      Sulit menentukan bahasa yang disampaikan kepada siswa, sehingga pengajaran bahasa itu adalah merupakan latihan sungguhan bukan yang dibuat-buat.

f.      Didasarkan pada asumsi-asumsi khusus terhadap siswa dan difokuskan pada pemenuhan kesempatan pemerolehan bahasa bukan pembelajarannya.

g.     Motivasi siswa akan muncul disela-sela komunikasi dengan penutur bahasa dan bergabung dalam situasi komunikasi sungguhan.

Metode yang mungkin digunakan dalam pendekatan ini adalah:

a)     Metode langsung (Thariqah Mubassyaroh)

            Pengajaran bahasa yang langsung menggunakan bahasa tersebut tanpa melakukan terjemahan dan tanpa mempersoalkan kaidah-kaidah tata bahasa. Metode ini lahir sebagai reaksi terhadap penggunaan metode nahwu wa tarjamah yang mengajarkan bahasa seperti bahasa yang mati. Dan sebelumnya sejak tahun 1850 telah banyak muncul propaganda yang menyampaikan agar menjadikan penajaran bahasa itu hidup menyenangkan dan efektif. Sehingga secara cepat lahirlah metode pembelajaran baru yang disebut dengan metode langsung.

 

 

b)    Metode pembatasan

            Pengajaran bahasa dengan jalan menggunakan langsung bahasa yang sedang dipelajari itu, tetapi dengan seleksi kosakata dan seleksi tata bahasa; yang ditekankan adalah unsur-unsur bahasa yang amat penting.

c)     Metode intensif

            Metode mengajar yang digunakan untuk jumlah peserta didik terbatas sehingga tubian(drill) dan pengulangan pengucapan kalimat lebih sering, dan perbaikan ucapan dapat dilakukan segera. Metode ini menuntut kemampuan belajar bahasa yang tinggi dengan motivasi yang tinggi pula.

d)     Metode audio-visual

            Metode audio-visual mengajarkan bahasa dengan memanfaatkan alat-alat pandang dengar, seperti video, kartu, tape-recorder, program televisi, sehingga pengajaran menjadi lebih hidup dan menarik. Kecenderungan metode ini adalah menghasilkan peserta didik yang berkemampuan dalam berbahasa lisan. Metode ini sebagai respon bagi 2 hal penting pada tahun 50-an dan 60-an yaitu :1) studi bahasa yang dilakukan oleh ahli jiwa dan ahli bahasa terhadap bahasa-bahasa lisan Hindia diwilayah Amerika serikat, 2) perkembangan sarana komunikasi antar bangsa yang bisa mendekatkan jarak antara mereka dan adanya kebutuhan mempelajari bahasa asing tidak hanya digunakan untuk membenci tetapi untuk komunikasi langsung antar mereka. Kedua hal ini mendorong untuk melihat  kembali  fungsi bahasa yang tidak hanya untuk komunikasi bahasa lisan atau transfer budaya manusia, akan tetapi bahasa sebagai alat untuk merealisasikan komunikasi lisan.

D.    PERBEDAAN PENDEKATAN ANALISIS DAN NON ANALISIS

Adapun perbedaan antara pendekatan analisis dan non analisis adalah sebagai berikut :

a)          Pendekatan Analisis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a.      Berdasarkan pada kebahasaan

b.     Didasarkan pada kajian-kajian ilmu sosial kebahasaan, semantik, dan proses bicara.

c.      Menurut adanya needs analysis kebahasaan dan metodologi kebahasaan modern.

d.     Mengharuskan penyiapan materi pengajaran baru serta strategi pengajaran baru.

b)      Pendekatan Non Analisis

Sedangkan pendekatan non analisis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a.              Didasarkan pada konsep psycholinguistic tokoh  pendidikan bukan pada konsep-konsep kebahasaan.

b.               pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan global dan integrated naturalistic.

c.              Didasarkan pada asumsi-asumsi khusus terhadap siswa, dan difokuskan pada pemenuhan kesempatan pemerolehan bahasa bukan pembelajarannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KESIMPULAN

Pendekatan dalam proses pembelajaran adalah seperangkat asumsi-asumsi yang antara satu dengan yang lainnya saling terkait. Sebaiknya dalam sebuah pembelajaran manusia/siswa (pembelajar) tidak hanya dijadikan benda (pendengar) saja, namun dijadikan sebagai pembelajar yang aktif tidak hanya merekam seperangkat pengetahuan.  Metode secara umum sangat penting dalam segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran. Karena metode bisa diberi arti sebagai pemilih, penyusun serta penyaji materi-materi yang akan disampaikan Pendekatan, metode dan teknik, ketiganya adalah merupakan rangkaian yang tidak terpisah dalam proses pengajaran.

Pendekatan analitik dan non analitik merupakan beberapa pendekatan dalam pembelajaran bahasa arab yang memudahkan bagi para pengajar untuk mengajarkan Bahsa Arab Pada siswa lebih Efektif .

Pendekatan Analisis atau Analytical Approach  dikenal dengan sebutan Formal Approach yaitu pendekatan yang didasarkan pada seperangkat ungkapan-ungkapan dan asumsi-asumsi kebahasaan dan sosiolinguistics[8]. Pendekatan ini menganggap pembelajaran bahasa sebagai suatu kegiatan rutin yang konvensional, dengan mengikuti cara-cara yang telah biasa dilakukan berdasarkan pengalaman

Pendekatan Non Analisis atau Non Analytical Approach adalah pendekatan yang didasarkan pada konsep psycholinguistics dan konsep pendidikan. non analytical approach di dasarkan pada konsep  psycolinguistics dan konsep pendidikan  bukan pada konsep kebahasaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Ipank “ metode pendekatan dan teknik dalam pembelajaran “ diunduh tanggal 15 mei 2015 di http://ipank92.blogspot.co.id/2012/02/metode-pendekatan-dan-teknik-dalam.html

Bahroin “ pendekatan analisis dan non analisis “  diundunh pada tanggal 15 mei 2015 di http://bahroinb.blogspot.co.id/2012/03/pendekatan-analisis-non-analisis.html

Sut Tri, Pendekatan Komunikatif Bahasa Indonesia, diakses dari http://www.pendekatan-komunikatif.html  pada tanggal 24 April 2013

Wahab Rosyidi dan Mamluatul Ni’mah, Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Maliki, 2011),

 Bisri Musthofa, Metode dan Strategi Pembelajaran (Malang: UIN Maliki Press, 2012),

Firqotu Tsalisah, Pendekatan Analitik dan nonanalitik diakses dari http://www.pendekatan-analisis-non-analisis.html pada tanggal 15 mei 2015


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar

Introduction